Careless Lady

96 5 0
                                    

Udah 2 hari berlalu sejak kejadian di kantor, dan sejak saat itu juga Nao gak begitu banyak omong. Kalau bukan karna hal penting, Nao lebih memilih diam, bahkan Nao lebih banyak berdiam diri dikamarnya. Hanya saat sarapan dan makan malam dia benar2 berhadapan dengan Mizzu.


Bukan tanpa alasan, gadis itu kini benar2 membuat jarak yang jauh dengan Mizzu. Dia benar2 enggan untuk berinteraksi dengan Mizzu. Masih ada rasa sungkan dihatinya mengingat kekacauan yang dia perbuat, dan Mizzulah penyelamatnya. Miris memang jika dipikir2, manusia yang paling dia hindari justru dialah yang menjadi benteng utama untuk Nao. Apalagi jika diingat seberapa besar angkuhnya pria itu, sudah pasti membuat Nao ingin mengumpat saja.


Pagi ini pun begitu, mode sarapan yang selalu hening pun kembali tercipta. Mizzu sibuk dengan teh dan koran nya, sementara Nao sibuk dengan roti dan ponselnya. Nao benar2 membiasakan dirinya. Beraktifitas layaknya manusia normal di hadapan Mizzu. Bukan masalah, karna memang sudah seharusnya seperti itu bukan ??


Berbeda dengan Nao, Mizzu masih meoba memberikan atensinya sedikit2 untuk Nao. Bukan karna peduli, tapi hanya sebatas formalitas kalau2 ada sesuatu yang terjadi dengan Nao, dia bisa menjelaskan ke mertuanya dengan baik.


Sebentar2 Mizzu melirik ke arah Nao yang masih asik mengotak - atik Hp nya, bahkan untuk menyuap roti ke mulutnya saja Nao butuh waktu beberapa menit.


"Ck ! Dasar !" decih Mizzu pelan


Suara nya hampir gak terdengar, tapi cukup jelas karna sekarang hening diantara mereka membuat setiap suara kecil pun menggema di sana. Tapi sayang, chat nya dengan Ryu membuat Nao seakan tuli. Sebentar2 gadis itu tersenyum kecil , lalu tiba2 senyumnya mengembang bisa bagai bunga.


"Aku udah siap ...." ucap Mizzu tiba2


Suara Mizzu yang berat membuat Nao sedikit kaget, ditegakkan posisi duduk nya dengan cepat diletakkan nya hp nya disamping piring makannya. Dengan lirikan mata yang sesekali mencuri kearah Hp nya, Nao memasukkan kembali roti ke dalam mulutnya.


Mizzu menenggak sisa teh dan air putihnya, lalu merapikan jas nya dan menyambar tas kantornya.


"Kamu mau dirumah aja atau gimana ??" tanya Mizzu tiba2


Nao melihat kearah Mizzu, dahinya sedikit berkerut, dan mulutnya sudah hampir mengeluarkan kalimat, tapi terhenti karna Mizzu duluan memotong.


"Kecuali kantor ...."


"Mmm..." Nao menghela kasar


Mizzu melihat jam tangannya, lalu berjalan ke arah luar, diikuti Nao yang tergesa2 di belakang nya.


"Aku pergi dulu, kalau mau pergi sama mang Jajang aja, Pak Wayan stay di kantor ....."


Nao hanya diam, menatap Mizzu dengan pandangan datar.


"Rumah Ibu ....." ucap Nao tiba2


Mizzu langsung membalik kan badannya yang udah stand by disamping mobil.


"Aku mau ke rumah Ibu aja ....."


"Mmm ... kabarin aku kalau mau pergi ...." balas Mizzu


Lantas Mizzu masuk ke mobil dan meninggalkan gadis itu di halaman depan. Nao langsung masuk ke rumah, segera setelah mobil Mizzu menghilang dari pandangan nya.


"Mang, nanti anterin ke rumah Ibu ya ...." ucap Nao


"Baik Non ...."


Nao kembali ke kamarnya setelah mengingatkan mang Jajang, supir satu2 nya dirumah besar ini. Terkadang Nao heran, rumah sebesar ini hanya punya 2 pembantu dan satu supir. Mizzu bukan terlalu pelit untuk membayar ART dan supir, pria itu hanya gak suka suasana rumah yang ramai. Karna kalau enggak, untuk apa di umurnya yang masih muda dia udah milih keluar dari rumah orang tua nya. Apalagi dia sangat teramat mencintai Ibu nya, bukannya kalau gitu dia bakalan susah lepas dari Ibunya ??


The Unplanned LoveWhere stories live. Discover now