Agatha menenggelamkan wajahnya di lipatan tangan, sedangkan disampingnya Rara tengah membereskan alat tulisnya.
"Kenapa lo? Lo gak mau pulang ya" tanya Rara saat melihat Agatha masih menenggelamkan wajahnya ditanganya, bahkan ia belum memasukan buku serta alat tulisnya.
"AGATHA VANESHA" teriak Rara ketika tidak mendapatkan respon sedikit pun dari Agatha. Agatha yang mendapat teriakan tepat di telinganya, seketika bangun dan menatap tajam ke arah Rara.
"Santuy dong, budek ni telinga gue" balas Agatha.
Rara hanya terkekeh mendengarnya. Setelah melihat Agatha siap memasukan bukunya kedalam tas, mereka segera melangkah keluar.
Baru keluar sudah mendapatkan padangan mengiurkan, Aldan tengah bersender di tembok sambil menutup matanya.
"Ngapain lo di sini" tanya Rara, yang baru kenal tadi siang saat Aldan mengajak Agatha ke kantin. Dia sedikit tidak suka dengan cowok di hadapanya ini, apalagi sikap sok cool nya itu loh. Pingin Rara bejek bejek wajah Aldan, tapi ia tak rela jika mendapatkan Aldan lebam di wajahnya. Kan kasian entar gak laku.
Melihat Aldan yang tidak memberikan respon membuat Rara melontarkan kata asalnya, "lo cicak apa manusia? Nempel mulu sama tuh tembok. Lo tuh kayak jomblo kurang belayan, kurang kehangatan. Sampek sampek nempel sama tembok, gak sekalian lo peluk?"
Mendapat sindiran dari seseorang, membuat Aldan membuka matanya. "Suka gue lah, hidup gue yang jalani kok lo yang rempong," balas Aldan..
Cowok itu menatap sinis ke arah Rara, kemudian beralih mentap lembut ke arah Agatha.
Rara yang melihat itu, menggembukan pipinya. Melihat adegan saling tatapan begini membuat matanya tak suci lagi. Sejak perkenalanya dengan Aldan tadi siang membuatnya menyimpulkan bahwa Aldan menyukai Agatha.
Dapat di buktikan dengan caranya menatap Agatha. Namun Agatha-nya yang terlalu polos atau bego, ia tidak menyadarinya.
"Tatapan aja terus, sampe ni sekolah lumutan." Sindir Rara membuat Agatha menatap aneh kearahnya.
"Ayo Tha, kita pulang. Entar lo gak polos lagi , kalau deket sama dia" tunjuknya kearah Aldan, orang yang mendapat tuduhan mencoba membela namun keburu Rara dan Agatha melangkan menjauh.
***
Agatha tengah asik memainkan game di ponsel, ditemani dengan cahaya bulan dan bintang tak lupa cemilan.Biasanya dimalam minggu begini, orang tengah apel kerumah pacar. Apalah daya seorang Agatha yang tidak memiliki pacar, karna itu ia mengisi ke kosongan malam minggu ini di taman belakang rumahnya sambil memainkan game di ponselnya.
Di tengah asiknya ia memainkan game, ia sama sekali tak sadar akan keberadaan mamanya yang berada di sampingnya. Bahkan Yunita menatap anak bungsunya ini intes, anaknya ini berbeda sekali dengan kembarannya.
Athala yang manja, feminim, murah senyum, dan suka menghabiskan waktu dengan Devan atau pada kakaknya yang lain. Sedangkan Agatha sikapnya berbanding terbalik dengan Athala, cuek, lebih dewasa, dingin, lebih suka menyendiri dan penuh misteri. Yunita tau anaknya ini memiliki rahasia yang hanya dipendamnya sendiri.
Agatha merasa ada yang mengelus rambutnya, refleks menatap pelakunya. Mamanya tengah menatapnya, "ada apa?" Tanyanya setelah menetralkan wajahnya yang semula terkejut.
"Kenapa gak ikut masuk? Kenapa gak ikut ngumpul sama yang lain? " bukanya menjawab, Yunita memberikan pertanya terhadap Agatha.
"Atha ngerasa, gak pantes kalok ikut gabung sama mereka. Atha gak mau nanti suasananya jadi canggung, jadi lebih baik Atha main game. Lagian asik kok" jelas Agatha sambil memberikan senyum terpaksanya.
Yunita mengerti yang dimaksud Agatha, dengan segera ia mengalihkan topik pembicaraan agar tak melihat putrinya sedih. "Oh iya, mama sama papa akan pergi ke Singapur. Kamu mau ikut? Yang lain ikut loh, ya kecuali Athala sama Devan"
Agatha tampak berfikir. Yang lain pada pergi ke Singapur, kecuali Athala sama Kak Devan. Gue yakin tuh dua orang gak peduli sama gue, mau gue gak pulang sebulan pun tuh orang gak peduli seketika Agatha tersenyum tipis sangat tipis hingga mamanya tak mengetahuinya.
"Atha gak ikut dulu deh ma, lain kali aja" balas Agatha yang tengah bersorak di benaknya.
"Yasudah, kalau gitu mama kedalam dulu. Kamu mau ikut" ujarnya, terlihat raut kecewa di wajahnya.
"Mama duluan aja, nanti Atha nyusul." Yunita melangka memasuki rumahnya. Melihat mamanya telah masuk kedalam rumah, seketika senyumnya mengembang.
"Akhirnya gue bebas, yee... bebas... bebas" sorak Agatha sambil meloncat loncat layaknya anak kecil yang mendapatkan permen.
Kegiatannya yang layaknya anak kecil terhenti ketika ponsel yang di pegang bergetar. Terpampang nomor Vino di layar ponselnya, segera Agatha mengangkatnya.
"Hal_" ucapanya terpotong dari kalimat orang yang berada di sebrang sana.
"Aduh Tha tolongin gue!!!"
___________
Ig @Ai_graphic54Luangkan waktu buat Vote sama Komen yah! Dan satu lagi jangan lupa masukin cerita ini ke daftar list kalian, Agar Author selalu semangat menulis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agatha || My Story (End)
Teen Fiction"LELAH" Satu kata dibenak Agatha untuk masalah keluarganya. "TAKUT" Kata takut tidak ada di kamus Agatha Di mana ia beserta sahabatnya membahayakan nyawa mereka hanya untuk menuntaskan sebuah misi "КЕВАНАGIAN" Mungkin ada tapi itu hanya sebentar, ke...