Level 13

159 41 0
                                    

14 Desember 2016
20:12

Omong omong soal ciuman. Lelaki berhidung mancung itu sudah hapal betul dimana letak kelemahan kekasihnya. Luhan suka sekali diberi ciuman pada bagian dahi.

Ia pernah mengatakan secara gamblang dulu, saat keduanya berciuman di bibir untuk pertama kali. Menurut Luhan, memberi ciuman di dahi lebih terkesan tulus dari pada di bibir. Tapi, bukan berarti mereka tidak pernah ciuman di bibir.

Luhan kadang merasa kesal saat ia ingin gantian memberi ciuman di dahi Sehun. Pasalnya ia selalu kesusahan meraih dahi si kekasih. Luhan sudah pasti kalah telak saat beradu masalah tinggi badan jika melawan Sehun. Tubuh mungilnya tidak akan bisa menyamai sampai kapanpun.

Maka dari itu, si mungil selalu meminta si tinggi untuk sedikit menunduk agar bibirnya mampu mencapai dahi. Dalam benaknya ia sungguh ingin membalas kecupan lembut yang biasa Sehun berikan.

Lalu Sehun mau menurut begitu saja?

Ya, tentu.

Ehmm—itu hanya adalam angan Luhan. Nyatanya Sehun tidak akan mau menurut begitu saja.

Sehun justru mendongakkan kepala lebih tinggi, atau ia akan sengaja menjinjit agar bibir Luhan mengenai bibirnya, bukan dahinya.

Pernah suatu kali Sehun –berpura- menuruti keinginan Luhan, ia menekuk lutut sedikit sampai wajahnya sejajar dengan si kekasih. Bibir Luhan sudah mengerucut, matanya juga sudah terpejam, bersiap memberikan kecupan lembut di dahi Sehun.

Tapi sebelum bibir Luhan mendekat, Sehun lebih dulu menegakkan tubuh kembali. Menjahili kekasihnya sudah termasuk kegiatan favorit mahasiswa tahun terakhir itu.

Wajah kesal Luhan selalu tampak menggemaskan. Apa lagi saat ia mengomel dengan bibir mengerucut. Rasanya ia ingin menyimpan Luhan dalam kantong.

Jangan pikir Luhan tidak melawan. Lelaki manis itu akan tetap berusaha menahan bahu lebar Sehun, memaksa untuk lebih menunduk. Jika masih belum berhasil, kedua tangannya akan saling bertaut dibelakang leher si dominan dan memanjat paksa tubuh tinggi Sehun sampai kaki kurus milik Luhan berhasil melingkar di pinggang kekasihnya.

Setelah beberapa kali percobaan, metode tersebut sudah terbukti ampuh. Bibir Luhan selalu sukses menempel pada dahi Sehun. Sehun yang sudah hafal tak tik Luhan, kadang harus bergerak lebih cepat sebelum tubuhnya kembali dipanjat untuk kesekian kali.

Memiliki telapak tangan besar setidaknya memberi keuntungan, ia tentu dengan mudah menahan kedua pergelangan tangan kurus Luhan sekaligus. Lalu melontarkan kalimat kalimat godaan yang membuat si madu berdecak kesal.

"Ayo sini cium bibirku saja" Sehun mulai mengejek seraya memajukan bibirnya.

"Tadi kan sudah, sekarang giliran dahimu" rengek Luhan seraya terus memberontak ingin lepas dari cengkeraman Sehun.

CUP!

Bibir Sehun mendarat sekilas di atas bibir Luhan, "Mau lagi?"

"Tidak"

"Tidak berarti iya" setelah berkata demikian, Sehun memberi ciuman di pipi kiri Luhan.

"Ya sudah, kalau begitu iya" kata Luhan pasrah.

Sekarang gantian pipi kanan Luhan yang jadi sasaran, "Iya berarti iya"

"Curang!" pekik Luhan tak terima.

Sehun tertawa renyah, mau ekspresi senang, sedih, marah Luhan tetap terlihat menggemaskan. Dan Sehun tidak tahan untuk tidak menghujani ciuman pada wajah menggemaskan kekasihnya itu.

Mulai dari bibir, dahi, hidung dan kedua belah pipi Luhan sudah Sehun jelajahi. Sementara si korban, masih menampakkan eskpresi kesal. Luhan kan ingin mencium Sehun juga!

Pada akhirnya Luhan mengerahkan seluruh tenaga untuk bisa lepas dari cengekaraman sang kekasih. Begitu kedua tangannya berhasil lolos, ia mendorong Sehun sampai terjerembab diatas sofa malas miliknya. Luhan bergerak secepat mungkin untuk menindih tubuh jangkung Sehun, berpikir bahwa si kekasih pasti tidak bisa bergerak jika tubuhnya di beri beban berat tubuhnya.

Benar saja. Trik Luhan kali ini berhasil. Mungkin karna si tinggi tidak sempat mengambil kuda kuda, jadi Luhan mudah saja menindihnya, membiarkan Sehun tak bisa bergerak karna menahan beban tubuh si mungil.

"Kena kau sekarang" Luhan berujar senang.

Sehun yang berada dibawahnya hanya menyeringai, seolah mengatakan bahwa ia belum kalah.

Luhan memposisikan tubuhnya mengangkangi sang kekasih. Mendudukkan bokongnya diatas perut ber-abs sexy tersebut, lantas mencondongkan kepala menuju dahi lelaki dibawahnya. 

Senyuman puas tercipta. Butuh perjuangan besar untuk bisa mencium dahi kekasihnya sendiri. Aksi balas dendam sudah terlaksana.

Setelah itu Luhan tidak langsung bangkit dari tubuh besar sang kekasih. Setelah puas balas memberi hujan kecupan di area wajah, Luhan pasti merebahkan tubuhnya di atas tubuh Sehun. 

Memperlakukan seolah seonggok tubuh manusia yang ia tindih adalah sofa. Kepala si mungil ia sejajarkan pada dada Sehun, menikmati debaran jantung tak beraturannya.

TBC


Miel | EXO hunhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang