ANTARA PILIHAN DAN JAWABAN

45 1 0
                                    

setelah aku menjalani harihari ku bersama jek semua terasa lega, semua terasa hilang, semua terasa baru.

diselasela kedekatanku dengan jek, putra terus menghantuiku dengan tindakannya.

menelpon terus-menerus, chat via line. karena disitu aku sudah mengganti nomorku, hanya jek, keluargaku, dan sahabat terdekatku yang tau nomor baruku.

sampai suatu ketika, tepat hari jum'at masih dibulan desember. aku sedang dirumah kakaku dengan ghina tibatiba handphoneku menyala gambar seseorang yang sedang aku usahakan untuk dilupakan. bener sekali! PUTRA MENELPHONEKU VIA WHATSAAP.

seketika rasa ketakutanku memuncak, tak bisa kubendung lagi airmata terus mengalir. sampai aku mengutuk hari itu, aku sangat membenci hari itu!

beberapa kali aku tak menjawab panggilan putra, namun jek memaksaku untuk menjawab panggilan itu.

'angkat sebentar kaa, gapapa'
'jek, aku gamau!'
'kamu gaboleh kayak gitu rizka, aku gapapa kl kamu angkat telpon putra'
'aku gamau!'
'dia cuma mau minta tolong kamu'
'AKU GAMAU!
'rizkaaa'
'jek, plissss! aku gamau. jangan bikin aku marah sama kamu!'
'aku cuma gamau kamu menghilang kayak gini kaa'
'ini pilihan aku, kamu gatau putra kayak apa'
'aku tau, karena dia temen aku'
'tapi kamu gapernah tau rasa sakit yang dia kasih ke aku'

dengan percakapanku dengan jek, putra masih terus meramaikan ponselku dengan panggilan darinya.

ternyata jek sedang bersama putra, tidak dengan putra saja, mereka sedang berkumpul dengan teman-teman yang lainnya.

sudah ku katakan dari awal, jek adalah temanku dan juga temannya putra.

saat itu juga, putra mengetahui kedekatanku dengan jek. jek bilang padaku
'putra udah tau'
'udah tau apa?'
'tentang kita'

disitu aku merasa sangat tidak enak dengan jek, aku takut jek diapa-apakan oleh putra, aku juga takut nantinya aku merusak pertemanan mereka. namun kata jek
'kata putra, aku gapapa deket sama kamu'

dengan perkataan jek seperti itu, aku makin yakin bahwa jek akan diapaapakan oleh putra.
disela itu, ada pesan dari putra

'kaa, angkat'
'p'
'p'
'kaa, tolongin izinin ke mama'
-telpon-
'kaa, angkat dulu sebentar'

aku hanya menscreenshoot chattan aku dengan putra untuk dikirimkan ke jek. namun, aku tidak tau mengapa jek masih memaksaku untuk menolong putra.
'kata putra, tolong bales chat dia'
'aku gamau'
'jangan gitu rizka, nanti disangka aku yang ngajarin kamu kayak gini'
'aku gamau'
'rizkaa, kali ini aja dengerin aku, kali ini turutin permintaan aku. putra butuh kamu'
'disaat aku butuh putra, emg putra ada buat aku?'

seling chat dari putra
'giliran chat dari jek lu bales'
'gue cuma mau minta tolong doang'

dering telponku masi berisik karena putra, akhirnya aku menyerah. aku mengangkat telponnya
'kaa'
'rizka'
aku masih terdiam
'rizka, tolong izinin ke mama gue mau liburan'
aku masih terdiam
'kok diem, giliran sm jek lu ngomong tuh'
'apaansi' ucapku dengan nada santai
'izinin ke mama'
'iya'
'jangan lwt chat, tp lwt langsung'
'gamau'
'kali ini aja tolong izinin'

suara putra diponselku sangatlah lelah, aku tau karena putra sedang sedikit tidak sadar dikala itu.

menangis, miris, sakit.
aku masih menangisi keadaan putra,
aku masih sakit karena putra,
namun, aku tidak bisa melihat putra dengan posisi yang terusterusan seperti itu.

aku tau, mungkin dimata kalian putra memanglah jahat. namun dia tidak sejahat apa yang ada dipikiran kalian,

selingkuh adalah sebuah pilihan, pilihan dimana mencari suasana yang bisa membuat lebih baik sebentar, namun selingkuh hanya diperuntukkan bagi orang yang tidak punya akal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BERHENTI ATAU BERTAHAN?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang