13 - Seeing

8 0 0
                                    

Seharusnya Freszcha mengatakan sesuatu apapun ketika Rouh dengan percaya dirinya merasa bisa melakukan semuanya setelah keluar dari basement. Adalah kesalahannya tak memikirkan pertimbangan apa saja yang akan terjadi setelah anak itu melihat dunia luar.

Kau tahu kan ada pepatah yang mengatakan bahwa di dalam kotak itu lebih aman dari pada di luar.

Seharusnya Freszcha tak melupakan satu kiasan itu.


"Apapun yang terjadi, jangan abaikan anak ini."

Semesta sialan!

Sungguh bikin susah.

Ini bukan seperti Semesta memberinya berkat atau hikmah yang akan menjadi pedomannya menuju akhirat. Ini hanya sekedar pekerjaan tambahan tanpa gaji sepeserpun. Merepotkan lebih banyak tanpa memberikan kepastian tenggat waktu masa kerjanya.

Oh, benar juga. Gaji! Seharusnya Freszcha meminta bayaran di muka saat Semesta seenaknya memberikan pekerjaan.

Bahkan, ketika dipikirkn kembali, Freszcha sama sekali tak pernah mengiyakan akan menerima pekerjaan dari Semesta. Sial!

Aku tidak terima. Aku meminta pengacaraku. Ini penyelewengan kekuasaan.

Namun,

Helaan napasnya terdengar kentara. Ia jelas mengeluh.

Kalau sudah seperti ini mau bagaimana lagi?

Freszcha mendesah lagi, kepalanya jatuh menunduk. Bagaimana dengan menjadi roh jahat? Kira-kira di sini ada pembasmi setan tidak, ya?

Matanya memandang ke depan dan ia menghela napas lagi. Mengabaikan apa yang terjadi, kepalanya melirik pemandangan di luar jendela tepat di dahan pohon rindang berdaun mungil-mungil. Pohon apa itu? Ada sedikit cikal bakal bunga yang kemungkinan akan mekar. Kira-kira apa warna bunganya? Apa freszcha bisa tahu jenis pohonnya hanya dari bunga?

"Saat keluar nanti hal pertama apa yang akan kakak lakukan?"

"Aku … mungkin … mem—"

"Kalau aku akan berlari."

Ya, itu wajar mengingat bagaimana lingkup dunianya sesempit kotak persegi.

Ah, seharusnya Freszcha memberitahunya saat iu bahwa Rouh kemungkinan besar tidak akan bisa berlari. Anak itu bahkan nyaris tak pernah berdiri selama sepuluh tahun kecuali Eleanor yang menegapkan tubuhnya dengan paksa. Rouh selama ini hanya bergerak dengan menyeret tubuhnya. Kedua kaki Rouh, ototnya sudah pasti mengalami kelumpuhan. Apa lagi dengan luka parah di sekujur tubuhnya akan semakin sulit untuknya ingin melakukan apa yang dia mau.

Jangankan berlari, untuk berdiri saja nyaris mencapai mustahil. Akan butuh rehabilitas untuk waktu yang lama sampai Rouh benar-benar bisa menggunakan kedua tungkainya.

"Kau yakin mau melakukan semua itu setelah keluar?"

"Um, begitu keluar, aku akan mencari tempat luas yang tidak akan ada ruang tertutup di sana."

"Kau … sungguh yakin?"

Namun, lebih dari itu, satu hal yang lebih penting adalah Freszcha harusnya menyadari bahwa mental Rouh benar-benar rusak lebih dari yang ia bayangkan.

Selain fisik, yang paling hancur dari Rouh adalah jiwanya. Dari pada hancur, anak itu bahkan mungkin sudah tak memiliki jiwa untuk mengendalikan tubuhnya.

Ketakutannya terhadap Eleanor, keputusasaannya kepada Christian, kesakitannya terhadap ruangan gelap berdebu dan kesepiannya yang tertanam selama bertahun-tahun sudah pasti menggerogoti jiwanya sedikit demi sedikit hingga tak bersisa.

DREAMTEARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang