The Truth Untold

166 9 0
                                    


Ada yang berdiri tegak menegang sejak tadi. Tangannya bergetar, bola matanya melebar, mulutnya setengah terbuka. Jantungnya berdebar tak karuan. Seakan mengerti dengan jantungnya, tubuhnyapun ikut melemas.

Naomi gadis manis itu sekarang terdiam mematung di belakang Mama dan kakaknya. Gak sengaja mendengar percakapan 2 orang yang disayanginya itu.

"Jadi Nao mau ditumbalin ??" ucap  Naomi tiba2 dengan senyum sarkas

Mama dan kakanya Nala, langsung ngeliat sosok dibelakang yang rupanya udah ada sejak dari tadi. Nala yang sadar langsung memijit alisnya pelan. Seakan ada pusing yang tiba2 menghantamnya.

"Nao, denger dulu penjelasan kita ..." ucap Nala berusaha lembut

"Emang masih ada penjelasan buat Nao ??!?!" ucap Nao lebih ketus

Sekarang kepala nya sudah dipenuhi emosi, bukan lagi rasa sakit atau sedih. Mama nya masih terduduk lemas, belum sanggup melihat wajah putri bungsunya.

"Okay, kalau mau jelasin, jelasin sekarang ma !" sambungnya ketus

"Nao ..." potong Nala

"Diam ! Gw gak butuh jawaban dari lo ! Yang gw mau mama yang jelasin ke gw !" bentak Nao ke Nala

Nala cuma bisa pasrah, ngeliat ke arah mamanya yang barusan menghela nafas kasar. Keliatan wanita paruh baya itu mengangkat kepalanya pelan.

"Kamu harus mau, karna kita gak punya pilihan Nao ..." ucap mamanya dengan nada tegas

"Gak ! Pokoknya Nao gak mau ! Lagian kenapa gak Nala aja !?!?!!?" bantah Nao

Suara Nao makin tinggi, memenuhi setiap sudut ruang tamu

"Kamu harus mau karna ini udah diatur dari sana Nao ! Dan gak ada kata penolakan ! Salahkan papa kamu kalau kamu gak suka !" balas mamanya

Nala langsung ngeliat mamanya. Kepalanya geleng pelan, ngasih kode ke mamanya untuk gak ngomong lebih dari ini. Tapi kayaknya mamanya memang udah gak bisa bohong lagi ke anak bungsunya itu. Wajahnya menyiratkan satu hal yang gak bisa lagi ditahannya.

"Hhh, kenapa jadi bawa2 Papa sih ??? Papa tu udah tenang ma disana, gak pantes mama ngomong gitu !!" sanggah Nao lagi

"Kamu tanya kenapa bawa2 Papa kamu ?? Karena papa kamu itu bajingan !!!" sambut mamanya

"Wha .... Bajingan apanya ??!?!?!!?! Papa itu udah bahagia di sana ma !!!" pekik Nao

"Iya ... Papa kamu itu memang udah bahagia. Bahagia sama perempuan lain !!" ucap mamanya

Nao tersentak, kepalanya seakan dihantam balok kayu. Nala gak kalah kagetnya. Bukan karna ucapan mamanya, tapi karna dia gak percaya mamanya harus ngomong hal ini ke Nao disaat seperti ini.

"Ma-maksud mama apa ?? Papa kan ud ...."

"Papa kamu gak mati ! Papa kamu pergi sama perempuan lain. Ninggalin kita, hanya dengan perusahaan yang udah collaps dan perjanjian busuk itu !!!" potong mamanya sambil menangis terisak

Dihempaskannya badannya ke sofa dibelakangnya. Ada sedikit rasa penyesalan setelah semua ucapannya. Ada rasa bersalah karna harus ngasih tau Nao sesuatu yang pasti akan ngancurin hatinya.

"Kamu fikir mama rela ngasih kamu gitu aja sama mereka ?? Mana ada orang tua yang rela ngeliat anaknya diperlakukan seperti itu. Cuma dia laki2 bejat yang tega ngejual anaknya sendiri !!! Dan itu Papa kamu !!" lanjut mamanya dengan air mata yang gak berhenti2

Kata2 mamanya itu sukses bikin Nao seakan dihempaskan dari tempat paling tinggi. Kaki nya bergetar hebat. Tubuhnya kembali melemas.

"I-itu gak bener kan Nal ???" tanya Nao dengan suarnya yang pelan dan parau

Nala cuma bisa natap mata adiknya dengan penuh sendu dan luka. Mata sendu yang seakan maksa Nala untuk kembali mengingat semua kejadian pahit itu. Mengisyaratkan sesuatu yang membuat Nao semakin hancur

Nao gak percaya, sekarang dia menyadari ada satu fakta baru didalam keluarganya yang selama ini dia gak pernah tau. Fakta yang merobek hatinya lebih dalam dari apapun

Papa yang sejak kecil selalu dibanggakannya, dicintainya, seketika berubah menjadi sosok lelaki brengsek yang mungkin hanya dengan memakai nama belakangnya saja bikin Nao jijik

Semua memori menyakitkan itu seakan kembali merajai pikirannya.
Dimulai dari saat Papanya jarang pulang, sampai ketika kabar Papanya meninggal dan mayat nya gak bisa dibawa pulang untuk dilihat terakhir kalinya. Semuanya seakan jadi satu rangkaian yang saling terhubung

"Nggak ... Nggak mungkin, Papa gak mungkin kayak gitu. Nao gak percaya !!" ucap Nao sambil menangis dan berlari menuju kamarnya

Dibantingnya keras pintu kamarnya. Dijatuhkannya badannya kekasur dan ditenggelamkannya wajahnya dibantal. Nao menangis sejadi2 nya, meraung tanpa henti. Suaranya tertahan dibalik bantal. Sesegukan sampai hampir kehabisan oksigen

Sesekali suara tangisnya lolos, menggema hingga ke bawah. Menembus telinga Nala yang saat ini bingung. Mana yang harus ditenangkannya lebih dulu. Mamanya atau Adik semata wayangnya

Kemudian setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya. Tidak bersuara, tapi cukup membuat siapa saja yang melihatnya ikut merasakan kepedihannya

Siang itu memori kelam yang dulu pernah mereka kubur bersama2, bangkit lagi dan menggerogoti jiwa mereka masing2. Merusak semua struktur pikiran dan batin mereka. Mengoyak dan menghancurkan dengan rata tanpa tersisa

Membuat Ibu dan 2 anak gadis itu menanggung pedih yang teramat sangat, hingga tak satu obatpun didunia ini sanggup mengobatinya


🍃


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Jangan lupa komen dan vote untuk Unplanned Love

💜Azmi's

The Unplanned LoveWhere stories live. Discover now