Twelve

3.6K 392 28
                                    

Tekan 🌠 dulu sebelum membaca :")

.
.
.

Jungkook menghentikan mobil Aston Martin-nya di depan sebuah rumah mewah, di mana rumah itu adalah rumah Kakeknya. Pria Jeon itu keluar dari mobilnya dan berjalan angkuh memasuki rumah bergaya eropa modern itu, suara ketukan sepatu pantofelnya menggema di lorong rumah menuju ruang tamu.

Cklek.

Pintu berkayu mahoni itu terbuka kala Jungkook mendorongnya, di dalam ruang tamu terlihat sepi.

"Tuan muda,"

Jungkook menoleh, menatap pria paruh baya berpakaian pelayan di sebelahnya.

"Dimana si---Kakekku?" Tanya Jungkook meralat kata-katanya.

"Beliau ada di ruang bacanya," jawab pria paruh baya yang tidak lain adalah kepala pelayan di rumah Kakek Jungkook, Yoo Jaesuk.

Jungkook langsung menuju ruang baca pribadi Kakeknya, tentu dengan Jaesuk yang mengekorinya.

Cklek.

Jaesuk membukakan pintu ruang bacanya untuk Jungkook, Jaesuk mempersilahkan Jungkook masuk.

"Tuan, Tuan muda Jeon berkunjung." Ucap Jaesuk pada Kakek Jungkook yang tengah duduk di kursi sambil membaca.

Kakek Jungkook menutup bukunya dan menaruh buku itu di rak berisi buku-buku bacaannya, pria yang sudah memiliki uban di rambutnya itu melepas kacamata bacanya dan menaruhnya di atas meja.

"Tolong tinggalkan kami berdua," ucap Kakek Jungkook datar.

Jaesuk membungkuk lalu keluar dari ruang baca Kakek Jungkook, meninggalkan cucu dan Kakek itu dengan atmosfir tegang.

"Jangan pernah menyakiti Soobin Noona, terlebih pada keluarganya." Ucap Jungkook to the point karena ia tidak suka basa-basi.

Kakek Jungkook mendengus sinis, ia sudah tahu apa tujuan cucunya itu berkunjung ke kediamannya. Mustahil kalau alasannya adalah merindukannya, karena Jungkook sangat membencinya.

"Kukira kau ke sini mau menanyakan kabarku, mau kopi?" Tawar Kakek Jungkook mengangkat cangkir kopinya.

"Aku serius, jangan pernah menyentuh Soobin Noona dan keluarganya." Ucap Jungkook dingin.

"Jangan terlalu serius, duduklah dulu lalu minum kopi bersama. Bukankah itu terdengar menyenangkan?" Ujar Kakek Jungkook tersenyum tipis.

"Aku tidak suka membuang-buang waktu untuk orang seperti Anda," ucap Jungkook dengan wajah datarnya.

Kakek Jungkook menyesap kopinya sambil tersenyum sinis, meletakkan cangkir kopinya di atas meja lalu menatap cucu semata wayangnya itu.

"Sebenarnya apa yang sedang kau lakukan, Jungkook? Kau sudah tahu wanita itu hanya membutuhkan hartamu, tapi kau masih saja mempertahankannya." Tanya kakek Jungkook.

"Karena dia obatku," jawab Jungkook dingin.

"Obat yang membuatmu candu dan menghancurkan otak warasmu? Jungkook, hentikan semua ini. Kau hanya akan menyakiti dirimu sendiri dan orang-orang di sekitarmu, termasuk Ibumu sendiri." Ucap Kakek Jungkook tidak tahan melihat kelakuan cucunya itu.

Married with Jeon JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang