"Hall__"
"Aduh Tha tolongin gue" sambung Vino memotong ucapan Agatha.
"Lo kenapa?" Tanya Agatha, mendengar nada bicara Vino yang serius membuat Agatha takut akan terjadi sesuatu pada sahabatnya.
"Motor gue masuk ke empang ni"
"Lah kok bisa? Terus keadaan lo gak papa?" tanya Agatha panik, yakali Vino masuk ke empang bareng motornya. Makan apa dia tadi, sampe gak bisa ngebedain mana jalan sama empang.
"Gue sih ok, cuman babak belur doang" jawabnya.
"Tunggu dulu, lo bilang. Lo masuk ke empang, tapi kok babak belur seharusnya kan jatoh ke empang" tanya Agatha yang tidak mengerti arah pembicarannya.
"Lo doain gue jatoh gitu? Tega lu" balas Vino dengan nada merajuk "Buk__" lagi dan lagi ucapan Agatha terpotong oleh Vino.
"Hehehe, canda kali. Tadi tuh gue abis di keroyok masa, gue gak tau yang ngeroyok gue sapa Tapi yang pasti tuh orang kuat, buktinya dia ngajar gue abis abisan dan buang motor gue ke empang. Gue sih oke lah, tapi yang menjadi masalah sekarang keadaan Risa. Tadi niat gue mau malming sama dia tapi kayak gini jadinya, Risa di bawak sama mereka" jelas Vino.
Sedikit info, Risa adalah gebetan Vino. Sebenarnya Vino itu playboy, dekat sana deket sini. Tapi yang namanya sudah Cinta, Risa mau mau saja sama Vino.
"Itu mah salah lo! Lagian ngapain malming di empang, apa kagak ada tempat lain?"
"Kan biar beda dari pada yang lain Tha, biar berkesan. "
Agatha yang mendengarnya hanya menggelengkan kepala, ia tak habis pikir dengan hobi sahabatnya ini. Katanya jika memacari anak orang harus beda dari mantannya yang lain, ada yang di jembatan, empang, kafe satu lagi yg belum kuburan.
"Yaudah lo tunggu sana, biar gue kesana bareng Aldan"
"Cepetan, banyak nyamuk ni" ucapnya
"Iya langsung OTW"
Dan langsung di matikan oleh Agatha, jika tidak buru buru mematikan sambunganya entah sampai kapan mereka ngobrol.
***
"Lo ngapain sih Tha, bawak kutu dugong kemari" cecar Vino saat melihat Rara. Rara yang merasa mendapat sindiran dari Vino ikut membalasnya, "enak aja lo ngatain gue kutu dugong, lo tu kutu buldog. Kalok bukan Agatha yang nyuruh gue ke sini, gue kagak, mau ngerti lo!"
"Udah udah, gak usah ribut. Kita harus mikirin gimana caranya nyelametin Risa, kan kita gak tau dimana tempatnya" balas Agatha. Vino yang merasa ganjil dengan ucapan Agatha seketika berseru, "siapa bilang kita gak tau tempatnya, rang tadi di kasih tau kok."
Pletakkkk
Seketika jitakan mendarat di jidat Vino. "Kok lo ngejitak gue sih Dan,"
"Kalok lo tau kenapa lo gak bilang bego" bentak Aldan. "Lah lo gak nanyak" jawab Vino. Seketika Agatha, Rara dan Aldan segera memakai helm tanpa memperdulikan Vino. Jika di lanjutkan akan panjang nanti.
"Cepetan! lo mau naik gak, kalok gak gue tinggal ni" bentak Aldan. Dengan cemberut Vino menuruti perintah Aldan.
Setelah melewati jalan yang panjang seperti waktu mengingat mantan. Di sini lah mereka, ditempat pembuangan bus maupun mobil. Dengan rencana yang mereka atur tadi, mereka memulai aksinya.
Kesepakatan yang harus datang adalah Agatha dan tidak mengizinkan anggota Frenzo, membuat Vino dan Aldan menemani Agatha dari jauh. Bersembunyi di tumpukan mobil dekat dengan Agatha.
Langkah kaki mulai terdengar mendekat saat Agatha tiba di sana. Satu, bukan bahakan lebih dari satu yang mulai mendekat. Terlihat mereka pria berperawakan tinggi berbadan besar berkulit hitam langsat, bahkan Agatha tak habis pikir makan apa mereka sampai sebesar itu.
"Akhirnya lo dateng juga, gue kira lo akan takut. Lo memang leader yang bertanggung jawab teryata" ucap orang terlihat berwibawa serta wajah sangarnya.
Agatha yang mendengar itu tersenyum meremehkan, "jelas, gue kan gak kayak bos lo. Mau enaknya aja tanpa memperhatikan anak buahnya, dan lo bilang tadi gue takut. Ck, dikamus gue gak ada kata takut."
"Wow, menakjubkan. Kita liat aja, gue nyakin lo bertekuk lutut minta ampun sama gue" sindir pria itu. Agatha mengambil ancang ancang, "banyak bacot lo" bentaknya langsung menendang tepat di perut pria itu.
Tidak mau kalah, pria itu mengarahkan pukulan ke arah Agatha namun dapat di tangkisnya. Bukan hanya lima pria berbadan besar itu saja, lambat laun semangkin banyak orang yang berdatangan. Yang pastinya mereka teman teman pria itu.
Melihat banyak yang berdatangan seketika Vino dan Aldan keluar dari tempat persembunyian, segera membantu Agatha melawan orang itu.
Sedangkan Agatha dan kedua temannya melawan pria itu, Rara yang tengah mencari tempat penyekapan itu. Mengerutuk dan memaki Vino di benaknya, jika bukan Agatha yang nyuruh, gue gak mau ikutan begini. Ini sama aja gue nganteri nyawa ke kandang singa, udah gue sendirian lagi. Dasar lo Vino, kalok gue mati disini, lo orang yang pertama gue gentayangi batinya.
Di lihat beberapa orang tengah berlari berlawanan arah denganya. Seketika rahangnya mengeras dan jatuh kebewah, jantungnya berdebar semangkin kencang. Kakinya tak tahan untuk menumpu berat tubuhnya, ia terjatuh terduduk dengan tangan menutup mulut agar tak bersuara. Disebrang sana, ratusan orang tengah menyiapkan alat alat untuk berperang. Diyakini mereka akan melawan Agatha, bahkan ditangan masing masing membawa senjata.
Jika ia bersuara sedikit saja, ia yakini habis lah riwayatnya. Dengan langkah waspada ia bersembunyi, Rara menatap gudang disana. Pasti gudang tua itu yang menjadi tempat penyekapannya. Rasanya tubuh Rara mati rasa melihat grombolan pria berbadan kekar itu, habislah teman temanya.
___________
Ig @Ai_graphic54
Luangkan waktu buat Vote sama Komen yah! Dan satu lagi jangan lupa masukin cerita ini ke daftar list kalian, Agar Author selalu semangat menulis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agatha || My Story (End)
Dla nastolatków"LELAH" Satu kata dibenak Agatha untuk masalah keluarganya. "TAKUT" Kata takut tidak ada di kamus Agatha Di mana ia beserta sahabatnya membahayakan nyawa mereka hanya untuk menuntaskan sebuah misi "КЕВАНАGIAN" Mungkin ada tapi itu hanya sebentar, ke...