Twenty Three

3.2K 336 39
                                    

Tekan 🌠 dulu sebelum membaca :')

.
.
.

"Nghh...," lenguh Jungkook membuka matanya perlahan.

Hal pertama yang di lihatnya adalah langit-langit kamar apartemennya, pria Jeon itu lalu duduk di atas ranjangnya dengan bersandar pada headboard ranjangnya. Wajahnya terasa sakit kala ia mencoba menggerakkan mulutnya, bahkan matanya sangat sulit untuk di buka.

Cklek.

Terlihat sosok Ibu Jungkook memasuki kamar, wanita paruh baya itu terkejut melihat putranya sudah sadar dari pingsannya.

"Kookie-ah, neo gwaenchana?" Tanya Ny. Jeon khawatir sembari duduk di tepi ranjang, sebelumnya ia menaruh cangkir berisi teh ginseng di atas meja nakas.

"Eomma? Ne, nan gwaen---sshh...," jawab Jungkook dengan meringis menahan nyeri pada luka lebamnya.

"Ya ampun, Nak. Apa yang terjadi padamu? Kenapa wajahmu babak belur begini?" Tanya Ny. Jeon dengan mata berkaca-kaca, ia tidak tega melihat wajah putranya sekarang.

Ibu mana yang tidak akan terluka saat melihat wajah putranya babak belur begitu? Bahkan mata indah milik Jungkook yang memiliki sorot mata tajam kini terlihat bengkak serta berwarna keunguan, sudut bibirnya bahkan sobek dan pemandangan itu sukses mengoyak hati Ny. Jeon. Awalnya wanita paruh baya itu hanya ingin menjenguk putra dan menantunya, tapi yang ia lihat malah keadaan putranya yang pingsang di depan gedung apartemen dengan luka lebam di wajah tampannya.

"Jungkook...," panggil Ny. Jeon.

Jungkook terdiam, ia ingat terakhir kali saat dirinya di pukuli habis-habisan oleh Suho. Mengingat hal itu membuatnya teringat kembali pada Sohyun, dimana istrinya berada sekarang? Apa dia baik-baik saja? Apa dia sudah makan? Pria Jeon itu ingin menanyakannya langsung pada Sohyun, tapi sayang ia sendiri tidak tahu dimana istrinya itu berada sekarang.

"Kookie-ah, apa yang terjadi?" Ulang Ny. Jeon karena Jungkook diam saja.

"Eomma, aku harus bagaimana?" Tanya Jungkook dengan mata yang sedikit terbuka, dan terlihat jelas sedang berkaca-kaca.

Ny. Jeon memeluk putranya, wanita paruh baya itu mengecup pucuk kepala putranya dan mengelusnya dengan sayang.

"Katakan pada Eomma, apa yang terjadi?" Tanya Ny. Jeon lembut.

Jungkook menceritakan semuanya dari A-Z dengan sesekali meringis, air matanya yang tertahan sedari tadi pun meluncur begitu saja dari mata bengkaknya.

Ny. Jeon yang mendengar cerita Jungkook langsung trenyuh, sebagai sesama wanita ia tentu tahu bagaimana perasaan Sohyun, kalau dirinya jadi Sohyun pun pasti akan melakukan tindakkan yang sama juga. Hanya saja Jungkook adalah putranya, sesalah-salahnya Jungkook ia tetap akan berada disisi putranya. Meski putranya salah, tapi sebagai Ibu yang sudah melahirkannya ia sangat tahu putranya luar dalam.

"Apa ini karma untukku, Eomma?" Tanya Jungkook yang sudah berlinang air mata.

"Ssst," Ny. Jeon menghapus air mata Jungkook dengan hati-hati karena tak mau menyakitinya, "Tidak ada karma, Kookie-ah. Tuhan sedang mengujimu saat ini agar kau sadar dan berubah menjadi lebih baik lagi, apa yang sudah terjadi sekarang jadikanlah sebagai pelajaran dan berpikir positif saja." Nasihatnya.

Married with Jeon JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang