Agatha : Part 8

5.3K 262 0
                                    

Perasaan Agatha, dia baru tidur beberapa detik lalu. Tapi aneh nya, ada seseorang yang dengan tega membangunkan dirinya. Dengan kesal, Agatha membuka mata nya.

"Apaan si ki_" ucapan Agatha terpotong saat melihat siapa yang menggangu tidurnya. Terkejut sekaligus salting, saat melihat wajah Dafa terlihat di hadapanya. Bunda...  tenggelamkan anak mu ini bati Agatha, tanpa sepengetahuan tanganya refleks memukul jidatnya.

"Dek sekarang kamu mandi ya, setelah itu kamu ke bawah kita sarapan bareng" kata Dafa sambil mengusap kepala Agatha. Namun gadis bersurai panjang itu menepis nya.

Jangan lupakan jika Agatha itu sikapnya dingin, tadi ia memasang wajah terkejut tapi hanya sekilas. Wajahnya kembali datar saat mendapat perhatian dari Dafa.

"Yaudah kakak pergi dulu, kalok perlu sesuatu panggil kakak aja ya" ujarnya dan berlalu dari sana.

"Dia marah kagak ya, ah bodo kagak peduli gue" gumam Agatha.

Suasana hening menyambut pagi ini, suara dentingan sendok yang beradu dengan piring tercipta di ruang makan itu.

Semua orang fokus dengan sarapanya sendiri, namun berbeda dengan Agatha ia masih terkekeh geli saat beberapa kali menangkap sosok kembaran nya itu. Agatha sempat memikirkan apa yang di makan oleh Athala.

Athala memang berbeda dengan yang lainnya, di saat yang lain memakan makanan yang lezat. Athala malah memilih memakan sayuran, bahkan tak ada nasi sedikit pun di piringnya.

Tu orang lagi diet? Jadi kalok diet makanan nya kek gitu. Lo si Tha gak pernah diet! Tapi gue kan dah kurus ngapain diet? Tapi kalok di pikir pikir Athala mirip yah, kayak kambingnya mang ujang. Eh tapikan semua kambing memang makan rumput, mungkin Athala jelmaan siluman kambing nih batin Agatha.

Hampir saja Agatha menyemburkan nasi yang ada dalam mulut, dan tertawa. Di saat membandingkan wajah Athala dengan kambing milik mang ujang itu, terpaksa ia menahan mati matian untuk tidak tertawa.

Sabar Tha, entar klok di kamar baru lo ketawak sepuasnya batinya sambil menarik turunkan nafasnya.

Dafa yang duduk di samping Agatha memandangnya dengan aneh. Dengan berbisik ia menegur Agatha. "Kamu kenapa?" Agatha yang mendengar ucapan Dafa langsung memasang wajah datar saranya menjawab gak papa kok.

***

Tak terasa telah seminggu Agatha tinggal di rumah orang tua kandungnya. Dan tak ada hal menarik di sini. Ia tak bisa bergerak leluasa, ia juga tak dapat keluar dari rumah tersebut.

Padahal sebenarnya ia di perlakukan baik di keluarga ini, ia sesekali di ajak mengobrol dengan yang lain namun hanya di jawab dengan singkat, padat, jalas dan pastinya dengan wajah datar.

Namun ada saja yang tak menyukainya dan lebih parahnya lagi orang tersebut adalah kakaknya sendiri yaitu Athala, Devan dan Niko.

Mereka selalu menganggap Agatha seolah tidak ada, tapi bagi Agatha itu tidak panting sama sekali. Kalok penting, Agatha langsung ke mbah bejo buat minta jampi jampi. Tapi, itu pun kalau Agatha kenal sama mbah bejo.

Tapi lambat laun ia juga merasa jengah dengan sikap mereka. Perkataan mereka itu tidak main main, selalu saja menghina Agatha. Rasanya ia malas berada di tempat itu. Tak ada yang di kenalnya, dan tak ada yang dapat menjadi tempat curhatanya. Rasanya rumah itu benar benar seperti neraka.

Sama seperti makan malam kali ini ucapan Athala membuat Agatha ingin mengambil alih suasana ini. Gimana enggak Athala memarahi seorang pembantu, yang tak lain juru masak di rumah ini cuman gara gara pembantu tersebut memasak makanan yang menurut Athala terlalu pedas.

Agatha || My Story (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang