Terima Kasih, Temu.
Tangis kekesalan yang ditutup dengan tangis-tangis kebahagiaan.
Hari itu kutemukan bahagia yang telah lama tidak berjumpa. Barangkali ini hanyalah ilusi, tapi jujur aku sangat menikmati.
Jika sakit hanya menunggu nanti, berarti masih ada tenggang suka cita yang kumiliki. Akan kumanfaatkan sebaik-baiknya, sampai aku lupa mempersiapkan bagaimana akhirnya.Kunjunganmu kali pertama berhasil memukau hati yang pernah terluka. Rasanya semua asumsi buruk tenggelam seketika bersama senyuman yang tiada tandingannya. Mulai saat ini aku berjanji, akan mengerahkan energi sepenuh hati. Aku akan mematri sampai diri ini benar-benar tidak diingini lagi.
Tapi, ketika aku merasa sudah tidak dapat bersamamu. Berjanjilah untuk tidak mencariku, apapun alasanmu. Aku sudah berubah, tidak akan lagi membuatmu merekah.
Maka, jangan sia-siakan. Sebelum aku menjelma menjadi sosok yang jauh dan menyebalkan.
-Mei 2018
Malam-malam yang merunyam
KAMU SEDANG MEMBACA
Antah Berantah (Tentang Perasaan Kita yang (M)entah)
Teen FictionTerima kasih sudah menyempatkan diri untuk hadir. Mengisi rotasi hingga menjadi nadir. Saling sapa, kecap-kecup dalam setiap bahasa. Hingga akhirnya kembali menjadi asing. Selamat kembali menjelajah, jangan terburu-buru dan punah. Kita hanya pernah...