Kepada siapa kita mampu lontarkan :
duka daun yang habis menjadi abu
tanah-tanah yang muskil air mata
ranting-ranting yang tanggal
dan batang kelompang yang tinggalsiapakah kiranya hendak disalah
sumber daya ataukah manusia
atau jangan-jangan malah Tuhan?
sedang Ia telah meniup selaksa benih
susah-payah, penuh ketelatenandalam benak, diraup-Nya pohon karya-Nya
sedang manusia sibuk memohon
keserakahannya, yang lebihi dewadalam lembut-Nya, Ia berbisik :
“Hai manusia, Kuciptakan kau dari tanah,
dan pada akhirnya kau ‘kan kembali pada tanah,
sedang kini kaubinasakan asal-muasalmu sendiri,
lantas, sesungguhnya apa pula kaumau?”Ia masih tersenyum,
Kau boleh tinggi. Tapi ingat,
jangan hatimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
huru-hara: yang tidak ada
PuisiPUISI | ❝ mulut-mulut sibuk menjelma burung ciat-ciut berakhir tarung pojok sini pendapat begini pojok situ pendapat begitu keberadaan hukum diperdebatkan nyerocos saja katanya ada peraturan toh, undang-undang di mana-mana ketika genting, ia...