bab 1

65 6 1
                                    

02 September 2017, pukul 22.00 Wib. Wanita itu duduk di balkon kedai kopi yang ada di daerah Jakarta. Ia duduk dilantai atas sembari menikmati kopi matcha latte kesukaannya. Kedai kopi itu menjadi tempat favoritnya semenjak wanita itu menginjak usia dewasa. Diumurnya yang udah enggak muda lagi tentunya. Dia menjadi lebih baik sering menongkrong di kedai kopi itu sembari menatap langit dan menanti secercah harapan.

Aisha Bamasroe Wiananda, adalah salah satu perempuan yang mulai pembelajarannya di sekolah SMA ini. Ya, dia bersekolah di SMA Angkasa Muda. Ia mulai menduduki bangku kelas 11 jurusan Ipa.

" Pak, jadi jemput Aisha kan nanti? " tanya Aisha pada Pak Herman supir pribadi sekolahnya itu.

Pak Herman adalah supir pribadi dikeluarga Aisha. Pak Herman sudah bekerja selama 10 tahun dan sudah dianggap seperti papa kedua setelah papa kandung Aisha. Bagi Aisha Pak Herman sudah menjadi tempat curhatannya, sehari-hari saat berangkat sekolah. Tentunya, Pak Herman sudah menganggap Aisha seperti anaknya sendiri, walaupun dibilang sudah ada keluarga.

" Iya jadi non, kalo nyonya enggak minta saya suruh ke pasar " kata Pak Herman.

" Yauda ntar kabari Aisha aja, kalo emang enggak bisa " kata Aisha pada supirnya itu.

Pagi hari Aisha berangkat dengan diantar oleh Pak Herman. Rumah Aisha emang tidak terlalu dekat dan tidak juga jauh. Hanya butuh sekitar setengah jam lebih. Jadi Aisha masih bisa bersantai di mobil sambil menikmati lagu-lagu kesukaannya yang setiap pagi ia putar sewaktu berangkat sekolah.

Setibanya disekolah...

" Pak, Aisha masuk dulu ya, ntar jangan lupa jemput ya. Kalo emang nggak jadi, ntar Aisha kabarin deh " kata Aisha pada supirnya itu sambil melangkahkan kaki nya memasuki gerbang sekolah.

" Iya non, hati-hati ya. Jangan galau terus " teriak Pak Herman pada Aisha sembari tersenyum melihat Aisha yang kini kian tumbuh besar.

Aisha adalah anak ke 2 dari dua bersaudara. Ia memiliki kakak laki-laki bernama  Rasya. Rasya dan Aisha adalah anak dari Purnomo dan Winarni. Kedua orang tua mereka sama-sama bekerja sehingga lebih jarang bertemu dan berkumpul. Namun, keluarga Aisha tetap menjalin hubungan yang harmonis. Papa Aisha bekerja sebagai TNI Angkatan Darat. Papanya selalu sibuk dengan tugas negaranya. Namun papa Aisha tetap mengawasi Aisha sedemikian rupa ia menjaga putri kesayangannnya itu.

Mama Aisha bekerja sebagai pegawai Bank di daerah Jakarta. Sedangkan mama Aisha satu ini sangatlah cerewet terhadap Aisha dan Rasya. Entah itu tentang permasalahan sekolah ataupun kisah cinta keduanya.

Disekolah Aisha..

" Aishaaa!! ", teriak Abel sahabat karib Aisha.

Abel adalah sahabat dekat Aisha sejak dari mereka berdua SMP. Terdengar sangat dekat bukan hubungan pertemanan mereka? Tentunya..

" Apa sih Bel, pagi-pagi gini udah bikin ribut aja? ", ucap Aisha dengan nada lesunya.

" Kamu tau enggak Sha, ada berita baru loh " sahut Abel tak kalah senang.

" Ada apa emang? Muka kamu kok pada sumringah gitu, anak-anak yang lain juga pada ngomongin apa sih, serius banget kayaknya " tanya Aisha sedikit penasaran.

" Gini nih, kalo ketinggalan jaman. Mangkannya sering-sering nyari informasi. Kerjaannya galau mulu dirumah. Enggak bosen apa? " ledek Abel pada Aisha yang menyebalkan.

" Apaan sih, cepetan ngomong. Kalo enggak aku tinggal nih " sahut Aisha.

" Iya-iya yailah kamu mah gitu sha, enggak pernah peduli. Nyebelin tau nggak " ucap Abel malas.

" Jadi hari ini itu ada anak baru katanya pindahan dari Bogor. Banyak yang bilang ganteng sih. " ucap Abel.

" Anak baru? Siapa emg? Se ganteng apa? Kok kalian segitu bahagianya? " tanya Aisha semakin penasaran.

Arga, Aisha, Dan Luka. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang