Matchmaking [My Perfect Husband Is School Bad Boy]✔

End✔

Happy Reading

Ucapan terimakasih buat
Mu itu tidak cukup
Bagiku

Love youu Raheell

Setelah berada di rumah sakit selama
Satu bulan dua belas hari akhirnya key pun sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah.

"Key aku tidak mau tau selama dua
hari ini kamu harus istirahat total
dan hari senin besok kita harus
berangkatkan secepatnya ke
Singapura" Ucap rahell

Kali ini key hanya dia dan tidak menjawab sekata pata pun dari rahell.

"dad" Pangil azzka dari.

"Ia sayang masuk" Ucap rahell.

Azzka pu masuk kedalam kamar mereka.

"Ada apa anak nya dady, kenapa ada masalah? Atau paman mu marah sama kamu? " Tanya key.

"Bukan dad itu di luar ada bibi arriana" Ucap azzka.

"Hah arriana" Balas rahell sambil melihat ke arah key

Rahell pun pergi keluar meningalkan anak dan suaminya itu.

Key pun langsung tersenyum kearah azzka.

"Dad kenapa? " Tanya azzka yang melihat key tersenyum kearah nya.

"Dady akan memberikan mu hadia yang sangat istimewa dan yang sangat mahal" Ucap key

"Azzka tidak mau dad" Balas azzka.

"Tapi kalau yang ini dady yang akan beli sendiri jadi azzka jangan sungkan" Senyum key.

"Benar dad? " Senyum azzka yang merasa bahagia " Tapi kenapa tibah-tibah dady mau kasih azzka hadian? " Tanya azzka bingung kerena menurutnya key selalu memberikan dia hadia selain dia yang akan memintanya.

"Yah karena kamu sudah menyelamatkan dady dari singa" Balas key azzka pun hanya mengaruk kepalanya tidak mengerti.

"Hah kapan azzka lawan singa yah? "

"Hah tak usah di pikirkan sayang" Balas key.

****

"Hay hell hay kak kevin" Ucap arriana.

"Hay ri" Balas kevin.

"Hey kamu ngapain?" Ucap rahell.

"Rahell aku kangen sama kamu" Balas arriana sambil memeluk rahell.

"Ri sakit ri" Ringis rahell.

"Sorry gimana kabarmu? " Tanya arriana sambil melepaskan pelukannya

"Baik, bagaimana dengan mu? " Tanya rahell " Oh... Ia tumben tidak bareng revan?" Ucapan rahell pun membuat Arrian terdiam seribu bahasa.

"Ri kenapa? Aku salah bicara yah? " Balas rahell

"Tidak kok hell seharusnya aku harus jujur sama kamu dari awal"