🚅.five day

250 55 2
                                    

Langkah kaki yang tergesa-gesa melewati lorong kelas sebelas, suara isakkan yang tertahan diiringi hembusan nafas yang menyesakkan terdengar mengkhawatirkan.

Seorang siswi yang masih memakai pakaian seragam itu berjalan tak tentu arah, sembari terus menengok ke belakang seperti tengah dikejar sesuatu.

Sesuatu yang mengerikan terdengar, hingga kakinya terasa lemas dan tak berdaya melangkah lagi. Telinganya menangkap suara ngilu, sentuhan ujung benda tajam pada lantai.

Siswi itu terus berusaha berlari namun kakinya terlalu lemas, dan dengan tergopoh-gopoh, ia melaju menghindari suara ngilu menakutkan tersebut.

Suara benda tajam itu memekakkan telinga, seperti kematian sudah menjalar. Hingga gadis itu mengeluarkan sesuatu dari jaket hitam yang ia pakai, sebuah belati.

Jihyo mengerjap nafasnya memburu setelah bangun dari tidur, mimpi itu selalu menghantui Jihyo.

Tidak tahu kenapa akhir-akhir ini Jihyo seringkali bermimpi buruk, dan anehnya Jihyo tidak mengetahui korban dari mimpinya.

Tangan Jihyo bergerak mengusap pelipis dan dahinya yang berkeringat, ia mencoba rileks dan seolah tidak bermimpi apa-apa.

"Kebo! Cepetan mau berangkat gue, " teriak Chanyeol dari luar sambil menggedor-gedor pintu kamar Jihyo.

Jihyo menghembuskan nafas kasar dan berdiri berjalan ke kamar mandi.

Sementara itu Jungkook, seorang murid baru tengah di kejutkan oleh berita yang tertera di Mading sekolah.

Deg

"Sebentar ini Mina? " tanya Jimin menengok melihat Jungkook yang masih terfokus membaca redaksi juga menatap foto hasil penyelidikan.

Mina.

Tiba-tiba dari ujung sana ada seseorang yang berlari menerobos kerumunan dan berdiri tepat didepan Mading.

"Enggak ini bukan Mina! " ucap Jihyo, siswi yang menerobos tadi.

Jungkook melirik, matanya menangkap air mata yang jatuh dipipi Jihyo. Gadis itu menangis, terkejut dan tidak rela sahabatnya meninggal secara naas seperti ini.

"Bukan! Mina masih hidup, " tegas Jihyo pada dirinya sendiri.

Para murid menatap Jihyo prihatin, mereka juga sama merasa kehilangan. Tapi mereka mengerti, Jihyo dan Mina sangat dekat dari kelas sepuluh.

"Siapa yang bikin berita ini? " tanya Jihyo histeris, semuanya kacau pikiran Jihyo hanya tertuju pada Mina.

"Semuanya real Jihyo, " kata Jimin pelan, tapi Jihyo masih bisa mendengar nya.

Jihyo berbalik menghadap Jimin.

"Real? Buktinya mana? Jelas mukanya aja enggak keliatan, enggak jelas! " tekan Jihyo menyentak Jimin yang hanya memberitahu Jihyo yang sebenarnya.

"Enggak bakal jelaslah, orang Mina meninggalnya dengan keadaan sebelah matanya pecah dan yang sebelahnya keluar. "

Plak

Semua pandangan tertuju pada Jihyo, yang dengan kencang menampar Jimin.

Jungkook yang berada disamping Jimin hanya diam, tidak merespon apapun. Ia hanya melihat bagaimana emosi Jihyo berjalan.

"Jangan ngarang! Gue enggak percaya, " kata Jihyo menegaskan bahwa yang dia dengar dan lihat hanyalah kebohongan.

Namun ini benar adanya.

"Terserah mau percaya apa enggak, tapi Mina udah enggak ada. Gara-gara lo, " jawab Jimin dengan kalimat akhir yang diperkecilkan volumenya.

Jihyo berlari menyeret tasnya yang berat, menuju TKP dimana kejadian itu ada.

Lorong kelas sebelas tepatnya depan lab bahasa sampingnya kelas 11 MIPA 1, juga depannya kelas 11 IPS 4.

Jihyo terdiam ditahan oleh palang polisi, terlihat beberapa orang yang tengah mengidentifikasi jasad.

Bahkan Jihyo bisa melihat yang tergeletak tak berdaya diatas lantai itu, dan benar itu jaket Mina yang dipakai ketika menjemputnya di stasiun.

"Mina, " ucap Jihyo lirih.

Dan untuk ke delapan kalinya, Jihyo harus merelakan sahabat terbaiknya. Satu-satunya,

Sebuah guratan senyuman sinis tersembunyi dibalik kaca, bukan seseorang melainkan sesuatu hal.


train to busanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang