(Y/n) PoV
Aku bangun di pagi harinya dengan rasa nyeri yang teramat di area itu dan pinggul ku. Saat ingin mendudukan diri, Muzan-sama menahan ku.
"Lebih baik kau berbaring saja hari ini! Kau ingin makan apa?" -Muzan
Ntah kenapa saat melihat wajahnya mengingatkan ku akan kejadian semalam. Kurasakan wajahku memanas.
"Ada apa? Kau sakit?" Muzan-sama mengecek suhu tubuhku.
"Tidak papa aku hanya sedikit pusing" Aku menutupi seluruh tubuhku dengan selimut untuk menyembunyikan wajah merah ku dari Muzan-sama. Tapi percuma, dia membaca seluruh pikiranku dengan sempurna.
"Kenapa harus malu? Seharusnya kau bangga karna mendapatkan diriku yang hampir mendekati sempurna ini" -Muzan
Saat membisikkan nya di telinga, aku terkejut langsung menjauhkan tubuhku darinya.
"Hahaha kau lucu sekali (Y/n)" -Muzan
Muzan-sama tertawa? Baru pertama kali aku melihatnya seperti itu.
***
Author PoV
"Ada apa kiriya? Kau terlihat resah" -Amane
Amane menyentuh tangan anak laki lakinya dengan lembut bermaksud untuk menghilangkan kecemasan yang sedang kiriya rasakan saat ini.
"Apakah kita akan berhasil dengan rencana ini bu? Aku.. Takut kalau gagal.. (Y/n) akan.. " -Kiriya
Amane memeluk anaknya tersebut
"Sst tenanglah, kau tidak seperti dulu sebelum mengenal (Y/n), apa kau tertarik dengan anak itu?" -Amane
Wajah Kiriya memanas, Amane hanya tertawa melihat tingkah laku anaknya tersebut.
"Yakinlah! Insting ayahmu tidak pernah salah" -Amane
***
(Y/n) PoV
Susah payah aku mendapatkan izin Muzan-sama agar dapat keluar malam ini, akhirnya diizinkan juga. Senangnya dapat menghirup udara luar lagi.. Tapi.. KENAPA AKU HARUS DITEMANI OLEH KEDUA IBLIS MENYEBALKAN INI TUHAN???!
Aku telah sampai di pusat kota, sangat terang berbeda dengan perdesaan.
Banyak orang orang berlalu lalang dengan pakaian bagus, ada juga yang sedang bersama pacarnya menikmati malam bersama menuju motel. Astaga..
"Hei aku ingin makan Ringo ame" -(Y/n)
"Biar aku belikan" Baru saja Akaza akan berjalan, aku menahan bajunya.
"Biar aku saja yang beli, sudah lama aku tidak berbincang dengan manusia.. Bosan berbincang dengan iblis seperti kalian terus. Akutuh gabisa di giniin" Aku berpura pura sedih agar mereka simpatik tapi bukannya peduli mereka malah menunjukan wajahnya yang menyebalkan itu.
"HEI BISA KAH KALIAN KONDISIKAN TAMPANGNYA?" -(Y/n)
"OII BODOH, JANGAN GODA CEWE TERUS DOOOONG" -(Y/n)
Douma tidak menghiraukanku dan terus berjalan bersama gadis yang di temui nya tadi.
"Akan ku sembelih dia saat kita pulang nanti" -Akaza
"Mohon bantuannya kalau gitu" -(Y/n)
Aku berjalan menuju kedai yang menjual aneka permen tersebut.
"Paman aku mau Ringo amenya satu" -(Y/n)
Saat paman tersebut mengangkat wajahnya. Aku merasa pernah bertemu dengannya. Terdapat pola aneh di mata kirinya dengan rambut pirang bersama ketiga wanita di belakang nya. Ntah mereka siapa.
"Lama tak jumpa (Y/n)"
Gelap. Aku kehilangan kesadaranku.
***
Akaza PoV
Sudah terlalu lama sendiri..
Sendiri menunggu (Y/n) yang tak kunjung datang. Sebenarnya kemana bocah itu?Saat aku menghampiri kedai yang di maksud (Y/n). Kosong, tidak ada siapapun di kedai itu, hanya tertinggal barang jualannya.
Panik, itu yang kurasa sekarang. (Y/n) menghilang tanpa jejak yang ditinggalkan.
"Hei Akaza, (Y/n) kemana?" -Douma
Aku menebas kepala Douma saat itu juga.
"Kita kehilangan (Y/n) dasar bodoh. Ini semua salah mu" Aku meninggalkan Douma dengan teriakan dari beberapa manusia disana yang sedang menyaksikan kami.
'Apa yang harus kukatakan ke orang itu?'
Gajadi hiat deh wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Not supposed to || "Muzan x Reader"
Fantasi[Complete] + [Ekstra Story] pembantaian dimana mana, kekacauan tiada henti setiap harinya. Rumor iblis pemangsa manusia semakin meluas yg mereka sebut -Oni- Hidup sebatangkara sangat menyedihkan dan menjadi aib tersendiri. Aku tak berharap hidup ku...