Twenty Two

3.5K 336 35
                                    


Tekan 🌠 dulu sebelum membaca :')

.
.
.

Klik.

Cklek.

Jungkook melepas sepatu pantofelnya dan menaruhnya di rak sepatu yang berada di dekat pintu, pria itu lalu melonggarkan dasi yang mencekik lehernya dan meloloskan napas lelahnya. Ia masuk ke dalam kamar, entah ini hanya perasaannya saja atau memang benar bahwa apartemennya terasa sunyi senyap.

Cklek.

"Sayang?"

Sepi.

Itulah keadaan kamarnya sekarang, bahkan ranjangnya terlihat rapi tanpa debu sedikit pun. Ini aneh, bukankah dirinya menyuruh Sohyun untuk beristirahat?

"Sohyun, Kim Sohyun." Panggil Jungkook.

Tidak ada sahutan, benar-benar terasa sepi seperti dahulu sebelum ia menikah.

"Kemana dia? Apa dia pergi keluar? Ck, kenapa dia begitu keras kepala sih?" Gerutu Jungkook sembari melempar tas kerjanya keatas ranjang empuknya.

Jungkook melepas kemejanya dan melemparnya ke keranjang berisi pakaian kotor lainnya, pria itu lalu membuka lemarinya dan menemukan sebuah keanehan lagi. Ia selalu ingat dimana tempat baju Sohyun berada, dan kini tempat itu kosong tanpa baju-baju istrinya.

"Kemana semua bajunya?" Ucap Jungkook mengernyit heran.

Jungkook langsung memakai baju santai, pria itu mengambil ponselnya dan langsung menelepon Sohyun.

"Nomor yang anda tuju---"

Pip.

Jungkook memutuskan sambungan teleponnya, ia terus menghubungi nomor Sohyun tapi selalu berakhir dengan sama.

"Apa yang terjadi?" Gumam Jungkook mulai panik.

Pria Jeon itu lalu bergegas keluar dari kamarnya, matanya terpaku pada meja makan. Ia berjalan ke meja makan dan membuka tudung sajinya, ada berbagai aneka masakkan di atas meja makannya.

Namun bukan itu yang menarik perhatiannya, justru secarik kertas berisi tulisan tangan istrinyalah yang membuatnya ingin membacanya.

Jungkook-ssi, ini masakkan terakhir yang kubuat untukmu. Mulai sekarang aku tidak akan memasak lagi untukmu, jadi masaklah sendiri. Besok pengacaraku akan mengurus perceraian kita, kau hanya perlu menandatangani surat percerainnya. Kau pasti terkejut dan bertanya-tanya, kenapa aku melakukan ini. Tadi pagi mantan kekasihmu datang, dia memperlihatkan hasil USG kehamilannya dan dia bilang itu anakmu. Awalnya aku tidak percaya, tapi mengingat kau pernah menjalin hubungan dengannya benar-benar mengusik pikiranku. Maafkan aku, mungkin memang dari awal kita tidak di takdirkan untuk bersama.

Kim Sohyun.

Jungkook meremas kertas di tangannya, rahangnya mengeras. Marah? Tentu saja, disaat dirinya ingin menata hidup yang baru bersama Sohyun, kenapa malah ada masalah semacam ini?

"Kurang ajar!" Umpat Jungkook melempar asal bola kertas di tangannya.

Pria itu meraih mantelnya dan juga kunci mobilnya. Persetan dengan masalah yang sedang terjadi, saat ini ia harus menemukan Sohyun dan menjelaskan semuanya.

.
.
.

Sohyun menatap kosong jalanan Seoul lewat jendela mobil yang di biarkan terbuka, itu keinginannya sendiri padahal angin malam tidak baik untuk kesehatan. Matanya merah dan sembab, ingatannya kembali pada saat pertemuannya dengan Soobin. Lagi, cairan bening meluncur dari mata hazelnya.

Married with Jeon JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang