"Kak, aku udah keluar ini di depan pintu, Kakak dimana?" Tasya menoleh kanan kiri mencari keberadaan seseorang.
Tasya melambaikan tangan sambil tersenyum lebar saat melihat orang itu mendekat,
"Kak Yoyoooo ...."Ia lari dan menghambur ke dalam pelukan Yoga.
"Kangeeeeen," ucap Tasya sembari memeluk erat teman masa kecilnya itu.
Yoga tersenyum dan mengelus rambut Tasya,
"Iyaa samaa, kakak juga kangen," setelah mereka melepaskan pelukan, mereka menuju parkiran mobil.
"Udah makan siang?" tanya Yoga sambil fokus menyetir.
"Belooooom," jawab Tasya sambil matanya mengawasi jalan kayak polantas.
"Kita makan ke tempat Jay ya?" usul Yoga. Tasya hanya manggut-manggut, siapa sih yang bisa nolak makanan.
"Gimana?" tanya Yoga, Tasya yang emang tau apa yang dimaksud Yoga pun menceritakan keadaannya saat ini.
"Ya gitu, Tasya sejak mama meninggal, Tasya mau hidup sendiri, makanya Tasya pindah kesini," Tasya cerita dengan suara lirih, sambil nahan tangis.
Yoga sebenarnya sudah mengetahui segala sesuatu tentang masalah keluarga Tasya, dia cuma mau mastiin aja apa Tasya udah yakin sama keputusan dia minggat dari rumah.
Sebenernya bukan minggat sih, orang dia juga ijin sama papanya. Tasya memilih pergi ke Bali karena ia ingin jauh dari kehidupannya yang suram.
Beruntung, teman masa kecilnya, Yoga yang biasa dipanggil Yoyo dengan senang hati ngasih saran kalau mending Tasya ke Bali aja.
Tasya yaa nurut aja soalnya Yoyo udah kayak Kakak buat Tasya yang memang anak tunggal.Perjalanan ke restoran Jay lama kali sampe capek mulut Tasya cerita tentang kehidupan malangnya.
"Kak, masih lama apa? Aku laper banget," rengek si Tasya. Yoyo hanya tertawa, gimana Yoyo ini nggak tau apa kalau ketawa nggak bikin kenyang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMETHING
FanfictionBASED ON TRUE STORY beberapa bagian telah dimodifikasi dari cerita asli.