#4 Ribet coy!

8 0 0
                                    

Juan pagi-pagi udah teriak-teriak di rumah Yoga, padahal dia baru aja turun dari mobil.

Mungkin karena rumah Yoga banyak pohon jadi naluri tarzan Juan keluar.

Yoga yang lagi ngurusin kerjaan cuma nengok doang lewat jendela ruang kerjanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yoga yang lagi ngurusin kerjaan cuma nengok doang lewat jendela ruang kerjanya.

"Hareeee eneeeee hareeeee yang kaw tonggooooo ..." Juan nyanyi sambil naik ke lantai 2 trus ketemu Tasya yang lagi melototin dia.

"Tasya cantik siapa yang punyaaaaa, yang punyaaaa pasti siapaaa, asek asek josss" Tasya menyapa dirinya sendiri karena waktu ngeliat Juan, Juan nggak nyapa dia sama sekali.

"Sinting!" umpat Juan sambil melewati Tasya yang masih joget.

"Echa udah bangun, lagi di dapur dia," Tasya memberikan info yang sangat penting waktu Juan sudah telanjur masuk kamar Echa.

Tasya dan Juan turun barengan ke ruang makan, kalau Tasya jelas mau sarapan. Kalau Juan mungkin mau makan siang lebih awal atau sarapan ronde ke xxxxxxxx.

"Lo kenapa nggak manggil gue sih? Gue udah telanjur ke kamar lo, dan si nenek lampir baru bilang lo disini,"

"Bawel," jawab Echa singkat takut boros kayak jaman smsan pake esia hidayah.

***

Tiga makhluk bertulang belakang telah tiba di calon kampus mereka.

Mereka pun ke rektorat buat ngasih berkas-berkas yang dibutuhin. Mereka duduk di meja registrasi barengan bertiga dengan dilayani 3staf pula.

"Mbak, ini ada yang belum di tandatangani,"

Tasya kaget, sejurus kemudian dia senyum sok bijak, "Emang sengaja, Mas. Biar mas minta tandatangan saya hahahahahhaha,"

"Mas, ini pas photonya kurang selembar," mampus kau Juan akibat banyak cengengesan.

"Oiya, emang kurang karena pas photo saya tidur," Echa dan Tasya beserta staf rektorat cuma geleng-geleng ngeliat kelakuan Juan.

"Bercanda sayang," Juan ngeluarin satu lembar photo dari dompet souvenir nikahan Niki Dirga.

"Mas, ini masnya belum isi mau masuk jurusan apa?" giliran Echa yang sekarang kena.

"Samain aja deh sama mereka berdua, Pak. Apapun jurusannya, tetepa saya bayar spp kan?" jawab Echa cuek.

"Silahkan tunggu disana, nanti dipanggil satu-satu buat ambil kartu," kata staf yang kayaknya udah nggak sanggup sama tiga kadal kecil.

Setelah ke bagian pendaftaran, mereka harus urus ini itu ke bagian akademik.

Setelah urusan akademik selesai, mereka ke bagian kemahasiswaan buat foto KTM, untungnya nggak antri. Juan, Echa, dan Tasya pada nyobain almamater yang disediain buat properti.

SOMETHINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang