Lamunan Bintang terpecahkan oleh bunyi klik teko listriknya yang menandakan air yang sedang ia didihkannya sudah siap dituang ke dalam sebuah cangkir teh untuk menemani dirinya meneruskan membaca buku. Ia kembali duduk di sofa dan menatap lurus gadis yang saat ini tertidur di sofanya. Tadi sore gadis itu datang lagi, setelah 2 kali pertemuan sebelumnya ia juga tidak sengaja tertidur di sofanya dan meminta maaf padanya. Bintang masih ingat ekspresi wajah gadis itu ketika ia membangunkannya. Wajahnya sedikit tercengang, seperti tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi pada dirinya. Sudah hampir 7 jam berlalu sejak kedatangannya sore tadi, namun gadis itu masih tertidur.
Bintang sesekali memperhatikan wajahnya yang sedang tidur. Terkadang wajahnya menunjukan ekspresi ketenangan, namun ada kalanya wajahnya merengut seperti sedang memikirkan sesuatu. Leila Kamaleia adalah fotografer yang dipekerjakannya untuk proyek peluncuran menu baru makanan di perusahaan start-up miliknya. Tujuan kedatanganya kesini sebenarnya hanya untuk menyampaikan hasil foto minggu lalu untuk ia review. Sebenarnya ingin sekali Bintang membangunkannya, karena mengingat langit semakin gelap yang menunjukan bahwa malam telah tiba.
Ia sedang meneguk teh hangatnya ketika tiba-tiba Leia bergerak dan bangun dari tidurnya, sedikit kaget dan terlihat kebingungan. "Are you all right?" Tanyanya sedikit khawatir. Wajahnya kebingungan sebelum akhirnya ia menatap matanya dan terpekik.
"Ya Tuhan! Mas Bintang, saya minta maaf sekali lagi." Kata Leia sedikit panik. "Jam berapa ini?" Tanyanya sambil mengecek jam di tangannya yang kemudian ia jawab.
"Jam 10 malam, dan please, seperti kata gue sebelumnya, panggil gue Bintang aja. It's okay." Ujar Bintang sedikit canggung. Leia menghitung jam kedatangannya sore tadi, 7 jari tangannya terlipat, matanya terbelalak seperti tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi. Gadis itu terdiam dan terlihat seperti mencoba berpikir keras.
"Mas Bintang, eh maksud gue Bintang, this may sound crazy.."
"Ya?" Bintang tidak mengerti gumaman gadis itu.
"Hmm.. I should really try this crazy experiment. Hmm.. May I sleep with you? I mean not technically sleeping with you..but staying here in your apartment to sleep? I'll pay you." Jelas Leia pada Bintang sediki ragu.
WHAT!!
Begitulah sebenarnya reaksi yang ada di kepala Bintang ketika gadis itu memintanya untuk tidur bersamanya, dan bahkan rela membayarnya. Bahkan ia berpikir bahwa gadis itu sedikit gila. Namun, Bintang berhasil menjaga ekspresinya, berusaha tetap tenang dalam menanggapi keanehan itu dengan menganggukan kepalanya.
"Sure.." Jawabnya.
"Omg, Bintang, thank you.."
"..-ly not." Lanjutnya. Tidak, gadis itu tidak bisa tidur di apartemennya. Tidak mungkin. Dunia ini sudah terlalu bising baginya untuk menambah satu sumber suara lagi yang akan mengganggu ketenangan hidupnya.
"Mas, gue akan bayar, please." Kata Leia. Ekspresi gadis itu berubah kecewa.
"Maaf sebelumnya, it's not even about money, tapi gue gak bisa ngijinin lo untuk tidur disini, bahkan kalau lo bayar sekalipun."
"Please reconsider this first before you made the decision. I really need this, Gue gak ngerti juga kenapa setiap gue ke sini gue tidur. Dan itu hal yang paling gue butuhin. Please mas Bintang." Rajuk Leia padanya.
Bintang termenung dan bertanya tentang apa yang sedang gadis itu cari dari tertidur karena wajahnya memang mengisyaratkan kebutuhannya yang mendesak.
"Hmm, kayaknya lo sekarang harus pulang deh, udah malem, lain kali aja kita omongin ya.." Kata Bintang berniat mengusir tamunya itu secara halus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Starry Starry Night
ChickLitShe can't sleep, except.. Leia: Gue bisa tidur, akhirnya gue bisa tidur lebih dari 2 jam! Bintang: Cewek itu minta tidur bareng gue, eh maksudnya tidur di tempat gue, she'll pay me, this is weird. ... ... Leia, a girl with a forgotten past, has...