Chapter 21- Perasaan yang tak tersampaikan

191 16 1
                                    

Al ngebuka matanya, hal yang pertama kali dia liat adalah muka gantengnya Junho. Ya..Junho emang ganteng, Al aja ngakuin, cuman anaknya rada kaku kalo sama orang diluar lingkaran dia. Karna Al udah bangun, dia nepok pipi Junho. Lumayan keras sih, cuman nggak disertai sama tereakan membahana Al kayak biasanya pas bangunin Yohan.
"Bangun Jun, bikinin gue sarapan," suruh Al. Junho ngebuka mata, muka bantal dia bener-bener polos, Al ngakuin itu. Nggak kayak Al yang muka bantalnya udah kayak orang abis tawuran,

"Morning Al," sapa Junho,

"Buruan ih, gue laper," Al berdiri,
"Sikat gigi dulu sana lo," bales Junho. Al malah tiduran lagi,
"Nanti, sekarang lo harus bikinin gue sarapan. Sana, hus!" Al meluk guling. Emang Al tuh tipe teman yang musnah able. Karna masih pagi dan males bacot, akhirnya Junho manut aja di suruh sama Al. Begitu Junho pergi, Al yang tadinya merem ngebuka matanya lagi.

"Jun! Ntar anterin pulang!" tereak Al, padahal Junho baru aja masuk ke kamar mandi.

"Iya-iya bacot," bales Junho dari dalam kamar mandi. Untung Junho always patient kalo sama Al.





Selesai sarapan, Junho nganterin Al pulang ke rumah. Dia bukan pulang ke apartemen, tapi beneran pulang ke rumah.

"Anakku..." Al tereak dari depan pintu,

"Kak Al....huee...Ujun diabaikan sama abang," Hyeongjun turun dari tangga langsung meluk Al,

"Mana ayah kamu? Hah?" tanya Al,

"Kan Bang Unu udah pindah ke apartemen Kak Ana, gimana sih?" tanya Junho balik sambil megang bahu Al.

"Loh?! Jadi selama ini lo sendirian di rumah?!" tanya Al sambil megang pipi Hyeongjun,

"Masih utuh? Ada yang luka nggak? Hantu di loteng suka gangguin kamu gak?" tanya Al.

"Ih! Kemaren Ujun liat kecewa di loteng..." rengek Hyeongjun.

"Jun, mulai sekarang anak gue harus sama lo," putus Al sambil noleh ke arah Junho,

"Kok gue sih? Kenapa nggak sama lo aja?" tanya Junho,

"Biar lo ada temennya lah, sendirian kayak jomblo," jawab Al seenak jidat.
"Trus yang nganterin sekolah siapa?" tanya Junho,

"Ayah Jinho dong," jawab Al.

"Yaudah iya-iya," Junho rebahan di sofa Al, kayaknya virus rebahan Minhee mulai menular. Baru aja Al mau lari ke dapur buat bikin nutrisari suara langkah dari pintu bikin Al spontan noleh ke pintu.

"Kan, gue bilang juga apa. Dia disini," ucap Dongpyo. Yohan natep Al, kalo Dongpyo langsung nyamperin Al.

"Bini lo udah kayak om-om pedo, anjink. Lain kali kalo pergi bilang kek, gue kan yang jadi korbannya," ujar Dongpyo. Al natep Yohan,
"Padahal tinggal nelfon doang," gumam Al.

"Hape lo kan ketinggalan di mobilnya Yohan," saut Junho. Al diem,
"Lah iya bangsat!" Al nepok jidat.

"Gue mau ke Dubai, lo nggak usah ikut," Yohan ngelempar hape ipon XI punya Al ke arah Junho, tapi malah berakhirnya tuh hape jatoh ke lantai. *ginjalkubergetarsakingmisqueennya

"Ih kok git-"

"Bacot," saut Yohan sebelum Al menye-menye minta ikut ke Dubai. Yohan pergi ninggalin rumah keluarga Gevardo.

"Tuh anak kenapa si? PMS?" gerutu Al. Junho natep punggung Yohan yang barusan keluar,

"Mau es nggak, Jun?" tanya Al. Junho natep Al pake' muka datarnya,

MARRIED (YOHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang