4

68 10 6
                                    

4

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

4

****

"Pagi, Lena.." Sapa Mr. Awan ketika melihat anak semata wayangnya itu keluar kamar dengan pakaian yang rapih.

"Pagi, yah.." Lena menarik kursi, lalu duduk diam. Ya, hari ini Lena ada kelas pagi. Jadi, ia bangun pagi untuk berbenah. Tumben kan? Biasanya ia selalu bermalas malas an.

Mr. Awan menatap Lena intens, "hubungan kamu dengan Lexa gimana?" Tanya nya. Sontak, Lena membuka mata nya lebar lebar.

"Ayah kenapa nanya itu? Gak penting tau gak, yah" Sergah Lena malas. Pagi pagi sudah di tanyai Lexa yang membuat mood nya hancur.

"Ayah sudah janjian dengan ayah Lexa untuk membicarakan soal perjodohan ini.." Ucap Mr. Awan sembari menyuapkan sesendok makanan kedalam mulutnya.

Lena menggeleng kan kepalanya, ia tak setuju dengan perjodohan itu.

"Ayah, Lena gak mau dijodohin.. biarin Lena cari cowok sendiri!"

"Memangnya kamu sudah ada pilihan?? Tidak ada kan? Lalu apa salahnya ayah memilihkan pendamping hidup buat kamu?"

Lena diam termenung. Ia jadi tak berselera makan. Kenapa pagi ini harus membicarakan soal perjodohan??

Sampai kapan ayah bakalan maksa gue sama Lexa? Gue aja g kenal dia, tiba-tiba mau dijodohin aja.. batin Lena.

****

"Tumben lo lemes banget" Sindir Yuli yang melihat temannya itu lemas tak bertenaga.

"Diem lo! Gue masih marah sama lo karena kemarin!!" Pekik Lena dengan berkacak pinggang.

Yuli meringis lebar, "ya maap.. kan gue udah minta maap kemarin".

"Ya, sekarang gue laper! Anterin gue ke kantin!" Lena langsung menarik paksa tangan Yuli.

Setelah sampai dikantin, Lena memesan begitu banyak makanan. Dimulai dari nasi goreng, mie goreng, mie ayam. Belum lagi dengan minumannya yang menggiurkan.

"Gila lo? Ini banyak banget? Habis?" Pekik Yuli ketika melihat Lena langsung melahap nasi goreng terlebih dahulu.

"Hm.."

"Lo gak apa apa kan? Jangan bilang lo lagi ada masalah, dan lo gak mau cerita sama gue!" Ujar Yuli yang masih setia duduk dihadapan Lena.

Lena memberhentikan aktivitas makannya itu, ia menatap tajam Yuli.

Happiness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang