Agatha melangkah dengan santai melewati lorong lorong kereta api, di lihatnya orang yang tengah dicari berada tak jauh darinya. Agatha mempercepat langkah, saat orang itu mengetahu keberadanya.
Dii belakang Aldan ikut berlari mengejar Agatha. Sedangkan jauh di belakang, dua orang tengah adu mulut.
"Lo cepetan kek, lelet banget sih jalannya" gerutuk Rara. Ia tengah memarahi pacarnya, yang malah duduk di tengah rel kerta api.
"Lo malah ngapain duduk disitu, mau bunuh diri? Kalok mau mati gue gak mau tanggung jawab ya" bentaknya. Vino hanya mentap cengoh kearah Rara.
"Jadi cewek manis dikit kek, masa pacarnya dimarahin dari tadi" gumamnya dengan wajah cemberut khas anak kecil.
"Ngomong apa barusan" tanya Rara dengan nada mengeras. Dengan menghentakan kaki kesal Rara meninggalkan Vino.
Dengan menghela nafas Vino bangkit dari duduknya.
"Jongkok" suruh Vino terhadap Rara. Tentu Rara mengerutkan keningnya, tapi cewek berambut sepunggung itu tetap menurut akan ucapan Vino.
Mata Rara melotot melihat Vino memunggunginya, seperkian detik Rara langsung menendang bokong milik Vino.
Brught
"Lo ngapain belakangin gue, mau ngetut ya lo" bentaknya.
"Ni ni kalok pacar lagi pms, aku tuh mau gendong kamu. Aku tau kamu itu capek lari larian dari tadi, tapi sok sok kuat kan?" Walau tadi dia ditendang, tapi Vino tetap menyuruh pacarnya itu untuk naik.
Rara yang pasrah hanya dapat mengalungkan tangannya di leher Vino, sebenarnya cewek itu tak enak hati tapi bagaiman lagi.
"Kamu berat" celetuk Vino sukses membuat Rara melotot. "Yaudah turuni gue" teriaknya tepat ditelingan Vino.
"Becanda sayang"
Entah mengapa perkataan terakhir Vino membuat hatinya berdesir, seolah dalam perutnya berterbangan kupu kupu.
"Be-betcanda lo gak lucu" ucapnya, yang entah sejak kapan menjadi gugup begini, Rara takut degup jantungnya terdengar oleh Vino. Secara posisi mereka yang terlalu intim untuknya.
Vino menyunggikan senyum mendengar nada kegugupan dari pacarnya itu. Jarang jarang melihat Rara gugup karnanya begini.
***
Bught
Agatha mencekram kerah salah satu orang yang tengah terbaring tak berdaya. "Dimana Shelly?" tanyanya.
"Gue gak tau" jawab orang itu, teman temanya sudah bernasib sama denganya.
"Dimana Shelly? Lo jangan main main sama gue" tanya Agatha kembali.
"Sumpah gue gak tau, dia udah pergi kemaren. Disini tinggal kita kita doang" jelasnya.
Agatha menghempaskan kerah yang di cengkarm dengan kasar tadi, "pergi lo" dan seperkian detik rombongan itu pergi dengan terseok seok.
"Percuman jauh jauh kesini, tapi Shelly kagak ada" geruntuk Agatha.
"Udah lah, lebih baik kita makan disekitar sini. Lagian kayaknya suasana disini asik" seru Aldan, pikiranya berkecamuk. Memang Agatha telah memiliki Pacar, tapi jika tikung menikung belum tercantum di UUD, maka halal hukumnya dilakukan.
Selagi ada kesempatan harus di nikmati. Ucapan dibenak Aldan membuatnya geli sendiri, cowok itu berpikir kenapa gak dari dulu ide menikung itu di pergunakan.
"Kenapa lo senyum senyum" heran Agatha melihat Aldan yang dari tadi tersenyum sediri.
"Ni ni, nasib orang ganteng. Orang diem aja dibilang senyum, bilang aja lo minta disenyumin gue kan?" Agatha cengoh melihatnya, "Gaje lu" ujarnya lalu meninggalkan Aldan yang masih melebarkan senyumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agatha || My Story (End)
Teen Fiction"LELAH" Satu kata dibenak Agatha untuk masalah keluarganya. "TAKUT" Kata takut tidak ada di kamus Agatha Di mana ia beserta sahabatnya membahayakan nyawa mereka hanya untuk menuntaskan sebuah misi "КЕВАНАGIAN" Mungkin ada tapi itu hanya sebentar, ke...