02 ; Hi, Joker?

499 49 0
                                    

🎶Soundtrack : Cradles - Suburban

••••

Marleen sudah siap dengan seragam kerjanya. Setelan rok hitam selutut, kemeja merah maroon dan jas putih membalut tubuhnya dengan sempurna. Marleen menggenggam erat dokumen cadangan yang sudah ada di ruangannya pagi tadi saat ia memasuki ruangan itu, dikirim oleh Brianna sesuai janjinya. Ia enggan membukanya, mungkin nanti.

Marleen berjalan menuju ruang dimana Joker di tahan. Ada sekitar empat penjaga mengawalnya, marleen berusaha setenang mungkin selama di perjalanan. Disisi kiri dan kanan lorong ada banyak pintu serta kegaduhan yang amat menganggu. Ada banyak suara meminta dibebaskan dan bahkan sumpah serapah bagi para penjaga, marleen bergidik ngeri menyaksikan itu.

Kini mereka telah sampai di depan pintu ruangan Joker. Penjagaannya super ketat bahkan nyamuk pun tak mungkin melaluinya. Nafas Marleen tercekat saat pintu dibuka menggunakan pin yang di tekan oleh salah satu penjaga, saat pintu terbuka, para penjaga menodongkan senjata kedepan.

Come on, marleen. You can do it! Marleen menyemangati dirinya sendiri.

Marleen memasuki ruangan itu. Kesan pertama adalah minim nya pencahayaan hingga menyulitkan pandangan Marleen meski ventilasi memberikan bias cahaya. Marleen semakin berjalan maju seolah tak takut akan hal itu, sosok Joker masih belum terlihat.

•••

Gadis itu meremas kuat dokumennya.

Kreeet!

Matilah aku. Batin Marleen.

Suara pintu besi di tutup. Dan nyali Marleen seolah menciut untuk meintrogasi Joker. Saat Marleen sibuk dilanda ketakutan, samar-samar Marleen melihat bayangan seseorang tengah duduk di kursi didepan sebuah meja persegi didekat jendela yang tertutup tirai. Membelakangi dirinya.

"Hi, Joker?" Sapa Marleen yang setengah mati menahan rasa takutnya.

Sosok bayangan tadi berbalik dan menghadap kearah Marleen, walau minim cahaya ia masih bisa melihat Joker disana.

"Hai dokter, ha ha ha!" Sambut Joker dengan tawa khasnya yang membuat bulu kuduk Marleen meremang. Serta dengan aksen yang terdengar aneh.

Marleen meletakkan dokumen tadi dengan gerakan tenang. Joker memajukan tubuhnya hingga sosoknya terlihat walau tak sepenuhnya. Dengan wajah putih pucat, rambut hijau menyala, dan tato di wajah serta bibir merah membuat Marleen semakin takut. Jangan lupakan juga alisnya yang tercukur habis.

"Uhm, sebagai permulaan yang baik sebaiknya kita berkenalan. jadi perkenalkan, aku dokter Marleen Dalton. Panggil saja aku dokter Marleen. Dan kau?" Tanya Marleen dengan hati-hati agar Joker merasa nyaman.

"Aku Joker. Nice to meet you doctor." Balasnya sambil tersenyum lebar memperlihatkan gigi nya berwarna silver.

"Aku disini bekerja sebagai Psikiater atau lebih santainya terapis. Aku akan membantu agar kejiwaan mu cepat pulih, secara bertahap. Jadi tahap pertama kita akan berkenalan dan kau bercerita tentang kehidupanmu." Ucap Marleen sambil melihat kearah Joker yang menatapnya serius hingga membuat Marleen sedikit ketakutan.

"Jadi, Bagaimana tentang dirimu? Bisa kau ceritakan padaku, joker?" Tanya Marleen sambil membaca dokumen tadi.

Terdengar sedikit geraman Joker, marleen berdoa didalam hati agar tak terjadi hal yang buruk terhadap diri nya.

"A long time ago.., hiduplah seorang anak laki-laki dengan keceriaan yang mengelilinginya. Ia bernama Jaxon, rumahnya berada tepat didekat sebuah gedung dimana setiap harinya akan ada pagelaran sirkus. Dan Jaxon tinggal bersama ayahnya semenjak ibu nya meninggalkan mereka berdua seorang diri demi laki-laki sialan. Ayah Jaxon adalah seorang badut disana. Jaxon merasa cinta dengan sirkus hingga tiap hari Jaxon selalu ikut ayahnya menuju sirkus itu untuk melihat pertunjukan ayahnya." Joker mulai bercerita, dan Marleen mendengarkan dengan seksama kisah hidup milik Joker yang mungkin nanti akan ia gunakan menjadi bahan uji coba nya.

Fallin' To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang