Angin malam membelai wajah Leia lembut. Ia tengah berusaha mengikuti langkah pria didepannya yang telah beberapa langkah lebih jauh menuju puncak bukit. Entah mengapa malam itu begitu indah karena langit dihiasi bintang-bintang yang berkelip ramai. Seseorang memanggil namanya dari kejauhan. Suara yang ia kenal baik ditelinganya. Suara yang selalu membuat hatinya mengembang bahagia.
"Lei, ayok, dari sini bintangnya bagus banget tau." Kata seorang pria memanggil namanya.
"Iya, bentar.. kaki aku pendek nih, kamu curang punya kaki panjang, jadi gampang kalau naik bukit gini." Jawab Leia sambil merengut. Hanya terdengar tawa khasnya yang menggema. Leia lalu tersenyum membayangkan raut wajah pria itu setiap kali ia tertawa.
Selain celotehan keduanya, hanya suara serangga yang menghiasi heningnya malam kali itu. Leia menikmati setiap detiknya. Tak berapa lama Leia berhasil menyusul sampai di puncak bukit. Ia meraih tangan yang terulur di hadapannya. Tangannya hangat, Leia selalu senang menggenggam tangan pria itu. Sentuhannya selalu bisa membuat efek kupu-kupu diperutnya.
"Lambat banget deh kamu, hehehe" Kata si Pria dengan nada usil.
"Yee, jangan dibandingin sama kamu dong, kamu kan pendaki gunung beneran, aku sih amatiran." Jawab Leia sambil mendekap kedua tangganya di dada, pura-pura kesal.
"Hahaha, kalau lagi kesel kamu gemes banget sih Lei. Makin semangat kan aku godainnya." Balas pria itu sambil tersenyum dan membelai puncak kepala Leia lembut.
"Seneng banget deh becandain aku! Marah beneran nih nanti.." Kata Leia. Tentu saja ia tidak benar-benar akan marah pada pria tersebut karena hal yang sangat sepele seperti itu. Ia terkadang hanya rindu melakukan pertengkaran kecil bersama pria yang disayanginya itu.
"Yaah, jangan marah beneran dong." Kata pria itu yang lalu mendekapnya dari belakang. "Udah ah main berantem-berantemannya, tuh liat Lei, bintangnya bagus banget ya."
"Iya bagus banget Al, kenapa bintang bisa indah banget sih?" Tanya Leia pada Alfa. Nama pria tersebut Alfa Rahardian. Kekasih hatinya.
"Karena kamu." Jawabnya.
"Kenapa karena aku?"
"Karena malam, bintang bisa bersinar indah, Leila Kamaleia sayang." Gumam Alfa mempererat pelukannya. Hal tersebut membuat Leia tersenyum. Ia tahu namanya, Leila, berarti malam. Alfa selalu berkali-kali mengatakan padanya bahwa arti namanya sangat indah. Ia menyukainya.
"Thank you." Kata Leia tulus.
"I want to tell you something." Bisik Alfa lembut di telinganya.
"Tell me what?" Tanyanya sambil menoleh pada Alfa yang masih memeluknya dari belakang. Namun, sesuatu yang aneh tiba-tiba terjadi. Leia tidak sempat mendengar apa yang ingin Alfa katakan padanya karena sinar putih yang membutakan matanya tiba-tiba muncul. Membuat langit malam yang berbintang lenyap, digantikan suasana ruangan apartemen asing yang tampak familiar dimatanya. Ia menemukan dirinya terbaring diatas sofa dengan selimut yang menutupi badannya. Leia tersadar ia baru saja terbangun dari tidurnya dan ia bermimpi.
"Are you all right?" Tanya suara seorang pria dengan nada khawatir. Leia menoleh mencari sumber suara tersebut dan seketika terpekik karena teringat alasan mengapa ia ada di apartemen tersebut, siapa pria itu dan mengapa ia tidak seharusnya tertidur, untuk kesekian kalinya.
"Ya Tuhan, Mas Bintang, saya minta maaf sekali lagi." Kata Leia sedikit panik. "Jam berapa ini?" Tanya Leia sambil mengecek jam di tangannya, lebih kepada dirinya sendiri.
"Jam 10 malam, dan please, seperti kata gue sebelumnya, panggil gue Bintang aja. It's okay." Ujar Bintang sedikit canggung. Leia menghitung jam kedatangannya sore tadi, 7 jari tangannya terlipat, matanya terbelalak tak percaya. Ia tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi. Sudah sejak dua tahun yang lalu ia tidak bisa tidur seperti layaknya seorang manusia normal. Tidurnya tak pernah lebih dari dua jam dan entah mengapa secara ajaib ia bisa tertidur di tiga kali kedatangannya di apartemen ini. Namun satu hal terpenting dari semuanya, ia bermimpi. Mimpi itu lagi. Mimpi yang akan selalu ia ingat dengan jelas layaknya sebuah ingatan nyata. Mimpi yang tak lengkap dan selalu menjadi teka-teki yang menghantuinya hingga kini.
"Mas Bintang, eh maksud gue Bintang, this may sound crazy, but I should really try this crazy experiment. Hmm.. May I sleep with you? I mean not technically sleeping with you..but staying here in your apartment to sleep? I'll pay you." Jelas Leia pada Bintang sediki ragu. Leia sudah siap menerima penolakan dan pengusiran secara paksa bahkan pemecatan oleh kliennya tersebut. Namun, alih-alih menolak ide gilanya, Bintang menganggukan kepalanya.
"Sure."
Sejak saat itu, dimulailah perjalanan Leia dalam menemukan kepingan mimpinya yang hilang.
"all things beautiful and broken
all things you and me"
Hi everyone. Welcome to another Sadddh's Story. I hope you will enjoy it.
Karakter dalam cerita ini:
Leila Kamaleia
Bintang Pradipta
Dan juga
Alfa Rahardian
KAMU SEDANG MEMBACA
Starry Starry Night
ChickLitShe can't sleep, except.. Leia: Gue bisa tidur, akhirnya gue bisa tidur lebih dari 2 jam! Bintang: Cewek itu minta tidur bareng gue, eh maksudnya tidur di tempat gue, she'll pay me, this is weird. ... ... Leia, a girl with a forgotten past, has...