18 | Tak lagi sama

3.2K 102 2
                                    

Siapa yang tahu bahwasanya perasaan bisa berubah hanya dalam satu balikan telapak tangan.

Entah semesta yang sebercanda itu atau mungkin takdir yang sudah merencanakan semuanya. Dunia yang baru saja menyiratkan warna, kini kembali meredup kehilangan cahayanya.

Setelah mengetahui fakta bahwa Callista ternyata masih hidup, perempuan bernama Nesya itu justru tidak mengerti apakah ia harus senang karena Callista masih hidup atau justru sedih karena ia harus bersiap merelakan Jake kembali pada cinta pertamanya. 

Perempuan itu memilih menyandarkan punggungnya pada salah satu kursi yang ada di taman rumah sakit. Setelah selesai mengobati lukanya, Nesya lantas pergi keluar tanpa ingin melihat keadaan Jake dan Callista karena itu membuat hatinya sedikit sakit. Namun juga ia khawatir tentang bagaimana kabar lelaki itu setelah berjuang mati-matian demi menyelamatkan Callista. Meskipun dirinya terlibat untuk membantu Jake dengan cara menjadi guru les Mahesa, tentu saja dirinya kerap merasakan sakit akibat terkena pecahan vas bunga.

Nesya kembali menghela napasnya lelah, hingga kemudian seseorang ikut duduk di sampingnya tanpa permisi. "Jake baik-baik aja, begitupun Callista. Callista hanya mengalami sedikit trauma, tapi itu nggak akan berangsur lama selagi ia menjalani terapi dengan rutin." Jelas Sekala seolah tau isi pikiran perempuan itu.

Nesya mengangguk tanpa menoleh sama sekali, "syukurlah kalau gitu."

"Keadaan bu Nesya gimana? Pasti sakit, ya?" Sekala bertanya dengan nada penuh kekhawatiran.

"Saya baik-baik aja ko, ngga sakit sama sekali. Keadaan kamu sendiri bagaimana?" Perempuan itu bertanya balik pada Sekala.

Sekala tersenyum simpul, "saya baik-baik aja ko bu. Bye the way, saya denger Mahesa mengalami koma. Tapi dia sepertinya pantas mendapati itu."

Nesya mengangguk setuju, "saya ngga kebayang bagaimana ketakutan Callista selama dua tahun berada dalam ruangan itu bersama Mahesa."

Sekala hanya menjawab dengan anggukan, tidak berminat untuk kembali membahas masalah itu lagi karena ia mengerti perasaan Nesya.

Mengenai Mahesa, mungkin itu hukuman atas apa yang telah ia lakukan kepada Callista. Nesya bergidik ngeri ketika membayangkan bagaimana rasa takut Callista selama bertahun-tahun di sekap oleh Mahesa. Sungguh, Mahesa sudah seperti psikopat profesional yang kejahatannya tidak di ketahui oleh siapapun selama itu.

"Udah malam, biar saya antar bu Nesya pulang dulu."

Nesya menoleh, "saya bisa pesan taxi ko Sekala."

Sekala menggeleng cepat, "saya bawa mobil, kalo taxi sayang nanti bu Nesya harus keluar uang."

Nesya terkekeh, "yasudah lumayan tumpangan gratis."

Rasa canggung kembali menyelimuti mereka berdua di dalam mobil, apalagi ketika Nesya kesusahan menggenakan self belt .

Sekala yang peka langsung saja mengambil alih, "sini saya bantu."

Laki-laki itu menoleh ke samping, mendekatkan tubuhnya ke arah Nesya dan tangannya terulur untuk menarik self belt. Namun, posisinya begitu dekat sehingga Nesya bisa merasakan deru nafasnya yang tidak teratur.

Dari jarak yang sangat dekat, mata mereka saling bertemu, kedua manik itu sama-sama membeku di tempat merasakan atmosfer yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya.

Ternyata Sekala memiliki tatapan mata yang meneduhkan. Untuk beberapa saat Nesya terbuai dengan tatapan mata itu hingga self belt berhasil terpasang, Nesya mengedipkan matanya beberapa kali sambil menetralkan degup jantungnya yang berdetak tak karuan dan Sekala kembali pada posisi awalnya.

Mobil melaju di bawah kecepatan rata-rata, dari tempatnya berada Nesya mengipaskan sebelah telapak tangannya pada wajah. Perempuan itu merasa pipinya memanas, namun Sekala malah membuka sedikit kaca mobilnya agar Nesya tidak merasa kepanasan padahal AC di dalam mobilnya menyala.

Nesya hanya menatap ke luar jendela setelah Sekala menanyakan alamat apartemennya. Sedangkan Sekala, lelaki itu fokus menyetir namun sesekali melirik ke arah Nesya yang masih terdiam.

"Sejak dari rumah Mahesa, ibu keliatan lebih banyak diam," ucap Sekala setelah berdeham pelan sebelum berbicara.

Perempuan itu menoleh sedikit kaget, "saya cuma sedikit kaget aja sama kejadian hari ini."

Sekala menghela napas, "maaf karena udah melibatkan ibu dalam kejadian hari ini." Sekala merasa bersalah.

Nesya menggeleng cepat, "ngga sama sekali ko, saya senang karena pada akhirnya Callista di temukan dengan keadaan masih hidup."

Sekala tersenyum singkat, "saya bakalan traktir bu Nesya lain kali."

Perempuan itu ikut tersenyum, "baiklah bakalan saya tunggu traktirannya ya Sekala."

Setelah itu tak ada percakapan lagi di antara keduanya. Hingga sebuah motor terlihat sedang menyebrang dari jarak yang cukup dekat membuat Sekala kaget dan refleks mengerem mobilnya secara mendadak. Namun saat mobilnya ia rem, Sekala merentangkan sebelah tangannya ke arah Nesya yang membuat perempuan itu tidak terdorong ke depan.

Keduanya menghela napas lega, "maaf."

Nesya sedikit terkekeh, "minta maaf mulu."

Sekala tersenyum sedikit kikuk, lalu kembali melajukan mobilnya dengan hati-hati. Hingga dua puluh lima menit berlalu, mobil yang mereka naiki sampai di basemant apartemen yang Nesya tinggali.

Sebelum Nesya turun, Sekala terlebih dahulu turun dan berlari ke arah samping untuk membukakan pintu mobil. Nesya terlihat sedikit kebingungan namun akhirnya ia turun setelah Sekala membukakan pintu mobil untuknya.

"Sekala terima kasih ya sudah mengantar saya," ujar Nesya dengan tulus.

Sekala menyibak rambutnya ke belakang sebelum menjawab, "dengan senang hati. Kalau bu Nesya butuh bantuan bahkan di luar hal sekolah, bu Nesya bisa hubungin saya kapan aja."

Nesya mengangguk, "baiklah."

Seolah mengerti kenapa Nesya tetap berdiri di tempatnya Sekala kembali berbicara. "Saya bakalan pergi setelah bu Nesya masuk."

Nesya kembali mengangguk, "kalau begitu saya masuk dulu."

Sekala menyandarkan tubuhnya pada mobil seraya memerhatikan Nesya yang berjalan menjauh hingga atensinya sudah tidak terlihat lagi. Kemudian setelah itu ia kembali mengendarai mobilnya dan pergi dari situ.

Sekala memang bukan tokoh utama dalam sebuah cerita, namun siapa sangka atensi dunia kini beralih kepadanya. Dunia selalu berputar dengan rotasi yang seimbang. Karena, semua tidak melulu tentang tokoh utama yang harus menjadi pemenang.

Akan ada banyak hal yang berbeda dari sebelumnya, karena semuanya tidak hanya sampai disini saja. Karena semesta lagi-lagi ingin kembali memperlihatkan isinya yang begitu luas.


My Lovely Teacher [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang