Vision 10

1.6K 267 89
                                    

"Ayah ... mau menjemputku?"

.
.
.

Dengan jubah ivory dan senyum melekat di wajah tampannya, lelaki itu merentang tangan lebar, "Koo!"

"Ayah."

Jungkook menghambur dalam dekapan hangatnya, saling merengkuh melepas kerinduan yang bergejolak.

"Kangen," rengek Jungkook mengeratkan pelukan pada Kim Jo Won, sang ayah.

"Hei, anak muda! Tinggimu saja yang hampir menyusul ayah tapi kelakuanmu masih saja manja," balasnya seraya mengacak rambut si bungsu. "Ayo, ikut ayah ke sana."

Merangkul bahu Jungkook, Jo Won menggiring langkahnya menuju permadani rerumputan di bawah cerulean yang berkilau.

Jungkook puaskan hasrat pandangi sosok yang teramat dirindukan. Hidung mancungnya, mata yang setajam elang dan senyum berdekik-nya, semua masih sama seperti yang terekam dalam ingatan.

"Ayah ..." bertanya ragu. "Apa aku sudah meninggal?"

Jo Won ulas kurva tipis sambil tak henti belai rambut Jungkook.

"Hanya Koo yang bisa jawab. Semua terserah padamu, Nak."

Mata Jungkook membulat dengan bibir yang terbuka, takjub akan jawaban sang ayah.

"Jadi aku punya pilihan?" tanyanya dan Jo Won anggukan kepala, mengiakan.

Jungkook rebahkan tubuhnya, nikmati ruang yang seakan dipenuhi serotin hingga memberinya ketenangan hati yang tak ingin dilepas. Tak ada siapa pun, hanya mereka berdua dalam kesunyian yang damai.

"Ayah sendiri di sini dan tempat ini juga nyaman sekali. Jadi Koo putuskan untuk temani ayah saja," ujarnya mantap.

Kim Jo Won tak henti ciumi pucuk rambut kesayangan dengan senyum yang tak lepas dari wajahnya.

"Terima kasih, Nak."

.
.
.

Namjoom bergerak gelisah meremat handphone dalam genggamannya. Baru saja ia mendapat kabar buruk, sedangkan sosok yang digadang mampu menolong masih terlelap letih. Setelah mengalami epistaksis dan kolaps, Taehyung sempat sadarkan diri beberapa saat namun kembali merajut mimpi setelah Namjoon memberinya Intravenous Micronutrient terapi, kombinasi dosis tinggi vitamin dan mineral untuk mengembalikan fisiknya yang kelelahan akut.

"Tae ..."

Namjoon mengusap bulir keringat di kening Taehyung yang nampak gelisah dalam tidurnya. "Taehyung ..."

Sekali lagi memanggil namanya, namun remaja ini terlalu larut dalam dunia bawah sadarnya, kembali pada memori yang tak akan pernah dilupakan

•••

Kemacetan panjang yang disebabkan kecelakaan lalu lintas membuat banyak orang terjebak di dalamnya. Di tengah jalan, dua mobil dengan kondisi ringsek menutup akses keluar masuk kendaraan. Korban di dalam mobil putih berhasil diselamatkan namun tidak dengan mobil hitam yang remuk dalam posisi terbalik. Terdengar suara menyayat memanggil ibu, namun percikan api dan rembesan bensin membuat semua orang menjauh tak berani menolong korban yang terjebak di dalamnya.

Sesosok pria terpaku, sejenak meraba benda yang melingkar di tangan lalu melepasnya. Ia bulatkan tekat mendekat dan aroma bensin segera menyambut indera penciumannya.
Seorang remaja berada di dalam mobil, menggelantung tertahan seatbelt yang mengikatnya erat, memanggil wanita yang terluka parah terhimpit di antara kursi dan setir dalam keadaan tak sadarkan diri.

"Jangan menangis. Siapa namamu, Nak?"

Tae—Taehyung. Tolong, selamatkan ibu ..."

Pria itu memberi senyum menenangkan sambil bergerak melepas sabuk pengaman lalu menahan tubuh remaja itu agar tidak terjatuh saat bebas. Segera lelaki itu keluarkan Taehyung, pasangkan benda keemasan di tangannya lalu mengenggam erat jemarinya.

"Nama paman, Kim Joo Won. Larilah, Taehyung! Cepat!"

Taehyung yang didorong Jo Won masih bergeming kebingungan. Suara lantang yang ia yakini hanya terngiang di kepalanya membawa langkah untuk berlari cepat. Hanya dalam hitungan detik ledakan menggelegar, menerbangkan ruh dari raganya.

"Dunia akan hancur, Hira! Temukan Albarka dan selamatkan semesta!"

•••

"Tenanglah. Hanya mimpi buruk." Namjoon usap tubuh bergetar Taehyung yang tergagap memanggilnya.

"K—kak, Koo gimana?"

Namjoon hembuskan napas kasar, membiarkan Taehyung melihat kegelisahannya.

"Jungkook—"

Namjoon peluk Taehyung erat, letakkan dagunya di pucuk kepala sang adik kesayangan sambil berkata lirih, "koma ..."



Masih bersambung
08102019

Maaf ya lama baru update. Laptop Bry sakit dan semua file cerita ada di sana.
Ini knapa sinyal juga ikutan sekarat :"(

Ada yang tanya, bom-nya gimana, apa-siapa Albarka dan Hira? Sabar ya, semua pasti terjawab.

Makasih

THE ALBARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang