Ryu

100 7 2
                                    

"Nih .... Bantuin gw bawain ini dulu, baru abis itu kita makan ..." ucap Nala sambil ngasih beberapa tumpukan berkas

"What ?!?!?!!?"

"Bu, biar saya aja. Kasian Mba Nao ...." ucap Mita sekertaris Nala

"Nah iya ! Bener tuh, nih nih ..." balas Nao

Tapi belum sempat tangannya ngasih tumpukan berkas ke Mita, Nala keburu motong dia

"Nao !" bentak Nala

"Itu hukuman buat lo, karna udah bikin gw marah !" sambung Nala

"Elaaaah, yang mau bikin lo marah siapa cobak ?? Lo nya aja yang panikan ..." ejek Nao sambil jalan duluan

"Naaaooooo !" pekik Nala

"Udah buruan, berat ini ... kalo gak gw letakin dilantai ni !" keluh Nao

Nala cuma bisa menghela nafas kasar ngeliat tingkah adik kesayangannya ini.

Nao ngikutin Nala ke lantai 4. Gak kayak lantai 3 tadi dengan koridor panjang, lantai 4 hanya ada 1 ruangan besar, dengan papan tulisan "Divisi III". Ini satu2 nya lantai yang isinya khusus bagian Konstruksi Bangunan. Gak nyampur sama bagian lain.

Nala narik handle pintu dan langsung masuk kedalam, diikuti Nao dari belakang. Semua mata ngeliat kearah mereka dan beberapa langsung nyapa Nala. Sisanya ada yang telfonan, ada juga yang sibuk ngerjain deadline.

Mata Nao meliar kesegala arah bak mesin scan. Dilihatnya karyawan2 yang kerja dibagian ini jadi satu dalam satu ruangan besar, dan cuma dipisahin sama sekat meja. Langkah kakinya ikut berhenti waktu Nala berhenti disalah satu meja.

"Ryu ada ??" tanya Nao ke salah satu wanita disana

Keliatan mirip kayak asisten manager bagian ruangan ini. Mata Nao ngeliat kearah pintu didepannya.

"Ada Bu, sebentar saya panggilkan ...." ucap wanita itu

"Hmmm ..." angguk Nala

Lalu wanita itu masuk ke ruangan didepannya. Dan selang beberapa detik keluar lagi.

"Silahkan masuk Bu ...." ucapnya mempersilahkan Nala

Nala ngangguk dengan senyum, kemudian masuk diikuti Nao dari belakang. Nao keliatan masih kesusahan bawa tumpukan berkasnya, bibirnya ngeluarin gumaman kecil.

"Bu Nala , Kenapa repot2 bawa berkasnya kesini ?? Kan tinggal telfon biar diambil bawahan saya keatas ..."

"Tau nih, kan gw capek ....." sambung Nao tiba2

Suara Nao mengalihkan perhatian keduanya. Nala ngeliat kebelakang, sementara pria itu memiringkan kepalanya, supaya lebih jelas siapa yang berdiri dibelakang Nala sekarang.

"Iiisss bantuin kek Nal, berat iniiii ..." keluh Nao lagi

"Maaf, sini biar saya bantu ..." ucap pria tadi

Dengan sigap pria itu maju kearah Nao. Lalu saat tubuhnya tepat didepan Nao, gadis itu mengangkat kepalanya. Tiba2 matanya membulat, pria didepannya ini adalah si tukang siul tadi. Tak kalah dengan Nao, pria itu pun keliatan sedikit kaget. Tapi lucunya, dia malah tersenyum manis ke arah Nao

"Halo nona siul ...." ucapnya dengan senyum manisnya

Senyumnya hangat dengan gigi kelinci yang terpampang sempurna. Dikerutkanya hidungnya, sampai mata nya seakan mau hilang. Nao makin kaget dengan pemandangan didepannya ini, terutama dengan senyum laki2 ini.

The Unplanned LoveWhere stories live. Discover now