{Tanjirou x Kanao}
(18+)
Adegan di bawah ini berisi kekerasan dan darah yang tidak patut di contoh oleh semua kalangan. Harap kebijakannya untuk membaca cerita di bawahMalam tenang dengan di temani makan malam buatan ibu adalah hal luar biasa, dengan hadirnya sosok ayah membuat malam semakin berwarna. Itu yang dialami oleh keluarga normal, berbeda denganku.
Suara benda pecah beriringan dengan adu mulut yang berasal dari pria dan wanita dewasa menemani malamku. Permasalahan yang seolah olah tak kunjung selesai dan bertambah setiap harinya menjadi alasan pertengkaran dua insan tersebut. Tidak bisakah kalian memikirkan perasaanku yang tersiksa setiap kalian membuka bersuara mengeluarkan sumpah serapah berakhir dengan salah satu dari kalian yang pergi dari rumah untuk menenangkan diri. Aku mohon.. Aku hanya ingin kalian akur, apa permohonanan ku terlalu berat untuk kalian?
***
Di sekolah aku dikucilkan karna berlatar belakang dari keluarga broken home. Tak memiliki teman, kasih keluarga, di acuhkan oleh masyarakat. Hidupku seakan tidak ada gunanya dan menjadi aib tersendiri bagi dunia. Apa gunanya aku terlahir kalau hanya untuk melihat kemalangan dari diriku? Kenapa percobaan bunuh diriku selalu gagal? Dan kenapa mereka bersama kalau mereka tidak bisa akur?
Bel istirahat berbunyi, ingin sekali aku ke kantin memakan sebuah roti untuk mengganjal perut kosong ini. Tapi tidak dengan kondisiku yang basah kuyup dan sepatu tergantung di depan pintu kelas.
Kelas yang sunyi ku manfaatkan untuk menangisi diri yang menyedikan ini.
Sebuah handuk kering menutupi kepalaku yang basah ulah para pembully."Pakailah, nanti kau masuk angin"
Kutatap laki laki bersurai merah dengan luka di dahinya menatapku yang malang. Dia meminjamkan ku seragam kering dan menemaniku keruang ganti.
Dia memperkenalkan dirinya, namanya Kamado Tanjirou
Semenjak kejadian itu dialah satu satunya teman yang kumiliki saat ini. Aku tidak ingin kehilangannya.
***
Tanjirou mengetahui keadaan orangtua ku dan menawarkan diri agar aku tinggal bersama adiknya Nezuko. Tapi aku menolak, aku tidak ingin menyusahkan orang sebaik dia.
"Hey Kanao ada apa? Kau terlihat pucat, kau sakit?" -Tanjirou
Tanjirou menyentuh keningku menggunakan keningnya untuk mengecek suhu badanku saat ini
"Tidak panas, kalau ada masalah cerita saja" -Tanjirou
Usapan tangannya di kepalaku selalu membekas meninggalkan sebuah perasaan di hati. Aku menaruh perasaan padanya awal pertemuan itu. Berkat dia aku mendapatkan warna di hari hariku yang kelabu.
***
Sang bulan telah memancarkan cahayanya yang indah, hari ini aku pulang terlambat karna Tanjirou mengajakku ke suatu tempat yang belum pernah kulihat sebelumnya.
"Aku pulang" -Kanao
Satu vas bunga terlempar memecahkan cermin di samping pintu yang sedang kupijak saat ini. Ayah menghampiriku dengan wajah memerahnya.
"Dari mana saja kau anak lacur? Apa sekarang kau sudah mengikuti jejak ibumu sebagai pelacur HAH?" -Ayah
Ayah menarik rambutku secara kasar membuatku terpaksa melihat wajah menjijikan nya. Nafas menderu bagai hewan buas menerpa wajah sembab ku.
Ayah melemparku ke sudut ruangan dengan keadaan kakinya yang berada di kepalaku sekarang.
Aku hanya bisa terisak tanpa melawan. Menahan rasa sakit di sekujur tubuh akibat terbentur ke tembok dengan keras.
Bau amis darah mulai tercium di sekitar ruangan. Ibu terkulai lemas di kaki meja makan dengan keadaan badannya tertusuk berkali kali oleh pisau yang masih menancap di dadanya. Aku menatap ngeri pemandangan yang saat ini terlihat di depanku.
Ayah terjatuh dengan darah mengalir yang berasal dari kepalanya. Aku berusaha teriak walaupun tidak ada suara yang keluar dari mulut ini.
"Kau tak papa?" -Tanjirou
Tangan semerah darah terulur untuk membantuku. Tanjirou membunuh ayahku walaupun niatnya untuk membantuku.
"Aku khawatir makanya aku berkunjung. Syukurlah kau selamat" -Tanjirou
Terdengar suara sirine mendekat, aku berusaha untuk membujuknya bersembunyi tapi dia tetap tersenyum memerhatikan wajahku.
"Hey maafkan aku karna datang terlambat, maafkan aku karna membuat harimu kelabu, maafkan aku karna membuat orangtuamu terlibat salah paham yang mengubah harimu berwarnamu, maafkan aku maafkan aku. Kita akan selalu bersama" -Tanjirou
Tanjirou meneteskan air matanya. Aku tidak dapat mencerna semua ucapannya.. Tanjirou menyentuh pipiku untuk terakhir kalinya dan mengiris tipis leherku agar terlihat kalau dia mencoba untuk membunuhku sebelum dia di bawa ke kantor polisi atas tuduhan pembantaian keluarga Tsuyuri.
Tetangga sekitar rumah ku menanyakan keadaanku. Ternyata tetanggaku Kochou Shinobu lah yang melapor ke kantor polisi kalau ada kekacauan di rumah ku.
Aku hanya dapat menatap kepergian Tanjirou.
Kenapa aku terlahir kalau hanya membuat orang yang berusaha baik kepadaku tertimpa sial?
***
'Kamado Tanjirou dijatuhkan hukuman mati atas pembantaian keluarga Tsuyuri pada tanggal xx-xx-xxxx kemarin, sekarang-'
Ku matikan televisi yang menampilkan wajah kurus Tanjirou. Dia akan di eksekusi walaupun itu bukan kesalahannya.
"Apa gunanya aku hidup?"
Ku teguk cairan bening yang sedari tadi kugenggam.
"Tenang saja, aku Tsuyuri Kanao akan selalu bersama Kamado Tanjirou untuk selamanya" -Kanao
Dan semuanya berubah menjadi gelap.
Baru pertama kali bikin cerita beradegan kekerasan..
Harap kebijakannya dalam membaca sebuah cerita ya..Sebagai bonus nanti aku bikinin cerita "Shinobu x Douma" :))
Udah segitu dulu ya..
[Revisi - 21 Nov 19]
KAMU SEDANG MEMBACA
Not supposed to || "Muzan x Reader"
Fantasi[Complete] + [Ekstra Story] pembantaian dimana mana, kekacauan tiada henti setiap harinya. Rumor iblis pemangsa manusia semakin meluas yg mereka sebut -Oni- Hidup sebatangkara sangat menyedihkan dan menjadi aib tersendiri. Aku tak berharap hidup ku...