30 - Mistake

1 0 0
                                    

Pada akhirnya Freszcha menyerah.

Meskipun telah ditegur Jane, meskipun telah menggunakan ruang kerja Jane, meskipun telah berpindah tempat setiap hari, mereka selalu menemukannya, berbicara dengannya, mengganggunya, dan berakhir dengan membuat Freszcha tak bisa menyelesaikan satu pun buku bacaannya.

Padahal tulisan Afos adalah salah satu yang membuat Freszcha penasaran dan tergiur di setiap halamannya. Afos selalu punya gaya khasnya sendiri, selalu punya sensasinya sendiri, tapi keistimewaan itu gagal menyusupi perasaan Freszcha karena gangguan mereka.

Jadi, Freszcha menyerah!

Dengan syarat,

"Berikan aku waktu dan ruangku sendiri."

Freszcha sebal. Bisa-bisanya ia kalah oleh sekelompok teroris! Ahh... jika saja mereka tak berkongkalingkong, Freszcha mungkin masih bisa mengatasinya.

Tapi mereka, dengan sejuta akal liciknya, dengan Rouh dan Noora yang juga mendukungnya, dengan segunung semangatnya, berhasil membuat Freszcha menumpuk keras kesabarannya yang sebentar lagi akan meledak hancur.

Sekarang baginya, mengendalikan diri sedikit jauh lebih sulit dibanding ketika hidup dulu.

Jika mereka dibiarkan sedikit lebih lama lagi, Freszcha mungkin akan membantai mereka. Walau ia sendiri ragu apakah bisa melakukannya atau bagaimana ia akan melakukannya. Tapi bagaimanapun, kemarahan selalu membuat memutuskan akal sehat. Dan jika bisa, Freszcha ingin menghemat kemarahannya untuk diledakkan nanti saat bertemu semesta lagi. Terlalu sia-sia jika ia membuang meski hanya secuil dari amarah yang ia miliki.

Jadi Freszcha mengumpulkan mereka. Para teroris itu. Mulai dari Yan yang suka rela mengikut sampai Theo dan David yang selalunya hanya setengah hati.

"Aku akan melakukan yang kalian mau, dengan syarat berikan aku waktu pribadiku! Kenapa kalian selalu datang padaku saat punya sesuatu untuk ditanyakan?"

Freszcha mengomel.

"Memangnya aku babysitter yang harus mengurus kalian setiap saat? Aku juga bukan konsuler jadi berhenti mengatakan omong kosong padaku."

Dan mengomel!

"Aku bukan musisi, jadi jangan meminta pendapat tentang musik padaku. Aku bukan cupid jadi berhenti meminta saran asmara dariku. Aku juga bukan pajangan yang senang ditatap selama berjam-jam. Aku bukan orang yang senang memakan masakan orang lain jadi berhenti memintaku mengicip masakan. Dan terakhir, aku benci anak-anak jadi jangan memaksa bocah untuk terus menghampiriku!!!"

... lalu mengomel lagi.

"Bukankah pendekatan itu lebih lembut dan pelan? Yang kalian lakukan adalah mendesak, mendesak, dan mendesak sampai ke pojok sampai pada akhirnya yang bisa kulakukan adalah mendorong kalian kembali jika tak ingin jatuh."

... em, masih mengomel....

Yan berbisik pada Noora yang berdiri di sampingnya, "apa kepribadiannya memang seperti itu?"

"Tidak," Noora menggeleng. "Dia lebih buruk dari yang kau bayangkan. Terakhir kali aku harus mendengarnya seperti ini selama beberapa jam." jarang bicara, tapi sekalinya bicara malah tak berhenti.

"Jadi, apa kita akan berdiri di sini, mendengarnya mengomel selama beberapa jam?" Yin mengeluh, kakinya sakit, dan perutnya keroncongan.

Anne terkekeh tipis, "kita pasti sudah membuatnya sangat dongkol."

Noora mengangguk. "Dia sudah hampir pada batasnya. Dia akan meledak jika tak mengeluarkannya sekarang."

Meski begitu, Noora tak menyangka Freszcha akan bertahan lebih lama dari yang dia perkirakan.

DREAMTEARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang