9

38 10 4
                                    

Vote nya udah? :)

****

"gue nyesel, nyesel karena udah buka hati gue buat lo, Lexa"

-Alenna Misamera

****

"Bangsat!!"

Lena melangkahkan kaki nya dengan kasar, ia kesal sekali dengan sikap Lexa yang semena mena. Semenjak Lexa mendapatkan panggilan dari baby itu, cowok itu lebih mengutamakan orang tersebut daripada Lena.

"Gue nyesel! Gak akan lagi gue tergiur sama kelembutannya!" Celetuk Lena. Ia memberhentikan taksi dan segera masuk kedalam taksi.

Ia terlihat menyedihkan. Bagaimana tidak? Lexa meninggalkan nya sendirian tanpa penjelasan siapa orang itu! Ah, ingin sekali Lena menjambaki rambut Lexa. Kesal!!

Kini, Lena telah sampai di rumah. Ia langsung masuk ke kamar dan mengunci pintu kamar nya rapat rapat. Ia ingin sendiri saat ini. Menenangkan hati, mengosongkan pikiran.

"Lena! Buka pintu nya!" Teriak Vera dari luar kamar Lena. Vera tak bisa masuk karena kamar anaknya dikunci dari dalam.

"Mama taruh makan malam nya disini ya?" Vera hanya menaruh sepiring makanan dan juga segelas air putih didepan pintu kamar Lena. Lalu Vera meninggalkan kamar Lena dengan penuh pertanyaan.

Ada apa dengan anak ceweknya itu? Ia berharap semoga suaminya cepat pulang dan mencoba membujuk Lena agar cewek itu keluar kamar.

****

"Makasih udah jemput gue!" Ucap Jane dengan senyum semeringah. Lexa yang melihat itu pun juga ikut tersenyum.

Lexa membantu Jane membawa koper dan tas tas Jane untuk dimasukkan kedalam mobil.

Lexa membuka pintu mobil, disana tak ada Lena. Ia sangat terkejut. Dimana cewek itu sekarang?

"LENA!"

Jane menoleh ke Lexa karena cowok itu berteriak memanggil nama seseorang.

"Lo kenapa, Lex?" Tanya Jane bingung.

"Lo pulang sendiri bisa? Gue mau nyari Lena!" Lexa panik sekali. Ia takut terjadi sesuatu dengan Lena. Ia mencoba menelpon Lena, tapi tidak diangkat. Ia terus menelpon cewek itu. Nihil, tidak diangkat juga.

"Lena siapa?" Tanya Jane yang masih diambang kebingungan.

Lexa mengusap wajahnya dengan kasar, "Lo pulang naik taksi! Ambil barang lo, dan ini ongkos nya" Lexa memberikan dua selembaran kertas uang 100 ribu ke Jane.

"Hati hati, baby!" Lexa langsung memasuki mobilnya dan mengendarai nya dengan cepat.

Lo kemana Lena? Maafin gue.. gue tau gue salah.. gue salah karena gue lebih mentingin Jane daripada lo.. maaf..

Lexa memukul setir mobil nya cukup kencang. Ia tak dapat menemukan Lena. Apa mungkin cewek itu sudah pulang? Lexa melajukan mobilnya kembali kearah rumah Lena. Berharap cewek itu berada disana sekarang.

****

"Daritadi Lena gak mau keluar kamar.." Jelas Vera. Ia khawatir dengan anaknya karena sedari tadi Lena diam dikamar tanpa makan makanan malam.

"Begitu ya, Tante? Lexa ijin ke lantai atas, ketemu Lena.." ijin Lexa yang diangguki Vera. Semoga saja dengan adanya Lexa, Lena mau keluar kamar. Begitu pikir Vera.

Lexa menaiki tangga yang menuju lantai atas. Dapat dilihat, bahwa makan malam Lena masih tergeletak di depan kamarnya. Ia tak menyentuh sedikit pun makanan itu.

"Lena.." panggil Lexa sambil mengetuk pintu kamar cewek itu.

Tak ada jawaban dari dalam kamar, Lexa tersenyum kecut. Ya, semua salahnya. Ia sadar dan sangat sangat sadar. Lexa harus segera meminta maaf kepada Lena. Tapi, bagaimana? Telepon tak diangkat, ia juga mengetuk pintu kamar Lena tak kunjung dibukakan.

"Lena.. maafin gue" Ucap Lexa dengan suara serak nya. Ia terus mengetuk pintu kamar Lena sampai Lena membukakan nya.

"NGAPAIN LO DISINI? SANA! PERGI! GUE GAK MAU LO DISINI! SANA, LEXA!" Usir Lena dengan suara lantang nya. Jelas sekali cewek itu habis menangis. Terdengar suara tangisannya dari dalam kamar.

Ah, ini membuat Lexa dua kali lipat merasa bersalah. Ia terus memohon kepada Lena agar ia membukakan pintu kamarnya.

Dan akhirnya, pintu kamar Lena terbuka. Lena terlihat pucat dengan mata sembab nya. Cewek itu terlalu banyak menangis seperti nya.

"Lena.." lirih Lexa. Ia merasa bodoh karena menyakiti Lena.

Lena masih diam ditempat nya. Menatap Lexa dengan penuh penyesalan. Sungguh, saat ini Lexa hanya bisa diam termenung meratapi kesalahannya.

"Maafin gue" Hanya dua kata itu yang bisa Lexa katakan.

"Gue udah maafin lo kok" Jawab Lena lalu tersenyum. Lexa bisa melihat jelas bahwa senyum itu tidak senyum sesungguhnya. Lena memaksakan senyum itu.

"Jangan bohong" Lexa langsung memeluk erat tubuh Lena. Dalam pelukan Lexa, Lena pun akhirnya meluapkan rasa sedihnya. Ia terus menangis sesenggukan.

"Jangan nangis ya, Lena.. maafin gue" Ucap Lexa, ia mengelus punggung Lena agar mereda tangisannya.

Lena mengangguk, lalu menatap intens Lexa. Ia hanya diam, tanpa berbicara sepatah kata pun. Mungkin Lena menunggu penjelasan Lexa, siapa orang itu.

****

tbc.

maap telat update :")) moga suka part ini❤

Happiness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang