Agatha : Part 4

5.4K 270 2
                                    

Senyum tercetak di wajah mereka, saat dokter mengatakan bahwa salah satu keluarga mereka dan kedua putri kecil yang baru tiba di dunia telah selamat dalam kecelakaan. Jelas sekali kebahagian terpancar di wajah mereka.

"Wah imut nya, Mbak gak menyangka kamu bisa mendapatkan dua sekaligus" ujar seorang wanita.

"putri kecil yang sungguh cantik" ucap  wanita satunya yang berbeda umur dengan wanita pertama tadi.

"Ante, ini adik afa ya?" tanya seorang anak kecil berusia dua tahun.

"Iya sayang, cantik kan?"

"Antik. Tapi kan tante, kok yang atu matanya itam yang atu lagi bilu" tanyanya lagi saat kedua adiknya itu membuka matanya.

"Arkan papa mau bicara dengan kamu, ikut papa" perintah seorang pria paruh baya.

Dengan segera Arkan mematuhinya, dengan terpaksa ia berlalu mengikutinya.

"Papa mau kamu buang anak yang memiliki mata hitam itu" ucapnya to the poin saat mereka telah tiba di tempat tujuan.

"Ha? Kenapa Arkan harus membuang anak itu?!" tanyanya dengan nada emosi.

"Arkan apa kata teman teman papa jika kalau cucu papa berbeda. Kamu lihat semua keluarga kita memiliki mata yang biru sedang dia berbeda, ini lah yang menyebabkan papa dulu melarang keras untuk tidak mengizinkan kamu menikahi wanita itu. Hal semacam ini pasti terjadi. Papa sudah pasrah saat kamu mau tinggal di indonesia. Sekarang kamu tinggal pilih, kamu memilih istri kamu atau anak itu?"

"Tapi pa, bagaimana dengan Yunita?" tanya Arkan.

"Justru itu, papa memberitahukan sekarang karna Yunita belum sadar. Kita bisa merahasiakan ini semua" jawabnya

"Baik lah aku akan membuangnya" ucapnya tanpa berpikir dua kali.

Setelah acara rundingan itu selesai, dua insan tersebut kembali keruang rawat.

Mereka menjelaskan maksud mereka, awalnya aa beberapa orang yang menolak namun demi kebaikan keluarga mereka, akhirnya mereka menyetujui hal tersebut.

Ke esoknya Arkan membuang anak tersebut di sebuah rumah minimalis yang sangat jauh dari pemukiman nya.

Ia meletakan sebuah amplop coklat berisikan uang dan sebuah surat yang menjelaskan identistas bayinya.

Dan pada saat itu, ia telah berpisah dengan putri bungsunya.

Flash on

"Maafkan papa sayang, papa memang salah. Seharusnya papa tidak melakukan itu" ujarnya setelah menyelesaikan ceritanya.

"Papa tau kamu tidak mudah menerimanya, tapi papa mohon maafkan papa" ucapnya lagi saat melihat Agatha acuh denganya.

"Om! minta maaf itu gampang, yang sekarang di permasalahkan, bagaimana om bisa mempertanggung jawabkan kesalahan om" tekan Agatha, gadis itu menatap pria yang katanya papa-nya tanpa minat.

"Beri papa kesempatan untuk memperbaikinya Agatha"

"Memberi kesempatan itu nggak semudah membalikan telapak tangan, om . Karna memberi kesempatan itu memberi kepercayaan kepada orang itu, dan sekarang Agatha belum percaya sama om" ucap Agatha membuat hati Arkan berdenyut nyeri.

"Lagian, memperbaiki tidak semudah menghancurkan om dan memperbaiki gak akan bagus seperti semula. Sama seperti kita yang memeperbaiki vas yang pecah, lalu kita rekatkan kembali. Tapi om... vas itu gak akan indah seperti awal, karna terlalu banyak perekatnya. Sama seperti om yang berharap memperbaiki ini semua. Gak ada gunanya, sakit hati tetap ada dihati Agatha."

"Tapi kita bisa mengganti vas itu dengan yang baru Agatha. Begitu pun papa! Papa juga akan memeperbaiki semua ini dengan cara papa sendiri, papa akan mengisi hari yang papa lewati bersama kamu dengan kasih sayang yang baru dan dengan hal yang baru" katanya menjawab ketidak pedulian Agatha.

"Tapi itu gak akan sama, om"

"Papa tau itu, tapi beri papa kesempatan. Kamu bisa percaya dengan papa" ucapnya berusaha menyakinkan Agatha. Namun Agatha tidak menimpali ucapan Arkan, ia menatapnya sebentar lalu berlalu dari sana.

Arkan hanya dapat menatap punggung putri bungsunya itu yang lambat laun menghilang dari padanganya.

Ia tau akan perbuatanya, pasti ia tidak akan mendapat maaf dari putrinya itu secara perbuatanya itu sengguh keterlalauan.

Sedangkan Alex selaku orang tua Arkan, menatap miris keadaaan anaknya beserta cucunya. Ia merasa bersalah akan kejadian ini, seharusnya ia yang disalahkan disini.

Karna ia yang telah menyuruh Arkan membuang Agatha. Namun ia tidak bisa berbuat banyak, keputusan ada ditangan Agatha seorang.

"Bagaimana? Bapak sudah mendapat jawaban dari Agatha kan, sekarang saya harap bapak segera pergi dari rumah saya. Saya akan memberikan anak anda jika Agatha sendiri yang mau pergi bersama bapak, tapi jika tidak jangan coba salahkan saya jika saya ikut campur urusan keluarga anda. Pintu keluar terbuka untuk anda" kata Arina sambil menunjukan arah pintu rumahnya. Dengan sia sia mereka pun pergi dari sana, tapi sebelumya.

"Besok saya akan kembali lagi kesini" katanya dan pergi begitu saja.

Setelah memastikan tamu tak di undang itu sudah pergi, Arina pun akhirnya berjalan menuju kamar putrinya itu. Ia sangat menyayangi Agatha seperti anak kandungnya sendiri.

Bagi wanita itu, Agatha adalah anugrah terindah yang dititpkan allah untuknya. Dan sampai kapan pun Agatha akan tetap menjadi anaknya.

Tok tok tok

"Sayang, Bunda boleh masuk?" katanya sambil mengetuk pintu. Namun tidak ada jawaban sama sekali dari dalam kamar putrinya.

Dengan langkah pelan Arina membuka pintu kamar Agatha yang memang tidak di kunci. Ia melihat Agatha yang berbaring memunggunginya. Arina sangat bersalah atas kejadian ini, andai ia memberitahukan lebih awal kepada Agatha mungkin putrinya ini tidak akan marah padanya.

"Sayang kamu marah sama bunda" ucap Arina, tak ada jawaban dari Agatha.

"Bunda tau ini be_" katanya terpotong oleh perkataan Agatha.

"Agatha ingin istirahat. Boleh bunda keluar?" tanya nya, dengan tak enak hati Arina menjawabnya. "Baiklah bunda keluar! Selamt tidur sayang."

Setelah terdengar suara pintu yang tertutup baru Agatha menatapnya dengan berlinang air mata.

Rasa menyesal tersingkap di hatinya, seharusnya ia tidak marah pada bundanya karna  yang salah disini orang tua kandungnya bukan bundanya.

"Maafin Agatha ya bun"  ujar gadis itu. Rasa kantung membuatnya menutup mata, ia berharap esok hari akan lebih baik lagi.

__________
Ig Ai_graphic54

Luangkan waktu buat Vote sama Komen yah! Karna komen kalian penyemangat author.

Dan jangan lupa buat masukin cerita ini ke reading list kalian.

Agatha || My Story (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang