Sebelum baca, yuk ambil headset/headphone terus puter mulmed nya yak 😊
Selamat membaca💟
Matahari mulai terbenam menandakan hari mulai gelap. Pemuda bermarga Lee itu berjalan kesana kemari seperti setrika didalam kamarnya. Ketika bintang mulai menampakan wujudnya di langit, pemuda itu baru teringat pada sepupunya. Pemuda berfreakless itupun segera mencari telepon pintarnya.
"Tadi dilempar kemana ya duhh kok lupa sih." Felix mencari keseluruh sudut kamarnya.
Cukup lelah mencari dimana telepon pintarnya berada Felix pun memutuskan untuk merebahkan badannya diatas kasur.
"Astaga kaget!!!" Felix langsung berdiri lagi ketika bantal yang ia gunakan untuk menyangga kepalanya itu bergetar.
"Kenapa ga kepikiran cari di kasur sih astaga?" ucap Felix sambil menepuk pelan jidat mulusnya itu.
Sungguh kebetulan, sepupunya itu mengirim pesan padanya. Tanpa membaca pesan dari sepupunya itu ia langsung mengetuk ikon berbentuk telepon.
"Halo mas." Felix berbicara dengan suara pelan takut orang tuanya di kamar sebelah mendengar.
"Dih ngapain bisik bisik woy. Lagi petak umpet ya? Apa gabisa keluar dari persembunyian? Kasian banget." Minho pun mengucapkan berberapa pertanyaan karangannya itu.
"Bales halo dulu atau hai gitu kek jangan asal nyerobot pertanyaan aneh gitu deh." Felix mulai sebal dan merasa tak berguna menelepon sepupunya itu.
"Hehe... Halo lix ngapain sih telepon, kangen? Apa laper? Belum makan ya?" cerocos Lino.
"Mas Lino lagi di resto ya? tumben tanya aku udh makan atau belum. Bawain makanan dari resto dong laper nih sekalian main sini mau tanya hal penting." pinta Felix.
"Iya lagi di resto abis bantuin, bentar ya mas bungkusin dulu sekalian pamit nginep kesitu, tapi pulang dulu ya ngambil baju ganti" jawab Lino.
"Oke mas, eh bukannya masih ada baju yang ditinggal disini ya ? Gausah pulang dulu, baju tanpa pemilik disini kan punyanya mas. Cepetan kesini makin laper ini😭😭" protes Felix.
"Yaudah iya.. paling lama 30 menit sampe situ. Bye." ucap Lino mengakhiri panggilan Felix.
Sambungan telepon pun diputus langsung oleh Lino setelah selesai mengucapkan perpisahan tanpa menunggu jawaban Felix.
Felix pun hanya menatap teleponnya setelah panggilan terputus.
25 menit kemudian.
"Felix mas masuk kamar." Lino pun langsung melompat dan merebahkan tubuhnya di sebelah Felix membuat sang adik itu terkejut.
"Udah gak salam, langsung masuk gitu aja pake ngagetin lagi." gerutu Felix sambil memalingkan wajahnya dari Lino.
"Yeee... Lagian situ main game pakai headphone gitu mana dengar." Lino pun berucap sembari menoyor kepala sepupunya itu.
"Aduh..... Hehe mana makanannya mas?" ucap Felix sambil nyengir.
"Di ruang makan lah. Masa mau makan disini ? sakit juga enggak celoteh Lino seperti ibu-ibu yang takut kamar anaknya kotor karena ketumpahan makanan.
"Yaudah mau makan dulu bai mas Lino" ucap Felix sambil berjalan keluar kamar.
"Hmmm.... Mas tidur dulu deh, sono makan abisin aja buat ayah bunda udah disimpen di kulkas biar kalo mereka laper tinggal panasin aja. Udah ada catatannya kok di pintu kulkas." Lino sedikit mengeraskan suara karena Felix yang tetap berjalan menjauhi kamarnya.
"Oke mas!!" teriak Felix.
.
Setelah selesai makan dan mencuci bekas makannya tadi, Felix segera kembali ke kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL ABOUT US || SKZ
Fiksi Penggemar'HAN JISUNG'. Seorang pemuda yang bingung dengan kehidupannya saat ini. Dibuang dan jauh dari keharmonisan keluarga yang berkecukupan. Dipandang rendah oleh kedua orang tuanya dan menganggapnya tak memiliki impian. • • Tetapi Han mencoba kabur dan...