bab 2

32 3 0
                                    

Setelah mereka berdua meninggalkan kawasan taman hiburan itu.
Arga mengantarkan Aisha untuk pulang kerumahnya.

Diperjalanan mereka sempat mengobrol sedikit. Membuat perbincangan itu menjadi rasa yang semakin terlihat diantara mereka berdua.

Benar, tidak asing diantara mereka berdua. Mereka sama-sama terlihat mengenal satu sama lain. Namun belum juga memperlihatkan bagaimana cara mereka untuk membuka rasa.

" Ga, emang kamu dulu pernah jalan sama cewek? ", tanya Aisha secara tiba-tiba.
Membuat Arga kaget, dan langsung memberhentikan motornya secara mendadak.

Helm mereka berdua pun terbentur. Untungnya masih ada pelindung kepala mereka berdua. Kalo tidak, ya mereka berdua akan sama-sama terbentur kepala.

" Aduh Argaa! Sakitt.. Bisa nggak sih bawa motornya itu pelan-pelan. " ketus Aisha sedikit marah. Karena melihat Arga yang tiba-tiba memberhentikan laju motornya secara mendadak.

" Eh maaf Sha, enggak sengaja. Reflek tadi, waktu kamu bilang pernah jalan sama cewek. " jawab Arga agak sedikit kebingungan.

" Yauda fokus aja nyetirnya " pasrah Aisha pada Arga.

Selepas keheningan tadi yang membuat mereka canggung. Akhirnya Arga berusaha terlihat biasa saja.

" Emang kenapa? Kalo aku pernah jalan sama cewe? "

" Iya gapapa, kaget aja. Ya, pasti pernah lah bego ", jelas Arga sedikit gugup.

" Oh gitu. ", singkat Aisha.

Ada apa dengan Arga sebenarnya. Membuat Aisha semakin penasaran dengan Arga. Karena baginya yang ada dipikirannya hanyalah satu pertanyaan

kenapa Arga kaget dan harus seperti itu. Padahal kan seharusnya ia biasa saja. Kalo memang sudah pernah jalan dengan cewek lain.

Sesampainya dirumah Aisha ..

" Ga, gamau mampir dulu ? ", tawar Aisha.

" Enggak deh kapan-kapan aja ", jawabnya sedikit malu.

" Udah ayok sini masuk, enggak usah sok malu deh. Biasanya juga malu-maluin " ketus Aisha pada Arga.

" Apaan sih Sha, kapan coba aku malu-maluin kamu. Yang ada kamu godain aku " kekeh Arga.

" Idihh, mana ada. Yang ada tuh kamu gangguin aja. Sebel deh.. ", ketus Aisha sambil memanyunkan bibir mungilnya.

" Enggak usah sok jelek, udah cantik pake dijelek-jelekin segala " godanya lagi.

" Argaaaaaa!!, selaluuu .. ", Aisha semakin cemberut.

Tak lama mereka berbincang berdebat entah karena apa. Rasya ,kakak Aisha pun tiba-tiba keluar dari gerbang pintu rumah Aisha.

" Loh, kok nggak diajak masuk Sha, kebiasaan. " kata Rasya.

" Apaan sih bang, orang juga baru mau masuk. Dianya tuh yang enggak mau diajak masuk " sambil menunjuk wajah Arga yang daritadi membuatnya kesal.

" Eh bang, saya Arga temen Aisha di SMA. " sambil berjabat tangan dengan Rasya.

" Oalah iya, aku kakaknya Aisha.Rasya..." sambil memberi senyum dan berjabat tangan dengan Arga.

" Yaudah masuk dulu aja, ngobrol di dalem lebih santai ", ajak Rasya pada Arga.

" Iya hehehe makasih bang " mengikuti langkah masuk Rasya dan Aisha.

Arga duduk diruang tamu Aisha. Keluarga Aisha dibilang sangat ramah dan baik. Tidak mewah, namun sederhana. Meskipun rumahnya terlihat mewah,sikap dan pendirian Aisha terlihat sangat lugu dan sederhana. Begitupula abangnya, Rasya.

Arga, Aisha, Dan Luka. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang