03 ; Joker Theraphys

420 42 0
                                    

🎶 Aero Chord - Burning (feat. Bianca)

•••

Hujan tengah mengguyur kota Gotham dengan derasnya. Marleen harus tetap melaksanakan pengobatan meski dirinya merasa nyaman berada di gulungan selimut. Menurut laporan yang Marleen terima dari Brianna, perawat bernama Violet ditemukan tewas saat berusaha memberikan Joker obat dan makan siang.

Takut? Tentu. Marleen tak menyangka kalau Joker akan kembali berulah, mendengar namanya saja Marleen sudah bergetar. Padahal Marleen yakin bahwa Joker akan lebih membaik dibanding kemarin.

Kreett!

Pintu besi tertutup. Marleen sudah mulai terbiasa akan suara pintu tua itu, dan berjalan menuju sebuah ranjang dimana disana ada Joker yang berbaring dengan keadaan terikat diatas ranjang.

Ia berusaha menutupi rasa takutnya dengan menganggap Joker semakin membaik dan tak akan menyakitinya. Marleen masih bisa dengan jelas melihat sedikit noda darah di lantai, yang ia yakini darah dari perawat malang itu.

"Selamat pagi, joker." Sapa Marleen ramah.

Joker membalasnya dengan seringaian lebar.

"Bagaimana dengan obatmu? Sudahkah kau meminumnya kemarin?" Tanya Marleen, padahal ia tahu kejadian sebenarnya tentang Violeta.

"Obat yang diberi perawat yang cerewet itu? Ah tentu saja." Jawab Joker santai seolah tak terjadi apa-apa.

Marleen hanya menangguk dan membuka dokumen lagi beserta data Joker sesi pertama, ia menatap kearah jendela yang dibasahi oleh air hujan. Sesekali ia terkejut akan kilatan cahaya dari petir yang menyambar.

Joker menatap Marleen yang tengah melihat kearah luar. Ia menganggumi ketulusan Marleen padanya meski Joker tahu bahwa Marleen takut padanya, joker menggeram menepis pikiran dan perasaan aneh yang hinggap padanya.

"Ada apa Joker?" Tanya Marleen sedikit terkejut mendengar geraman Joker.

"Its okay doctor." Jawab Joker dingin.

"Apa kau siap untuk melanjutkan sesi kedua hari ini?" Tanya Marleen.

Joker menggeliat sedikit,"dokter Marry, can i hug you? Aku merasa kedinginan." Ucapnya datar.

Marleen mengangguk dengan kikuk dan segera melaksanakan perintah Joker. Marleen berdebar, ada perasaan aneh hinggap padanya saat Marleen memeluk Joker yang tengah berbaring tak berdaya.

Joker tertawa seperti biasanya hingga membuat Marleen melepaskan pelukannya tiba-tiba.

"Ha! I have an idea doctor, untuk metode teraphi ku." Kata Joker sambil tersenyum lebar.

"Apa itu?" Tanya Marleen pelan.

"Berbaringlah di sampingku dokter Marry, sambil memelukku. Akan ku ceritakan yang kau mau. Ha ha! Deal? Hm? Ayolah dokter, apa kau tega mengabaikan pasien mu?" Kata Joker sambil tersenyum lebar.

Marleen cukup takut dan berpikir akan banyak resiko yang ia tanggung jika ia tak menuruti kemauan pria ini. Tanpa pikir panjang Marleen menaiki ranjang kecil itu dan berbaring di sebelah Joker sambil membawa dokumen di map tadi.

•••

Marleen memeluk tubuh Joker dengan satu tangan dan tangan lainnya menopang kepalanya sendiri agar tak oleng kebawah. Joker nampak biasa saja namun Marleen tidak, ia merasakan getaran itu semakin menjadi saat berada disamping Joker.

"Baiklah, sesi kedua hanya pertanyaan sederhana." Ucap Marleen sambil melihat Joker yang terlihat sedang menatap kearah bawah.

"Apa itu?" Tanya Joker dengan nada tenang.

Marleen sedikit berdehem dan memperbaiki posisinya.

"Apa hal kesukaan mu?"

Joker melihat Marleen dan tertawa senang dengan seringaiannya yang menakutkan.

"Aah, kau bertanya hal yang tepat dokter. Aku menyukai banyak hal. Seperti senapan, pisau tajam yang mengkilat, darah.., dan uuu! Jangan lupakan aku menyukai suara para korban ku berteriak dan memohon padaku HAHA! Huh.., hal itu membuatku semakin bersemangat!" Jawab Joker bersemangat sambil menunjukkan gigi nya kepada Marleen. Suara tawa Joker bergema.

Marleen meneguk salivanya dengan susah payah, joker adalah orang yang paling berbahaya yang pernah ada. Marleen tak ingin salah sikap, jika tidak, ia akan mati ditangan pasiennya sendiri.

"Suatu saat kau akan menyukainya Marry, ha ha ha ha ha!" Tawa Joker dengan gila.

Gadis itu tak ingin ambil pusing. Marleen kembali melakukan introgasinya dan sesi introgasi pun telah habis, marleen mendengus pelan, ia masih ingin berada di pelukan Joker. Apa ini? Pikirnya. Marleen menatap wajah Joker dari dekat. Mata abu-abu nan tajam, hidung mancung dan beberapa bekas luka serta tattoo diwajahnya membuat jantung Marleen berdegup kencang.

"Can i touch your face?" Pinta Marleen dengan penuh keberanian.

"Ouh pretty marry, just do it." Sahut Joker tak keberatan.

Tangan Marleen segera menyusuri tiap inchi dari wajah Joker, sedangkan Joker memejamkan matanya perlahan, menikmati sentuhan jari Marleen di wajahnya. Marleen menyudahi tindakannya, saat akan turun dari ranjang, ia menyadari bahwa Joker sudah tertidur.

"Sleep tight, J." Bisik Marleen di telinga Joker.

Dengkuran halus terdengar dan Marleen bergegas meninggalkan ruangan itu. Marleen berharap semoga saja kejiwaaan Joker berangsur pulih, itu harapannya. Marleen tak mau jika Joker merasakan sakitnya kejut listrik.

•••

Marleen merasa cemas menanti kabar dari perawat yang memberi obat pada Joker, ia takut jikalau Joker semakin menggila. Selang beberapa menit kemudian, perawat itu kembali dengan tenang tanpa cidera.

"Kau tak apa Sarah? Bagaimana dengan Joker? Apa ia mengatakan sesuatu?" Tanya Marleen yang sudah menunggu Sarah di ruang peracik obat.

"Tak Marleen. Dia mau menuruti perkataan ku, aku di kawal oleh Jhon dan Robbin didalam sana, jadi aku aman." Jawab Sarah, marleen bernapas lega.

"Kalau begitu aku akan kembali menuju markas penyembuhku untuk menulis laporan kemajuan Joker."

"Baik, hati-hati dan selamat beristirahat."

"You too!"

Marleen berjalan menjauh dengan perasaan tenang. Pipi nya merona saat mengingat Marleen memeluk Joker dan menyentuh wajah Joker. Ah, ini tak bisa di biarkan, pikir Marleen. Bagaimanapun Joker adalah pasien dan orang jahat, tak mungkin memiliki rasa cinta di hati. Itu mustahil.

Marleen berpapasan dengan Brianna yang nampak akan melakukan pertemuan dengan jajaran kepolisian kota Gotham, tangannya di cekal oleh Brianna.

"Ada apa dokter Brianna?"

"Ku peringatkan dirimu, jangan terlena akan bujuk rayu Joker. Dia sedang berusaha mencuci otak mu." Bisik Brianna.

"Kau mengerti?"

Marleen hanya mengangguk. Dan Brianna meninggalkan Marleen.

"Tidak, joker tak seperti itu."

×××××××××××

Fallin' To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang