............
"Kalau gw pribadi seneng banget malah kalo kita bisa serumah gitu, tapi kita harus merhatiin dari sudut lain, merhatiin hal kecil yang bisa aja jadi bahaya." jawab Chan padat.
"Gw gak setuju !! ...
.
.
.
.
.
.
.~~~~
"Gw gak setuju !!..." ucap Felix.
Suasana rumah Jisung menjadi tegang. Jisung heran dengan sikap Felix yang tidak seperti biasanya. Jisung tau Felix tidak seperti ini, pasti ada sesuatu yang membuat Felix tidak setuju dengan ide Changbin.
Sedangkan Lino yang belum sadar dengan keadaan memecah keheningan.
"kenapa sih ?, ini bahas apa ?" ucap Lino.
"GOBLOK !!!" teriak Changbin sambil melempar bantal yang ada di belakangnya kearah Lino.
Kak Woojin hanyut dalam pikirannya sendiri. Ada keraguan dalam dirinya, dan ia ingin menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya. Hanya saja kak Woojin sangat menjaga perasaan adik-adiknya.
Kak Woojin tak ingin Changbin kecewa. Karena secara gamblang Changbin menawarkan salah satu rumah untuk mereka tempati.
Lino berbisik pada Jeje, "Je, ini ngapain sih ?".
Jeje dengan berbisik menjawab pertanyaan kak Lino, "kak Changbin ngajak kita tinggal serumah kak, tapi kak Felix gak mau."
Lino kembali berbisik, "emangnya Felix kenapa gak mau ?", "gak tau juga kak, ini masih diem-dieman, Jeje takut" ucap Jeje sangat pelan.
Chan tiba-tiba berdiri, membuat yang lain menatapnya heran juga takut. "kak, ikut Chan keluar sebentar" pinta Chan pada Woojin.
...
Kak Woojin mengangguk lalu mengikuti Chan keluar.
"kak, Chan tau, dari tadi kakak sibuk dengan pikiran kakak" ucap Chan membuka pembicaraan.
Woojin hanya tersenyum menanggapi Chan."kakak senang banget sebenernya kalau kita bisa serumah, apalagi kalian semua satu sekolah, kalau ada apa-apa enak ngehubunginnya, enak mantaunya. Ortu Changbin baik banget sampe mau ngasihin 1 rumah mereka buat kita tempatin mana dekat sekolah kalian lagi, kan jadinya gampang" ucap Woojin panjang.
Chan dengan sabar mendengarkan apa yang keluar dari mulut kak Woojin."tapi hati kakak gak enak, ada sesuatu di balik mereka yang bikin kakak jadi takut kalau kita bisa bawa Jisung ke rumah baru", lanjut Woojin.
"apa itu kak ?" tanya Chan.
"semuanya ada pada Felix dan Changbin" ucap Woojin dingin lalu meninggalkan Chan di luar sendiri.
Chan tak mengira isi pikiran kak Woojin seperti itu, sangat jauh dari ekspektasinya. Chan merasa semua beban ia yang tanggung. Chan bingung bagaimana ia masuk dan bersikap setelah ini.
Didalam ~
Jeongin berpindah duduk kebelakang Felix lalu memeluknya dan berkata "kak Felix, kenapa gak setuju kita serumah sih ? Padahal Jeje udah ada feeling kalo ortu Jeje bakal bolehin kita serumah" ucap Jeje sedih."ah, uhh soal itu ..." Felix hanya diam dan tidak melanjutkan ucapannya.
"Felix pasti khawatir ke ortu gw Je, dia pasti tau apa yang gw rasain, gapapa kok kalau kita gabakal bisa serumah, atau kalian aja yang serumah ber-8 aku di sini aja gak apa-apa" ucap Jisung tersenyum.
Felix tersenyum pahit. Apa yang diucapkan Jisung sangatlah tidak benar. Felix iri karena semua mata dan perhatian hanya tertuju pada Jisung. Felix menginginkan perlakuan yang sama.
Tanpa Felix sadari, Seungmin selalu memperhatikannya. Senyuman pahit Felix lah yang membuat Seungmin terkejut. Tak seperti biasanya Felix seperti ini pikir Seungmin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL ABOUT US || SKZ
Fanfiction'HAN JISUNG'. Seorang pemuda yang bingung dengan kehidupannya saat ini. Dibuang dan jauh dari keharmonisan keluarga yang berkecukupan. Dipandang rendah oleh kedua orang tuanya dan menganggapnya tak memiliki impian. • • Tetapi Han mencoba kabur dan...