bab 11

6 1 0
                                    

Keesokan paginya..

" Sha, bangun Arga sudah menunggumu dibawa. " Rasya menepuk pipi Aisha supaya ia segera bangun.

Aisha terlihat sangat ngantuk, wajahnya terlihat sangat lelah.

Ia terbangun dan memejamkan mata sekali lagi sambil berbisik pelan

" Iya bang, sebentar " suaranya berubah menjadi sangat berat dan serak. Bibirnya kering, matanya terlihat bengkak seperti habis menangis.

Rasya yang melihatnya langsung menyentuh dahi Aisha.
Benar, Aisha demam..

Rasya terlihat panik ia langsung buru-buru turun ke bawah, lalu memanggil Arga.

Mereka berdua membawa Aisha kerumah sakit menggunakan mobil Rasya.

Mama Aisha yang tadinya sudah berangkat ke kantor, kini ia segera ke rumah sakit. Mendengar kabar dari Arga karena Aisha demam.

Sesampainya dirumah sakit, Aisha langsung dibawa ke ruang UGD.

Arga dan Rasya menunggu diluar. Terlihat dari jauh, mama Aisha sedang berjalan menuju kearah nya.

" Mama " panggil Rasya

" Gimana Aisha Ga? Mama khawatir kok bisa sampe sakit dia? Habis ngapain? " mama Aisha yang bertanya-tanya tumben sekali Aisha sakit seperti ini. Biasanya ia tidak begini. Rasa khawatir yang membuat mamanya sedih.

" Udah ma,  Aisha kuat. Dia nggak bakal kenapa-napa. " Rasya sembari menenangkan mama nya yang sedang khawatir tidak karuan. Pikirannya kemana-mana.

" Gak bakal kenapa-napa gimana. Dia gak biasa gitu lo Sya. Mama ini khawatir, pikiran mama jadi nggak enak " mama nya terlihat sedih. Air matanya mulai berjatuhan.

" Mama ini lo ndak pernah lihat Aisha sampai seperti ini Sya. " tambah mama nya. Lagi-lagi ia menangis.

" Sudah ma, mama jangan mikir yang aneh-aneh deh. Aisha kuat ma, Rasya yakin deh. " memeluk ibunya yang terlihat sangat khawatir dan sedih.

Arga yang melihat mama Aisha terlihat sangat khawatir. Ia berjalan mendekat kearah mama Aisha.

" Tante " panggil Arga

" Iya, ada apa? " tanya nya.

" Maafin Arga tante, kemarin malam. Arga yang ajak Aisha jalan-jalan. Terus Aisha kedinginan. Lupa bawain dia jaket " kata Arga merasa bersalah. Dan memohon maaf kepada mama Aisha.

" Iya ndak apa-apa, lain kali jagain Aisha dengan baik ya. Tante ndak mau kalau seperti ini lagi. Dia kasihan, anak tante yang paling tante sayang " ucap mama Aisha lalu tersenyum. Membenarkan senyuman, bahwa ia memaafkan Arga.

" Oh, jadi Rasya nggak mama sayang selama ini? " Rasya yang tiba-tiba menyahut. Ia merasa tidak adil baginya jika mamanya berkata seperti itu.

Rasya yang berusaha mencairkan suasana agar tidak terlau sedih.
Ia mencoba untuk membuat hal-hal lucu.

" Ya sayang lah, cuma kan.. " belum sampai mama nya selesai berbicara. Rasya sudah memotongnya lebih dulu

" Cuma apa? Cuma Aisha yang mama sayang? Ah mamaa.." Rasya ngambek dan memanyunkan bibirnya yang imut itu.

" Nggak gitu Sya, udah deh. Jangan toh kaya anak kecil. Ndak mau ah mama. Semua sama, mama sayang. " jelas mama nya dengan logat jawa nya itu.

Benar mama Aisha berasal dari Jogja. Jadi ya, jawa nya terlihat sangat ciri khas. Hanya saja mereka tinggal di daerah Jakarta.

Dokter pun keluar dari ruang UGD.

" Gimana dok, keadaan Aisha? " tanya mama Aisha.

" Syukurlah, Nona Aisha baik-baik saja. Ia hanya demam saja. Ia terlalu lama dalam suhu yang dingin. Sehingga tubuhnya tidak dapat berfungsi dengan benar. Seperti nya ia terkena alergi dingin. Jadi sekali dia dingin, yang terjadi adalah seperti ini." jawab dokter itu menjelaskan mengapa Aisha sampai demam seperti itu.

Arga, Aisha, Dan Luka. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang