DREAMTEAR

0 0 0
                                    

DREAMTEAR

Sampulnya hitam polos, hanya ada tulisan judul dengan font Times New Roman. Tebalnya lebih tebal dari rata-rata novel berseries. Tidak, bahkan mungkin lebih tebal dari kamus kosa kata. Lebih dari tiga ribu halaman. Dan kau akan menemukan ratusan atau bahkan ribuan halaman yang hanya menuliskan kalimat yang sama. Membosankan bukan?!

Halaman pertamanya bertuliskan singkat seperti ini,

Jangan membacanya! Buku ini hanya menceritakan kisah nyata yang bahkan tak nyata. Ini mimpiku. Mimpi panjang yang aku menangis saat melihatnya dan kau mungkin juga akan menangis saat membukanya.

Karena itu, jangan membacanya!

Hentikan saja bacaanmu dan tutup sampul keras berwarna hitam itu laku letakkan buku yang sedang kau pegang sekarang di pojok atau bahkan di gudang yang tak mungkin datangi. Sejauh mungkin! Letakkan di mana kau tak akan bida melihatnya lagi!

Letakkan sekarang!

Kau akan menyesal jika tetap membacanya!

Masih kau lanjutkan?

……

………

!

Aku tak tanggung jawab kalau begitu!

Sekali lagi, kukatakan, ini hanya mimpiku! Mimpi nyata yang kenyataannya tak akan bisa kau terima.

*

Lalu, halaman kedua juga hanya ada segelintir kalimat. Kalimatnya seperti ini,

Baiklah, bagaimana aku memulainya?

Mungkin lebih baik jika kuceritakan saat pertama kali aku bangun? Tidak, tidak! Kita bukan bicara tentangku, tapi tentang mimpiku!

Baiklah, bagaimana kalau kumulai dengan saat pertama kali aku memimpikannya.

Baiklah! Mari mulai dari sana!

Tapi sebelum itu, sekali lagi, untuk terakhir kalinya, aku mau kalian berhenti dan menutup bukunya!

Kumohon!

Dengarkan aku!!

Aku menulis buku ini dan berakhir dengan kacau! Bukan, bukan! Bukan seperti itu! Aku bahkan sudah kacau jauh sebelum menulisnya. Aku sudah kacau sejak saat mimpi menyedihkan yang penuh air mata ini dimulai.

Entah bagaimana dengan kalian….

Ini tentang seluruh hidup seorang gadis kecil. Ah, atau mungkin hampir seluruh hidup seorang gadis kecil? Mungkin lebih tepat menyebutnya seperti itu karena aku tak melihat masa kecilnya dengan detail meski aku mengetahui garis kasarnya.

Dia dibesarkan dengan penuh kasih sayang selama empat tahun. Orang tuanya memperlakukannya lebih berharga dari harta karun, lebih menyayanginya dari pada dunia dan isinya. Orang tuanya bahkan mungkin akan rela memberikan seluruh hidup mereka untuknya.

Semua keinginannya dituruti. Dia dididik dengan penuh perhatian. Dia menjadi anak yang sangat teladan hingga terlihat jauh lebih dewasa dari anak-anak seumurannya.

Di usianya yang ke lima, orang tuanya menjadi semakin penyayang, semakin perhatian dan semakin memcintainya. Saking sayang dan cintanya, mereka khawatir akan setiap langkah kaki yang diambilnya akan membuat gadis kecil itu tersandung.

Kedua orang tuanya juga khawatir bahwa gadis kecil itu mungkin akan berteman dan temannya akan tak sengaja memberinya (read:berbagi) makanan. Takut gadis itu keracunan, katanya.

DREAMTEARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang