08

7.1K 785 20
                                    

Happy Reading

Jangan lupa tinggalkan jejak!!!

"Unnie ayo kita ikuti Lily, aku tidak mau Lily pergi lagi ayo unnie." ajak Jennie sambil menarik tangan Jisoo.

"Mungkin itu hanya orang yang mirip dengan Lily kita jen, jangan berharap lebih." jelas Jisoo.

"Hiks.... tapi aku yakin kalau itu Lily hiks.... Lily kita belum meninggal kan unnie hiks.... jawab unnie hiks...."

Jisoo yang melihat Jennie menangis pun memeluk tubuh sang adik dan tanpa disadari Jisoo juga ikut meneteskan air matanya.

"Bukan kah kau sudah berjanji tidak akan menangis lagi."

"Aku tidak menangis tapi dia Lily unnie."

"Sudah lah jen, Lily kita sudah tenang di surga." Jisoo pun langsung menuju mobilnya diikuti oleh Jennie.

*****

Selama perjalanan, Lisa masih terisak karena perkataan chaeng yang menusuk hati nya. Lisa memiliki sifat yang sensitif pada perkataan setiap orang jadi wajar jika ia merasa sedih jika ada yang bicara kasar padanya.

"Change hiks.... lihat Lisa hiks...." ucap Lisa sambil menangis.

"Aku tidak akan melihat mu jika kau masih menangis." ucap chaeng tanpa menoleh ke arah Lisa sedikit pun.

Lisa yang mendengar itu pun menggeser posisi duduknya menjauh dari chaeng.

Cukup lama Lisa menangis sampai akhirnya chaeng mendekatinya.

"Kenapa Lisa menangis?" tanya nya.

"Hiks.... kau siapa hiks...." tanya Lisa sambil menundukkan kepalanya.

"Ini unnie Lisa."

"B..... benarkah." ucap Lisa lalu mendongakkan kepalanya untuk melihat unnie nya itu.

Bukanya seneng, ekspresi wajah Rose terlihat sangat khawatir setelah Lisa mendongakkan kepalanya.

"Kita langsung ke rumah sakit!" perintah Rose pada sang supir.

"Lisa ngak mau hiks.... ke rumah sakit hiks...."

"Tapi Lisa harus ke rumah sakit,  lihat hidung Lisa ngeluarin banyak darah."

Hidung Lisa memang mengeluarkan darah dan Lisa memanggil chaeng tadi berniat untuk memberitahu nya.

"Lisa mau hiks.... istirahat saja hiks...."

"Ya sudah kalau Lisa mau istirahat, sekarang Lisa rebahan dulu biar darah nya berhenti ngalir." ucap Rose menyuruh Lisa tidur di pahanya.

Rose pun mengambil tisu untuk membersihkan darah di hidung Lisa. Setelah selesai, Rose pun memegang kening Lisa dan ternyata suhu tubuh adiknya masih sangat panas.

"Lisa jangan sakit sakit." ucap Rose pelan lalu mencium kedua pipi adiknya itu yang sudah terlelap.

Setibanya dirumah, Rose tak tega untuk membangunkan Lisa dan mau tidak mau Rose yang menggendong adiknya itu.

The Best Unnie [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang