Tok ... Tok ... Tok ...
Pintu kamar Nao diketuk pelan dari luar, sayup2 ada suara perempuan yang manggil namanya. Membuat Nao mau gak mau harus membuka matanya yang masih tertup rapat
"Mba Naomi ... bangun mba, udah pagi. Mas Mizzu udah nungguin ...."
Nao masih membalik2an badannya yang masih terbungkus selimut. Rasanya seakan kasur gak membiarkan dia beranjak
"Mba Naomi .... bangun mba, nanti Mas Mizzu marah mba ...."
"Haaaaiiiissshhh, Mizzu lagi Mizzu lagi !" ketus Nao
"Iyaaaa ... Ini aku bangun ...." saut ke perempuan diluar kamarnya
Nao langsung beranjak dari kasurnya, dibukanya pintu kamar dan dilihatnya pembantu rumah tangganya udah berdiri dengan wajah yang cemas
"A-anu mba, mas Mizzu udah nunggu dibawah. Ka-kalau mba Naomi gak cepet turun, mas Mizzu bisa marah ...."
Nao memutar bola matanya malas dan menggaruk kepalanya. Decakan kasar terdengar dari mulutnya
"Ya udah aku turun ....."
Nao langsung turun dan menuju dapur, diikuti pembantu dibelakangnya. Sampai didapur dilihatnya Mizzu udah duduk dimeja makan dengan tangan terlipat dan tatapan yang mematikan
'Ck ! apaan sih ngeliatnya gitu ?? Gak pernah liat orang bangun tidur apa ya ??' batin Nao kesal
Nao baru akan narik kursi makan, tiba2 suara bariton Mizzu udah membuatnya terdiam
"Jam berapa ini udah ??"
Nao langsung ngeliat Mizzu dengan ekspresi datar, mengedarkan pandangannya ke arah jam dinding didapur
"Jam 8 ..." ucap Nao santai
Mizzu menatap Nao sinis
'Bener2 kayak ngurus anak SD' batinnya geram
"Bik, kasih tau Nao jam berapa aku sarapan" tegas Mizzu
"Ba-baik Mas ... Sarapan pagi Mas Mizzu jam setengah 8 mba, jadi jam setengah 8 mba Naomi harus udah disini ...." jelas pembantunya dengan wajah tertunduk takut
Nao memutar bola matanya malas
"Hhh, semalam itu baru ada acara besar dan aku capek. Emang gak boleh apa bangun siang dikit ??"
"Nao !" bentak Mizzu
Suara Mizzu menggema diseluruh ruangan. Membuat 2 orang disana mematung dan kaget, khususnya Nao. Jantungnya berdegup kencang karna suara Mizzu yang besar
YOU ARE READING
The Unplanned Love
RomancePernikahan yang disusun tanpa izin darinya, membuat Naomi berada dalam masalah Membuatnya harus menjalani kehidupan rumah tangga yang palsu Membuatnya selalu ingat, bahwa dia terpaksa membenci hidupnya sendiriq Tapi dia lupa, bahwa kehidupan baruny...