Part#4

169 11 0
                                    

Di tempat lain Lianhua yang sedang memikirkan tentang perjodohannya tidak bisa diam dan terus mundar mandir tak jelas sambil melamun.

"Lianhua...".Lianhua tak merespon panggilan dari Fang Er

"Lianhua!". Panggilnya sekali lagi.

Tak mendengar apa yang dikatakan Fang Er Lianhua terus mundar mandir tak jelas dan merasa khawatir. Karena Panggilannya tak di respon oleh Lianhua,Fang Er berusaha membuat Lianhua tersadar dari lamunan tak jelasnya itu.

"Lianhua!!". Sambil menepuk pundak Lianhua.

"Aah..Ada kenapa Fang Er?". Tanya nya

"Ada apa? Kau bilang ada apa!? Seharusnya aku yang bertanya ada apa dengan dirimu hah?".

"Fang Er aku sangat khawatir dengan perjodohan itu,jika ayah benar-benar melakukan perjodohan itu apa yang akan terjadi padaku?".

"Ya tentu saja kau akan menikahinya". Jawabnya bercanda.

"Aaaaaaaaaa Fang Er,aku tidak mau menikah dengan si pangeran pangeran itu". Jawabnya kesal.

"Aku akan menikah dengan orang yang aku sukai,bukan dengan orang yang bahkan aku tidak tau wajahnya,bagaimana jika dia tidak tampan mungkin dia tidak baik atau mungkin dia seorang guy,". Lanjutnya.

"Yang kau sukai?".

"Benar,kenapa?". Tanyanya heran

"Kau bahkan tidak pernah keluar dari istana ini bagaimana bisa kau menemukan orang yang kau sukai hah,bahkan kau tidak menyukai para panglima istana ini yang begitu tampan lalu pria seperti apa yang bisa membuatmu menyukainya?". Jawab Fang Er sambil tertawa.

"Bahkan setiap pangeran yang berkunjung kesinipun tidak ada yang menarik perhatianmu". Melanjutkan ejekannya.

"Fang Er!! Kau bilang apa tadi?!". Jawabnya geram

"Memang itu kenyataannya". Sambil tertawa.

Lianhua membalikkan wajahnya sambil merajuk kesal pada Fang Er,namun seketika terlintas di benak Lianhua suatu ide.

"Ahaaa,aku punya rencana". Ujarnya senang

"Rencana? Rencana apa?".

"Terima kasih Fang Er,kau memang pintar". Ujarnya senang.

Lianhua pun pergi untuk merencanakan sesuatu,Fang Er yang bingung dengan perkataan Lianhua pun mengikuti Lianhua untuk mengetahui rencana yang di maksud Lianhua.

*****

Di tempat lain Qianghan yang masih penasaran dengan desa itu berusaha mencari tahu penyebab kosongnya desa tersebut.

"Aku masih belum puas dengan apa yang dikatakan penduduk tadi,menurut ku bukan itu alasan desa ini kosong".

"Itu tidak masuk akal ?". Terdengar suara pria dari belakang.

Qianghan pun berbalik untuk mengetahui siapa peria itu.

"Apakah kau sangat penasaran dengan penduduk desa ini? Sepertinya kau sangat menarik". Ucapnya.

"Siapa kau?!".

"Apa maksud mu?". Lanjut Qianghan

"Aku..? Aku Tanglie". Jawabnya

Qianghan terheran heran mendengar nama pria tersebut,seakan dia tidak asing lagi dengan nama pria itu. Qianghan menggrenyitkan alisnya sambil mengali wajah pria tersebut.

"Tanglie?". Herannya.

"Tanglie,kau Tang Tang..".

"Oh ayolah jangan panggil aku dengan sebutan itu lagi,bukankah nama itu sudah begitu kuno,panggil aku Tanglie".

"Tang Tang.....emm..maksudku Tanglie,kenapa kau ada disini?". Tanya Qianghan.

"Hmmm....aku? Untuk apa lagi aku berada disini".

"Maksudmu?".

Qianghan menatap Tanglie dan langsung mengerti.

"Jadi maksudmu kau mengikutiku?".

"Ya....sepertinya begitu,lagi pula aku juga masih penasaran dengan desa ini jadi biar Tanglie ini yang membantumu".

"Tidak perlu".

"Oh.. Ayolaaah,kau kembali ke sikap dinginmu itu,sudah berapa kali aku bilang jangan bersikap seperti itu,bahkan wanita pun tidak akan menyukai mu". Ejeknya.

Qianghan hanya mengacuhkan perkataan dari sahabatnya itu,dan memilih untuk melanjutkan langkahnya. Qianghan berfikir kenapa sikap sahabatnya tidak pernah berubah.

*****
Menyusuri sepanjang jalan Qianghan tak menemukan apapun,dia hanya menemukan banyak ranting-ranting di tengah jalan seperti ranting yang memang sengaja diletakkan disitu.

"Kenapa disini banyak sekali ranting? Bahkan sepertinya ini baru saja di ambil,dan tidak mungkin ranting sebanyak ini hanya di ambil oleh tiga atau lima orang,pasti ini di ambil oleh lima belas sampai dua puluh orang tapi dimana orang-orang itu" ujarnya dalam hati sembari mengamati ranting-ranting itu.

"Qianghan lihat !". Sambil menunjuk ke arah sesuatu.

"Itu... Itu.. Bukankah itu peti mati?".

Qianghan terkejut melihat peti mati yang begitu banyak tersimpan di belakang rumah tua,ia berpikir untuk apa peti mati sebanyak ini di simpan di sini.

"Untuk apa peti mati sebanyak ini di simpan disini?". Ujarnya dalam hati.

*****

Sementara itu para warga istana sedang sibuk mengerjakan pekerjaan mereka dan mempersiapkan pesta di istana,untuk pertamakalinya diadakan pesta yang begitu mewah dan megah.

"Cepat cepat bawa bunganya kemari".

"Hati-hati jangan sampai rusak!".

"Iya,disitu saja".

"Tolong geser ke kiri sedikit....yaaa yaaa begiu".

Suara suara para pelayan yang sedang mondar mandir mengerjakan tugas mereka terdengar hingga ke telinga Lianhua.

"Astaga sebenarnya ini apa? Kenapa sangat mewah sekali?".

"Lianhua..". Sahut seorang perempuan.

"Sedang apa disini?". Lanjut perempuan tersebut.

"Ah...tidak,hanya saja mengapa orang orang sangat sibuk sekali hari ini?". Tanya Lianhua.

"Ehh...kenapa kamu bertanya seperti itu? Inikan adalah hari pertemuanmu dengan pangeran Wuxian".

"Wuxian?".

"Benar pangeran dari.....".

Belum selesai berbicara Lianhua langsung mengingat orang yang di maksud kakak sepupunya itu.

"Aaaaaaahh,pangeran itu".

"Sudahlah lagi pula ini hanya pertemuankan bukan pernikahan,kenapa mereka sangat bekerja keras seperti itu?". Lanjutnya.

Lianhua pun pergi dengan perasaan khawatir dan kesal.

*****

Happy reading
谢谢

*****






I Hate You,But I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang