Mobil Bintang memasuki komplek perumahan di kawasan Bandung yang terlihat cukup sepi pada malam hari ini. Mood Bintang sangat baik hari ini karena meeting-nya berjalan dengan sangat lancar. Calon investornya merasa sangat tertarik untuk menanamkan modal di perusahaannya. Hal tersebut dapat menjadi langkah awal pengembangan jaringan pasar online premium catering-nya di seluruh Indonesia. Bobby akan sangat senang mendengarnya. Perusahaannya ini didirikan atas jerih payah Bintang dan Bobby sejak mereka masih kuliah. Bintang yang merupakan lulusan IT berkolaborasi dengan sahabatnya Bobby yang merupakan lulusan sekolah kuliner untuk membuat semacam bisnis catering premium online, jauh sebelum maraknya situs online dengan konsep yang sama. Menjadikan mereka leading start-up company di niche market ini. Usaha mereka kemudian diperluas dengan menyediakan private fine dining experience bagi pelanggan dengan pilihan chef yang berjenjang dari yang masih berada di level entry hingga chef yang menyandang gelar Michelin star.
Sebelum ia pulang ke Jakarta, Bintang bermaksud untuk menyerahkan dompet Leia yang tidak sengaja terjatuh di mobilnya ketika ia mengantarnya ke rumah sakit siang tadi. Ketika ia menghubungi Leia tadi sore, Leia berkata dirinya sedang beristirahat di rumah orang tuanya. Bintang memutuskan untuk mampir karena ternyata alamat rumah yang dikirimkan Leia tidak terlalu jauh dari tempat meeting-nya seharian tadi.
Sesampainya di alamat itu, Bintang kemudian mengirim pesan singkat untuk menginformasikan bahwa dirinya telah menunggu di depan rumah. Tak lama setelah itu pintu pagar terbuka, Ia melihat Leia mempersilahkan mobilnya masuk.
"Bin, sorry, lo jadinya harus repot nganterin dompet gue, padahal bisa langsung pulang ke Jakarta." Kata Leia. Bintang menatap wajah Leia yang terlihat lelah malam itu.
"It's ok.. lagian sebenernya gue butuh ke toilet.." Lanjut Bintang, ia menggerutu dalam hatinya, alasan macam apa itu.
"Oh gitu, yaudah ayo masuk.." Kata Leia mempersilahkannya masuk.
Selesai dari toilet, Bintang bermaksud kembali duduk di ruang tamu, namun ia berhenti dan menghampiri sebuah ruangan yang entah mengapa menarik perhatiannya.
"Harry Potter?" Tanya Bintang ketika ia menyadari Leia sedang menghampirinya. Sudut ruangan itu nampak seperti sebuah tempat pemujaan laskar Dumbledore. Selain buku, juga terdapat syal bergaris hitam hijau yang Bintang kenali sebagai lambang asrama Slytherin yang terlipat rapih di lemari kaca dan banyak lagi pernik kecil Hogwarts yang ia kenali.
"Yup. A Potterhead that I am." Jawabnya.
"Shut up..Gue ga pernah nyangka."
"Gue bahkan punya tongkat sihir Draco Malfoy di lemari gue. Gak nyangka kan lo, cewek urakan macem gue suka Harry Potter?" Wine?" Tanya Leia sambil menawarkan segelas wine padanya.
"Boleh." Tukas Bintang. "Engga, lebih ke aneh aja cewek populer kayak lo suka sama Harry Potter." Jawabnya.
"Gue? Populer?" Tanyanya lalu terkekeh.
"Lei, lo sahabatan sama Keira, cewek paling populer se-Bandung Raya pada jamannya, jelas lo pasti populer juga." Bahkan Bintang yang dulu kuliah tingkat akhir di Jakarta sempat mendengar nama Keira di kalangan obrolan mahasiswa kampus.
"Keira itu temen gue dari SMA, gue kenal dia waktu dia masih cupu kali." Ujar Leia menjelaskan.
"Oh ya?"
"Gak dong, dia udah populer sejak SMP yang gue tau hahaha, tapi dipikir-pikir mungkin gue agak populer lah dikit waktu SMA gara-gara kenal dia." Lanjut Leia.
"Bukannya jaman itu lo lagi girang-girangnya pacaran ya?" Tanya Bintang. Entah mengapa ada hening sebelum Leia terkekeh menampik pertanyaannya.
"Emang kalau pacaran gak boleh suka Harry Potter?" Katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Starry Starry Night
ChickLitShe can't sleep, except.. Leia: Gue bisa tidur, akhirnya gue bisa tidur lebih dari 2 jam! Bintang: Cewek itu minta tidur bareng gue, eh maksudnya tidur di tempat gue, she'll pay me, this is weird. ... ... Leia, a girl with a forgotten past, has...