FALSE
NARUTO © MASASHI KISHIMOTO
FALSE © CHIZURU BOULEVARD
Genre: Drama/Romance/Hurt Comfort mungkin agak angst juga
Sepasang emerald mengedipkan kelopaknya pelan. Hanya seberkas cahaya matahari yang masih redup dan membawa sisa keheningan malam yang menerobos lalu menerangi sebagian sudut di kamar tempatnya berada. Sebagian benda dengan permukaan mengkilap berbalik memantulkan cahaya matahari ke sembarang arah sehingga tercipta bauran warna hijau temaram.
Sakura agak tersentak ketika jam beker di nakas di atas kepalanya berbunyi nyaring seolah meneriaki namanya dan memanggil kesadaranya untuk bangun. Dengan malas Sakura mematikan jam beker miliknya.
"Aku sudah bangun, dasar lamban." Ujarnya sembari terkekeh. Seharusnya Sakura juga menuruti kemauan jam beker miliknya untuk segera bangun dan melaksanakan rutinitasnya. Ah tapi hari ini Sakura tak ingin melakukanya dengan cepat, tentu saja karena ini hari Minggu. Dia tidak harus berangkat pagi-pagi sekali untuk menyiapkan ruangan Sasuke dan mengecek apakah ada tumpukan kertas yang tidak rapi, perabotan yang melenceng sekian milimeter dari tempat aslinya atau sekedar memastikan kalau tak ada debu yang menempel di permukaan mejanya.
Sakura memutuskan untuk menarik selimutnya menutupi dirinya lebih dalam sehingga dia bisa menikmati udara dingin minggu pagi yang malas bersamaan dengan kehangatan yang sudah dia kumpulkan di bawah selimut semalaman. Diam-diam dia berharap kemajuan teknologi akan menciptakan mesin pembuat kopi otomatis dan toast dengan selai coklat yang kemudian dihidangkan langsung ke hadapanya sehingga dia tidak perlu turun dari kasurnya. Tapi dia tau itu tak akan terjadi dalam waktu dekat ini.
Setelah puas memperpanjang durasi malas di pagi harinya, Sakura beranjak dari tempat tidurnya—dengan tekad secangkir kopi dan setangkup toast coklat—. Dia mendapati ruang tengah masih kosong, hal ini menandakan Ino masih belum bangun atau Ino sudah bangun pagi-pagi sekali untuk jogging. Ah benar, Sakura teringat. Hari ini adalah hari belanja. Itu berarti siang nanti dia dan Ino akan pergi ke supermarket dengan membawa pulang berkantung-kantung hasil belanja perlengkapan mandi dan lainya yang cukup untuk persediaan selama beberapa bulan dan makanan untuk beberapa hari.
Sakura mencuci muka dan menggosok giginya. Air dingin yang mengguyur wajahnya menaikan tingkat kesadaranya hingga penuh, membangunkan beberapa syarafnya yang masih tertidur. Pandanganya semakin jelas dan terfokus—dibandingkan beberapa detik lalu sebelum air dingin mengguyurnya—ketika dia menatap dirinya sendiri di cermin.
Setelah memastikan wajahnya sudah di basuh dan mulutnya segar karena pasta gigi mint, Sakura menandaskan segelas air putih, Sakura memanaskan air untuk membuat dua cangkir kopi dan menyiapkan roti.
"Pagi Sa-hu-ra." Ino muncul bersamaan dengan pintu kamarnya yang terbuka, matanya masih mengerjap berusaha menyesuaikan cahaya di sekelilingnya, rambut panjangnya terurai seperti singa—Sakura bertanya-tanya apakah Sai tau kalau ketika bangun tidur Ino kehilangan separuh kecantikanya dan menjadi singa jantan—. Dengan masih menguap Ino memanggil Sakura dan berakhir dengan gumaman. Hidungnya mengendus aroma kopi yang telah diseduh Sakura dan setangkup toast yang baru keluar dari panggangan. "Harum sekali." Katanya.
Sakura terkekeh geli mendengarnya. "Cuci muka sana. Lalu segera sarapan dan belanja. Kau ingat ini hari belanja?" tanya Sakura. Ino menjawabnya dengan anggukan dan menyingkir untuk membasuh wajahnya.
.
.
Sakura merapatkan hoodie hitam miliknya, dia menarik resleting yang tadinya tak terkait hingga menutupi sebagian tubuhnya. Kemudian dia menutupkan tudung ke kepalanya—Rambut pink sebahunya dikuncir kuda dan menyisakan helaian pendek yang tidak bisa terikat—. Sedangkan Ino tampil kasual dengan celana jeans yang dipadukan dengan blouse berwarna putih dan kalung yang sewarna dengan iris aquamarine miliknya. Ino selalu bilang Sakura seperti penguntit kalau dia menambahkan masker di wajahnya, dan Sakura yang tadinya berniat melakukanya mengurungkan niat.
KAMU SEDANG MEMBACA
FALSE ✔
RomanceDua tahun lalu Sakura meninggalkan Sasuke secara sepihak dan menghilangkan eksistensinya tanpa ada penjelasan apapun. Kali ini, setelah pertemuan tak terduga antara keduanya, Sasuke bersumpah dia akan membuat Sakura menderita karena telah meninggalk...