AKU MENCOBA BAIK-BAIK SAJA

74 6 0
                                    

seharusnya kau sadar,
perempuan yang kau tinggalkan tanpa kau sadari tengah menangis diam-diam, meratap do'a pelan-pelan, mendo'akan yang baik-baik untukmu walau kau memilih tetap pergi.

______________________________________

esok harinya sebelum aku mengetahui segalanya, aku diajak bertemu dengan putra seperti biasa, kami senang sekali main kesana kemari entah itu kerumahku atau kerumah putra.

tapi, malam itu putra sedang bermain dengan temannya tetapi dia mengajakku untuk kerumahnya

"lagi dimendal ni, gue jemput yaa, maen kerumah"

tadinya aku ingin menolak tetapi, aku ingat selama aku pelatihan kemarin aku tak meluangkan waktu untuknya.

"okeei, jemput yaa" aku pun membalas chatnya
"iyaa, otw ni dari mendal"

aku pun bergegas rapi-rapi dengan pakaian seadanya lalu aku menunggu putra didepan gang rumahku.
tak lama kemudian motor beat biru yang dikendarai oleh putra pun sampai didepan muka ku, aku langsung bergegas naik dibelakangnya.

rumahku dengan rumah putra tidak jauh, bisa sampai kurang lebih 5menit jika berjalan kaki.

disepanjang jalan kami masi terdiam, tak ada percakapan sama sekali, aku yang merasa bersalah karena tak bisa membagi waktu ku dan putra dengan muka yang sedikit kesal.

tak lama kami sampai dirumahnya, aku sudah begitu dekat dengan keluarganya. bahkan dengan mba ve(kakak perempuannya) sudah seperti teman biasa saja.

saat itu, aku dan putra sedang dikamar mas fer(kakak laki-lakinya), lalu putra kedepan untuk mengambil air minum, aku rasanya ingin sekali mengecek hape putra yang sedang tergeletak dikasur.

yang awal ku buka adalah room whatshapp, tak ada apa-apa tak lama tiba-tiba kemudian tanganku bergeser  ke log panggilan.

apa yang ku lihat?

log panggilan perempuan dari atas sampai bawah.

aku tak mengenalnya, bahkan asing namanya bagi diriku.
aku masi mencoba biasa-biasa saja tak lama putra sadar bahwa hapenya berada ditanganku.

dia langsung mencoba merebutnya dariku, aku mencoba menahan tetapi, tenagaku kalah dengan tenaganya.

aku terdiam, tak bisa berbicara apa-apa, hatiku hancur seketika, tak tahu apa yang akan aku lakukan setelah ini.

aku tak banyak bicara, bergegas meminta izin untuk pulang. putra tetap mengantarkan ku pulang.

dirumah aku hanya bisa menangis, menahan rasa kesal. aku tak bisa menyalahkan perempuannya dan tak bisa menyalahkan putra juga.

lalu, siapa yang bersalah(?)

aku tak bisa membedakan mana jurang dan mana lembah saat itu, pikiranku sedang kacau, hati kecilku menangis, semuanya hancur seketika.

putra bukan hanya menghancurkan perasaanku tetapi dia juga menyepelekan kesabaranku.

BERHENTI ATAU BERTAHAN?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang