9

6.3K 817 63
                                    

Kiriya PoV

Saat ciuman masih berlangsung, aku teringat perbincangan Kochou dengan ayah yang membahas kalau (Y/n) tidak menunjukan ketakutan atau shok saat tinggal bersama Muzan, (Y/n) baik baik saja dan aku takut hal itu akan menimbulkan ketertarikannya kepada Muzan. Emosiku memuncak, aku melepas tautan dari bibir kami dan menariknya ke sebuah gang yang cukup gelap.

Aku mulai menciumnya dengan kasar sampai (Y/n) merintih. Ingin sekali ku tebas Muzan detik ini juga tapi percuma, kelemahannya bukan di leher seperti iblis lainnya. Aku akan mencari jalan lain untuk membunuhnya nanti.

Kami berdua sudah hampir kehabisan nafas. Aku melepas ciuman tersebut dengan (Y/n) mencengkram bajuku berusaha mengambil oksigen sebanyak yang dia butuhkan.

Aku memeluknya erat seolah tak ingin kehilangan sesuatu yang berharga.

"Oi lepaskan (Y/n)"

Aku menoleh kebelakang, terdapat sepasang mata merah membara menatapku penuh dengan kebencian. Aku tahu siapa dia walaupun wajahnya tertutup oleh bayangan. Aku membuat (Y/n) pingsan dengan cara memukul kepala belakangnya dengan tanganku. Walupun tak tega, aku harus melakukannya agar (Y/n) tidak menghampiri Muzan.

"Coba saja dekati kami!" -Kiriya

Aku menantang Muzan dengan senyum licik. Muzan menggeram kesal karna tahu kami memakai aroma bunga fuji yang aku dan (Y/n) kalungkan di leher kami.

Saat Muzan memaksa untuk mengambil (Y/n). Tanjiro dan Giyu menyerang Muzan secara tiba tiba. Aku menggendong (Y/n) di punggung dan membawanya pergi ke kediaman kupu kupu. Disana, (Y/n) dirawat oleh Kochou.

Muzan PoV

Anak dengan anting hanafuda muncul lagi di hadapan ku bersama temannya seorang pilar.

"Hei kita bertemu lagi" -Muzan

"Kenapa kau mengubah Nezuko? Kenapa kau menculik (Y/n)?" -Tanjiro

Aku terkekeh mendengar perkataan bocah di hadapan ku.

"Kenapa ya? Mungkin karna aku ingin memusnahkan keturunan kalian. Dan kau bicara apa? Aku menculik (Y/n)? Bukankah kalian yang menculiknya dari ku?" -Muzan

Bocah bernama Tanjiro itu berteriak

"TIDAK SEHARUSNYA MANUSIA BERADA DI BAWAH NAUNGANMU. AKU TAHU KAU INGIN MEMANFAATKAN (Y/N) KAN?" -Tanjiro

"Bukan urusan mu." Aku menjentikan jari ku. Suara petikan biwa terdengar, akupun menghilang.

Dihadapan ku sudah terdapat Douma dan Akaza.

"Aku punya rencana untuk perebutan (Y/n) kembali" -Akaza.

Aku menatap sinis ke arah mereka karna kelalaiannya dalam mengawasi (Y/n). Kalau saja mereka bukan iblis bulan atas, sudah kupastikan kubunuh saat ini juga.

***

(Y/n) PoV

"Kau sudah bangun?"

Aku memerhatikan orang tua di samping Nezuko, dapat kulihat Nezuko merintih kesakitan. Sudah berapa lama aku tak sadarkan diri?

Dia menjawab seperti dapat membaca pikiranku saat ini. "Kau sudah tak sadarkan diri selama berbulan bulan lamanya. Kami pikir kau meninggal sampai Kiriya mengecek tubuhmu memastikan kau masih bernafas atau tidak."

"Kiriya? Terakhir kali aku berada di pusat.." Aku menghentikan pembicaraan karna kepalaku seperti dipukul palu, sangat sakit hingga aku tak dapat menahannya. Ruangan berputar tiada henti membuatku ingat kejadian sebelum aku pingsan. Muzan-sama menjemputku ditengah gelapnya sebuah gang.

Aku merasakan aura pertempuran yang sangat dasyat di sekelilingku







[Revisi - 14 Okt 19]

Not supposed to || "Muzan x Reader"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang