Don't Leave Us

3.1K 264 85
                                    

Malam sudah larut saat seungwoo keluar dari kamar HanPyo, wajah seungwoo menyiratkan kelelahan yang luar biasa. Seungwoo berjalan ke dapur ingin mengambil minum.

Tanpa seungwoo sadari, sejak keluar kamar tadi, ada dongpyo yang mengikutinya dari belakang. Dongpyo mengikuti seungwoo duduk di sofa ruang tamu setelah tadi mengambil minuman.

Dongpyo menatap wajah seungwoo sendu, hyungnya itu seperti punya beban berat yang sedang dia tanggung saat ini.

Tapi seungwoo tetap lah seungwoo yang selalu menyembunyikan apapun masalah yang dihadapinya. Kadang dongpyo khawatir dengan seungwoo yang seolah-olah bisa meledak kapan saja karena sudah tidak sanggup menampung masalah seorang diri.

Dongpyo mencoba memegang tangan seungwoo.
"Hyung ku mohon jangan begini, ceritalah jika kau sudah tidak sanggup lagi, jangan memendamnya seorang diri."

Seungwoo menjatuhkan kepalanya di sandaran sofa, setetes air mata jatuh membasahi pipinya.
"Dongpyo-ya."

Malam itu akhirnya seungwoo lalui dengan tangisan penuh kepedihan, ditemani oleh dongpyo yang juga menangis melihat hyungnya seperti itu.

.
.
.
.
.

Paginya para member sudah bangun, dan kebetulan hari ini mereka ada jadwal sore hari saja.

Minhee yang baru saja keluar kamar, tidak sengaja melihat ke arah ruang tamu. Minhee melihat ada seseorang yang tertidur disana. Karena penasaran minhee mendekatinya, ternyata itu seungwoo. Minhee melihat ada bekas air mata di pipi hyungnya itu.

Minhee memejamkan matanya dan mencoba menghilangkan perasaan sesak yang tiba-tiba menghimpit dadanya. Setelah dirasa dia mampu mengontrol emosinya, minhee mencoba membangunkan seungwoo.

"Hyung, bangunlah pindah ke kamar, tubuhmu akan sakit jika tidur disini."

Seungwoo yang merasa sedikit terganggu mulai membuka matanya, kepalanya pusing mungkin efek karena terlalu lama menangis semalam. Seungwoo melihat minhee yang tersenyum disampingnya.

"Minhee-ya,, ada apa?"
Tanya seungwoo sambil berusaha bangkit dari posisi tidurnya.

"Hyung pindah lah ke kamar, jadwal kita masih nanti sore kan hyung, hyung istirahat lagi saja."

Seungwoo mencoba berjalan ke kamarnya tapi karena pusingnya itu dia hampir jatuh, minhee dengan sigap membantunya.

"Hyung gwaenchana? Ingin aku panggilkan manager hyung."

"Tidak perlu, aku baik-baik saja minhee, hanya perlu istirahat sebentar nanti juga mendingan."
Seungwoo melepaskan tangan minhee dari pundaknya dan berjalan ke kamarnya.

Begitu melihat seungwoo masuk kamar, minhee mendudukan dirinya di sofa, dia mengambil bantal sofa dan menenggelamkan wajahnya disana, sepertinya minhee menangis terlihat dari bahunya yang bergetar.

Seungyoun tidak sengaja melihat minhee yang menangis langsung menghampirinya.
"Ada apa minhee-ah kenapa kau menangis."

Minhee melepaskan bantal itu dari wajahnya, terlihat wajahnya sudah beruraian air mata, dia menatap seungyoun.
"Sampai kapan kita akan seperti ini hyung hiks hiks, aku hiks sudah tidak kuat lagi, aku tidak bisa berpura-pura lagi hiks hiks."

Seungyoun memeluk minhee erat, dia tau bagaimana sekarang kondisi yang lain.
"Jangan seperti ini minhee, kasihan dia kalau kau juga seperti ini, kita sedang berusaha untuk seungwoo hyung dan yohan."

.
.
.
.
.

Di kamar yohan, ada dongpyo yang sedang tersenyum melihat hyung atletnya yang masih tertidur itu. Dongpyo mendekati yohan, dan mulai membangunkan yohan.

X1 x Dongpyo (End) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang