Crazy Silly Deal !

137 11 0
                                    

Naomi, gadis manis itu masih mengurung dirinya dikamar. Sesekali menangis terisak, kemudian berhenti, kemudiam menangis lagi. Ntah sudah berapa tisu yang habis terbuang karnanya.

Memori kelam itu masih bergelayutan dipikirannya. Sesekali masih membuatnya tersenyum tipis, lalu tiba2 menangis terisak lagi. Itu saja yang dilakukannya sampai suara ketukan pintu dan suara Nala menyadarkannya.

Tok tok tok ...

"Nao, makan dulu ...." ucap Nala dari balik pintu

Nao gak ngerespon, cuma helaan nafas kasar yang keluar dari mulutnya. Dia masih duduk di balkon kamarnya, menatap lurus kearah luar. Badannya ditutupi selimut dengan rambut yang masih acak2an. Matanya masih sembab, perih dan merah. Hidungnya masih tersumbat penuh, dan suaranya masih parau

Ya, ini momen terburuk yang dirasa Naomi dalam hidupnya. Bahkan berita kematian Papanya --yang palsu, tidak ada apa2nya dibandingkan ini.

Naomi Okitada gadis manis dan pintar, putri dari Ibu Hesty Lestari wanita paruh baya berdarah Sunda dan Bapak Sinko Okitada lelaki asli Jepang ini sangat terpuruk. Kenyataan menamparnya berulang2 dengan sadis.

Sebenarnya Nao tidak hancur sendirian ada Mamanya, bahkan kakaknya. Nala. Tapi Nala jauh lebih dewasa, dan sudah tau tentang semuanya dari awal. Membuatnya lebih menerima kenyataan

Dengan sisa tenaga yang ada Nao jalan ke arah meja rias dikamarnya, diambilnya ikat rambut miliknya, lalu mulai menggulung rambutnya yang hitam menjulang keatas.

Nao berdiri didepan meja rias, memperhatikan dirinya. Dilihat nya berulang2 garis wajahnya. Dia menyadari satu hal. Tidak ada kemiripan yang terlalu antara dia dengan sang Papa.

Hanya kulit putih, rambut hitam dan senyum yang mirip dengan Papanya. Bahkan matanya tidak terlalu sipit dan hidung yang mancung karna masih kental campuran darah sang Mama.

"Hhh, aku gak akan pernah senyum lagi kalau gini " gumamnya ketus

Kemudian dia berjalan gontai ke bawah, tepat ke ruang makan. Dilihatnya sudah ada 2 orang yang menunggunya. Mama dan Nala.

Ditatapnya wanita yang duduk di kursi utama meja makan, lalu pandangannya beralih ke Nala.

Tiba2 dia teringat satu hal, Nala sangat mirip dengan Papanya. Air matanya kembali berlinang, namun ditahannya. Menyadari bahwa ini harusnya lebih sulit untuk Nala, mengingat wajahnya yang sangat mirip dengan Papanya.

Nala, memang lebih mewairisi wajah Jepang milik ayahnya. Selain mata yang mirip dengan Nala, hampir semuanya mirip dengan Papanya. Garis wajah, hidung dan bibir tipis yang serupa, membuat kakaknya itu seakan gambaran Papanya namun dalam bentuk perempuan.

"Nao, makan dulu ..." ucap mamanya yang tau Nao sesang menahan tangisnya

Nao gak banyak bicara, hanya langsung menyantap makanannya, walau dia tak berselera. Suasana makan malam itu sangat hening. Hanya dentingan sendok dan garpu yang terdengar.

Setelah semua selesai, tiba2 Nao memecah keheningan

"Ma ... Nao minta maaf karna tadi udah bentak mama. Nao juga minta maaf udah egois ...."

Bu Hesty dan Nala langsung melihat kearah Nao. Sebelum sempat Nala nyaut, Nao langsung memotong lagi

"Nao ....... I accept the wedding"

Sontak mata Nala melotot, dan sang Mama terkesiap dengan ucapan si bungsu. Ntah apa yang merasukinya, tapi Nao yakin dengan ucapannya.

"Nao, kalau kamu gak mau ga ......" ucapan Nala terpotong

The Unplanned LoveWhere stories live. Discover now