13 | Kebenaran

3.5K 113 5
                                    

Akan ada banyak hal yang perlahan terbongkar, termasuk perasaanmu yang perlahan memudar.

Di bawah lampu ruang billiard yang temaram, Jake menyibak rambutnya asal ke belakang. Setelah menargetkan bola nomor 3, laki-laki itu mendorong cue-nya perlahan-lahan hingga tepat sasaran.

Jake membenarkan letak berdirinya, menyeringai ke arah lawan main yang berada tepat di depannya berdiri. "Jadi, informasi penting apa yang harus gue tau?"

Reyhan mengurungkan niatnya untuk memulai gilirannya bermain, beralih dengan menatap Jake dengan tatapan yang serius. "Callista masih hidup."

Jake tersentak tak percaya, "maksud lo?"

Laki-laki itu mengedikan bahunya, "terserah lo mau percaya atau enggak."

Tak hanya Jake, di pojok ruangan itu juga ada Juan dan Sekala yang sedang duduk di hadapan meja bartender memerhatikan perbincangan keduanya.

Sekala berdecak, "jaga ucapan lo Rey, bahas Callista ke Jake itu sensitif banget kalo lo lupa."

Reyhan mengalihkan pandangannya pada Sekala, "gue tau."

Setelah meneguk habis bir yang tinggal setengah gelas itu, Juan berbicara. "Terus ngapain lo bahas itu terus ke Jake?"

Laki-laki bernama Reyhan itu sedikit menundukan kepalanya, "karna yang gue omongin itu fakta."

Jake menyimpan cue yang sedang ia genggam pada meja billiard di depannya. "Lo punya bukti?"

Menganggukan kepalanya perlahan sebelum kembali menjawab, "sebenernya gue adiknya Bian." Ucapnya tanpa ragu-ragu.

Ketiga orang yang mendengar ucapan Reyhan melotot tak percaya. Dengan gerakan yang sangat cepat, Jake meninju wajah Reyhan dengan keras membuat laki-laki itu jatuh tersungkur tanpa persiapan.

Sekala dan Juan yang melihat itu, berusaha menghentikan Jake sebelum temannya itu kembali membabi-buta Reyhan dengan brutal. "Jake, tahan amarah lo!" Sekala sedikit berteriak.

Dengan amarah yang sudah memuncak, Jake mencoba melepaskan cekalan kedua temannya itu. "Ngga bisa Se, gue nggak akan ngebiarin orang terdekat pembunuh Callista hidup dengan tenang!"

Kini Juan menghela napas, "tenangin diri lo, Reyhan pasti punya alesan kenapa dia bilang kaya gitu ke lo."

Sedangkan Reyhan, laki-laki itu masih terduduk tanpa berniat untuk bangun. Ia mengusap sudut bibirnya yang berdarah. "Lo boleh abisin gue sampai mampus Jake setelah lo denger semua penjalasan dan bukti yang gue kasih."

Jake mendengus, namun akhirnya ia setuju untuk mendengarkan penjelasan Reyhan. Toh, ia akan menghabisi laki-laki itu setelah mendengar semua penjelasan omong kosongnya.

Kini mereka berempat teruduk di sebuah sofa dalam ruangan yang sama. Jake, Sekala dan Juan memerhatikan Reyhan yang kini tengah mengeluarkan ponsel dari tasnya. "Semua buktinya ada disini, kalian bisa dengerin dan cerna baik-baik." Kemudian Reyhan menekan tombol play pada ponselnya.

*Flashback on*

Dengan terburu-buru, seorang lelaki menuntun gadis yang kini kedua tangannya di ikat , tak lupa dengan kedua matanya yang ditutup menggunakan kain hitam juga mulut yang ia tempel dengan sebuah lakban tebal agar gadis itu tidak berteriak.

My Lovely Teacher [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang