8 | At school.2

4.7K 159 3
                                    

Terkadang, ketika mencintai seseorang maka kita harus siap jika kehilangan.


Siang ini langit sedikit mendung, suasana sekolah ramai dengan murid yang berlalu-lalang seperti biasanya. Hembusan angin yang menerpa kulit membuat sekujur tubuh menggigil karena cuaca akhir-akhir ini selalu hujan.

Jake, laki-laki itu menaikan kupluk hoodie hitam pada kepalanya dengan kedua tangan. Berjalan gontai menuju rooftop sekolah yang letkanya berada di lantai 3.

Setelah satu tahun berlalu, laki-laki itu memberanikan diri untuk menginjakan kakinya lagi disini. Tempat yang mengukir banyak kenangan indah bersama Callista, kekasihnya.

Laki-laki itu menyandarkan punggungnya pada dinding pembatas yang tebal, mengedarkan pandangannya kesekitar sambil menghirup udara sedalam-dalamnya. Ia merindukan gadis itu, namun tak ada yang bisa ia lakukan selain mengingat semua kenangan bersamanya.

"Andai kamu masih ada Cal," gumamnya yang terdengar sangat pelan.

Matanya memejam, mencoba mengingat kenangan satu tahun lalu.

Gadis berambut panjang dengan memakai bondu berwarna pink itu melangkah takut-takut. Meskipun kedua tangannya di tuntun oleh Jake, ia tetap merasa khawatir karna kini kedua matanya tertutup oleh sebuah penutup mata yang di ikat.

"Jake, sebenernya aku mau dibawa kemana?" Tanya Callista mencoba memastikan.

Jake yang sedang menuntun gadis itu untuk berjalan tersenyum lembut, "rahasia dong nanti juga kamu tau."

Terlihat Callista mengernyitkan dahinya heran, "kamu nggak akan macem-macem kan?"

"Engga, sayang." Jawab Jake kemudian tertawa kecil.

Meskipun tak terlihat, pipinya memerah di balik penutup mata yang menutupi sebagian wajahnya itu.

Setelah berhasil menuntun gadisnya ke tempat tujuan, Jake segera memutar tubuhnya berada tepat di belakang gadis itu untuk membuka pengait penutup mata yang di ikat.

"Udah sampai," ujar Jake setelah berhasil membuka tali penutup matanya.

Jake menggenggam kembali tangan mungil itu kemudian tersenyum dengan lebar. "Sekarang, kamu boleh buka mata kamu."

Perlahan, gadis itu membuka kedua matanya. Ia terkejut dengan apa yang ada di hadapannya itu. Rooftop yang sudah Jake hias sedemikian rupa dengan beberapa kursi juga meja, tak lupa lampu hias yang saat ini membantu penerangan keduanya di atas sana karena hari sudah semakin gelap menambah kesan yang sangat romantis.

Sontak Callista menutup mulutnya dengan tangan, "ini semua kamu yang buat?"

Jake mengangguk, "aku bikin ini semua cuma buat kamu, kamu boleh kesini kapanpun kamu mau, karna cuma aku yang pegang kuncinya."

Manik gadis itu berkaca-kaca, tak menyangka pacarnya yang terkesan cuek dan dingin itu bisa seromantis ini. "J-jake makasih."

"I love you, baby." Ungkap Jake kemudian mengusap surai gadis itu gemas.

Callista sontak memeluk Jake dari samping dengan sangat manja. "Love you more Jakeyy."

Jake membuka kedua matanya yang semula terpejam. "Meskipun aku kesini nggak sama kamu, tapi tempat ini tetep punya kamu. Cuma Callista yang boleh masuk ke rooftop ini." Gumamnya lagi.

Selanjutnya yang laki-laki itu lakukan adalah menengok ke arah bawah. Berniat untuk melihat indahnya lapangan luas dari atas sini, netranya justru malah terfokus pada guru BK yang  saat ini tengah menghukum beberapa siswa untuk berlari mengelilingi lapangan.

My Lovely Teacher [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang