Level 3

269 50 2
                                    

8 Oktober 2019
16:40


Luhan tidak bisa menahan air mata lebih lama. Ia berinisiatif membalikkan tubuh mengahadap tembok usang, menghalangi pandangan orang orang dari wajah menyedihkan miliknya, meskipun getaran pada bahu sempit itu tidak bisa dibohongi.

Tangan kanannya masih setia menempelkan ponsel dekat dengan telinga. Biarlah, mendengar hela nafas Sehun juga ia sudah senang, takut takut ia tidak bisa mendengar suara favoritnya lagi setelah ini.

“Kak, mengertilah” diseberang sana Sehun menjambak rambutnya frustasi.

Hidung Luhan mengempis sesaat, menyedot ingus yang siap meluncur melewati hidung, “Apa yang aku tidak mengerti tentangmu Oh Sehun?” nada suara si madu melemah, “Aku mengerti dirimu lebih dari siapapun!” dan menegaskannya pada kalimat terakhir.

“Tidak! Tidak semuanya kau mengerti tentangku” Sehun menjawab tak kalah cepat,“Kau tidak tau bukan bahwa aku sudah tidak mencintaimu? Rasa cintaku padamu sudah habis kak” dustanya.

Luhan tertawa sumbang, “Kemampuan berbohongmu masih saja payah”

“Aku—aku tidak bohong” dan tergagapnya Sehun sudah cukup menjadi bukti, bahwa lelaki tampan itu memang payah dalam hal berbohong.

“Katakan bahwa kau juga masih mencintaiku, brengsek!” merasa emosi semakin menguasai, bibir manisnya tidak bisa menahan untuk tidak memaki sang kekasih.

“Jangan datang malam ini” alih alih menjawab, Sehun justru mengulang kalimat itu lagi.

Kalimat inti sebagai alasan mengapa ia menelpon Luhan.

“Kenapa?” tanya si madu ketus.

“Pokoknya aku melarangmu datang!” jawaban Sehun tetap kokoh pada pendirian.

Ia sudah memikirkan matang matang segala konsekuensi  jika kekasihnya –atau mantan- berani menginjakkan selangkah saja kaki di halaman gedung, sudah bisa dipastikan segalanya akan hancur.

“Aku akan tetap datang” tukas Luhan mantap, “Jangan khawatir, aku tidak akan mengacaukan acara pernikahanmu” sederet kalimat meyakinkan juga ia lontarkan.

Lagi lagi suara diseberang menghela nafas, “Kau mungkin tidak akan mengacaukannya, tapi aku yang akan mengacaukan acara pernikahanku sendiri”

“Oh bukankah itu bagus? Kita bisa mengganti mempelai pilihan ibumu dengan aku” suara tawa sarkas terdengar ditelinga Sehun, “Omong omong siapa namanya? Hyunsoo? Jungsoo?” tanya Luhan lagi setelah tawanya mereda.

“Aku tidak segila itu untuk melakukannya, dan namanya Kyungsoo. Do Kyungsoo” Sehun hampir saja menyerah melawan kekeras kepalaan Luhan.

“Aku akan membantumu segila itu untuk melakukannya” bibir Luhan tersenyum jahat, kalau takdir terus terusan mempermainkan begini, ia mau jadi orang jahat terus saja, asal bisa mendapatkan Sehun kembali.

“Aku tidak bisa” kata Sehun telak tak terbantah, “Selamat tinggal kak Luhan, dan terima kasih atas tiga tahun kebersamaan kita” Luhan tau, Sehun berat untuk mengatakannya.

“Aku mencintaimu” setelah berkata demikian, Luhan terisak semakin kencang, abai pada tatapan bertanya beberapa orang berlalu lalang disampingnya.

Sehun sengaja tidak segera menutup panggilan, ia masih ingin mendengar suara tangisan mantan kekasihnya, sebelum menjawab, “Aku lebih mencintaimu”

Sambungan terputus. Layar ponsel milik Luhan kembali menggelap. Sama seperti kehidupannya tanpa Sehun setelah ini.

Gelap, tak berwarna.

Mendapatkan kesadaran kembali, lelaki manis itu berlari melalui sepanjang trotoar, menundukkan kepala menyembunyikan air mata. Ingin cepat cepat sampai di apartemen dan meluapkan segala kekesalan disana.

TBC

Vote sama commentnya donk teman teman (ಥ ͜ʖಥ)

Miel | EXO hunhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang